Entri Populer

Entri Populer

Kamis, 05 November 2009

Soal TAP Manajemen 2007.1

TAP 2007.1 (Soal Kasus :”PT. Karya Makmur”).
NASKAH UJIAN
TUGAS AKHIR PROGRAM (EKMA4500)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
MASA UJIAN 2007.1
Kode Naskah ; Tgl Ujian : Sabtu, 19-05-07
Sifat Ujian : Open Book
Boleh Menggunakan Kalkulator

Sesungguhnya, apapun yang Anda perbuat, Tuhan Maha Mengetahui.
Karena itu, bekerjalah dengan jujur dan jangan berbuat curang !

PT. KARYA MAKMUR

PT. Karya Makmur adalah sebuah perusahaan sabun yang didirikan pada tahun 1958 di kota Surakarta oleh dua bersaudara yaitu Liem dan Han. Pada awal tahun berdirinya perusahaan ini menghasilkan sabun cuci bening dengan harapan dapat menarik minat ibu-ibu rumah tangga untuk mencoba menggunakan produk ini. Ternyata, harapan tidak sesuai dengan kenyataan karena tidak banyak ibu rumah tangga yang tertarik menggunakan sabun cuci bening. Oleh karena itu PT. Karya Makmur menghentikan produksi sabun cuci bening dan beralih ke sabun cuci batangan.

Pada awal produksi hingga berjalan sekitar 4 tahun, permintaan produk sabun batangan PT. Karya Makmur terus meningkat, tetapi setelah memasuki tahun kelima permintaan sabun batangan mulai merosot dan puncaknya pada tahun ini tingkat permintaan sabun batangan tinggal 30% sehingga manajemen mempertimbangkan untuk beralih ke jenis produk sabun lain yang pada saat ini masih digemari oleh para ibu rumah tanggal, yaitu sabun krim dan sabun bubuk. Namun mengingat terbatasnya sumber daya dan pangsa pasar sabun krim dan sabun bubuk, perusahaan terpaksa harus menentukan prioritas produk yang akan diproduksi untuk dilempar ke pasar. Untuk itu, perusahaan melakukan prosedur penyaringan ide, terutama ditujukan untuk membuang ide produk baru yang tidak selaras dengan tujuan dan/atau sumber dari perusahaan.

Kegiatan penyaringan ide sebagai salah satu tahapan penting dalam daur pengembangan produk baru tersebut dilakukan dalam tahap dua. PERTAMA, membuat suatu pendapat secara cepat untuk melihat apakah akan membuat produk baru sesuai dengan rencana perusahaan, keahlian teknis yang dimililki dan kemampuan financial perusahaan. KEDUA, menentukan urutan ide secara lebih terinci berdasarkan pada faktor-faktor yang berkaitan dengan pengembangan produk dan memberikan penilaian secara kualitatif terhadap factor-faktor tersebut. Hasil penilaian secara kualitatif dan bobot masing-masing factor untuk masing-masing sabun krim dan sabun bubuk dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1 : Penilaian Produk Sabun Krim dengan Metode Nilai Faktor Tertimbang :


FAKTOR

BOBOT NILAI FAKTOR
Sangat Baik
( 5 ) Baik

( 4 ) Sedang

( 3 ) Jelek

( 2 ) Sangat
Jelek
( 1 )
Hubungan terhadap saluran distribusi
yang ada 0.08 v
Hubungan terhadap produk yang ada 0.08 v
Hubungan terhadap kualitas / harga 0.07 v
Kemampuan diperdagangkan 0.12 v
Pengaruhnya terhadap penjualan produk
yang ada 0.05 v
Luas Pasar 0.15 v
Daya tahan terhadap perubahan siklis 0.14 v
Keperluan peralatan 0.08 v
Keperluan SDM dan pengetahuan
produksi 0.08 v
Penyediaan Bahan Baku 0.01 v
Pertumbuhan jumlah pemakai 0.05 v


Tabel 2 : Penilaian Produk Sabun Bubuk dengan Metode Nilai Faktor Tertimbang :


FAKTOR

BOBOT NILAI FAKTOR
Sangat Baik
( 5 ) Baik

( 4 ) Sedang

( 3 ) Jelek

( 2 ) Sangat
Jelek
( 1 )
Hubungan terhadap saluran distribusi
yang ada 0.08 v
Hubungan terhadap produk yang ada 0.09 v
Hubungan terhadap kualitas / harga 0.1 v
Kemampuan diperdagangkan 0.1 v
Pengaruhnya terhadap penjualan produk
yang ada 0.06 v
Luas Pasar 0.15 v
Daya tahan terhadap perubahan siklis 0.1 v
Keperluan peralatan 0.07 v
Keperluan SDM dan pengetahuan
produksi 0.07 v
Penyediaan Bahan Baku 0.13 v
Pertumbuhan jumlah pemakai 0.05 v


Dalam mengkaji kemungkinan pengembangan produk baru ini perusahaan juga melakukan analisis biaya untuk mengetahui potensi financial dari rencana pengembangan produk sabun krim dan sabun bubuk. Untuk itu perusahaan membuat penghitungan perkiraan biaya, harga jual, dan penjualan untuk kedua produk tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3 : Perkiraan Biaya, Harga Jual, dan Penjualan SABUM KRIM:
Tahun Harga per unit
(Rp.) Biaya Variabel per
Unit (Rp.) Kuantitas Penjualan
(Unit) Net Cash Inflow
Pertahun (Rp.)
1 1700 986 91.000 64.974.000
2 1750 1050 88.000 61.600.000
3 1850 1075 89.000 68.975.000
4 1900 1100 88.000 70.400.000
5 1950 1150 90.000 72.000.000


Tabel 4 : Perkiraan Biaya, Harga Jual, dan Penjualan SABUM BUBUK:
Tahun Harga per unit
(Rp.) Biaya Variabel per
Unit (Rp.) Kuantitas Penjualan
(Unit) Net Cash Inflow
Pertahun (Rp.)
1 2100 1260 74.000 62.160.000
2 2300 1350 71.000 67.450.000
3 2350 1400 67.000 63.650.000
4 2800 1650 65.000 74.750.000
5 3000 1800 58.000 69.600.000

Untuk menghadapi kemungkinan memproduksi sabun krim dan sabun bubuk diperkirakan perusahaan perlu menambah karyawan. Dalam merekrut karyawan baru perusahaan biasanya menggunakan RECRUITING YIELD PYRAMID untuk menghitung jumlah pelamar yang harus dihasilkan perusahaan. Dari pengalaman yang lalu diperoleh data sebagai berikut :
1. Rasia antara penawaran dengan karyawan (baru) yang benar-benar diangkat adalah 3 : 1.
2. Rasio antara calon karyawan yang diwawancara dengan penawaran yang diberikan perusahaan adalah 3 : 2
3. Rasio antara calon karyawan yang diundang untuk wawancara dengan calon yang senyatanya diwawancara adalah 4 : 3.
4. Rasio antara calon karyawan yang pertama kali kontak dengan perusahaan dengan yang benar-benar diundang adalah 5 : 1.

PERTANYAAN :
Dari data diatas Saudara diminta untuk :
1. Menghitung nilai indeks produk baru (sabun krim dan sabun bubuk) melalui metode nilai factor tertimbang serta menentukan produk mana yang menjadi prioritas perusahaan untuk diproduksi. (Nilai 25%).
2. Menghitung tingkat PAYBACK PERIOD untuk masing-masing produk sabum krim dan sabun bubuk jika diketahui besarnya investasi untuk memproduksi sabun krim sebesar Rp. 150.000.000,00 sedangkan untuk sabun bubuk sebesar Rp. 200.000.000,00. (Nilai 25%).
3. Menghitung besarnya produksi lima tahun mendatang untuk sabun krim dan sabun bubuk (Perusahaan menetapkan untuk sabun krim : persediaan awal sebesar 20.000 unit dan persediaan akhir sebesar 30.000 unit. Sabun Bubuk : persediaan awal sebesar 15.000 unit dan persediaan akhir sebesar 25.000 unit ). (Nilai 25%).
4. Menentukan besarnya pengontak awal (dengan menggunakan recruiting yield pyramid) yang harus dihasilkan oleh perusahaan jika perusahaan menetapkan jumlah karyawan yang akan diangkat sebanyak 30 orang. (Nilai 25%).

Selamat Mengerjakan !!
pustaka :jtriwiyanto

1 komentar:

  1. Terima Kasih atas conto soalx
    nya,,,
    mohon dikirimkan jawabannya,mksh

    BalasHapus