Entri Populer
-
Deskripsi Matakuliah : EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis Sri Handaru Yuliati Harga Buku : Rp. 64.500,- (disertai multimedia) 3 SKS - Modu...
Entri Populer
-
Deskripsi Matakuliah : EKMA4216 Manajemen Pemasaran Basu Swastha Dharmmesta Harga Buku : Rp. 54.500,- (disertai multimedia) 3 SKS - Modul 1-...
Kamis, 12 November 2009
ESPA4110 Pengantar Ekonomi Makro
Deskripsi Matakuliah :
Deskripsi Matakuliah :
ESPA4110 Pengantar Ekonomi Makro
Soelistyo
Harga Buku : Rp. 68.500,- (disertai multimedia)
3 SKS - Modul 1-9 / Edisi 1
ISBN : 9796895420
DDC22 : 339
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2003 Mata kuliah ini membahas tentang pengertian ilmu ekonomi, permasalahan dasar ekonomi, konsep-konsep ilmu ekonomi makro seperti penawaran dan permintaan agregat, pendapatan nasional, perekonomi dua sektor beserta landasan teorinya, keseimbangan ekonomi makro, uang dan bank beserta kebijakannya, peranan pemerintah, APBN, sistem ekonomi internasional (valas, neraca pembayaran), pertumbuhan dan pembangunan, serta teori ekonomi pada abad 20.
pembelian online:
http://ebook.ut.ac.id
Tinjauan Mata Kuliah
Secara keseluruhan mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Makro berupaya memperkenalkan berbagai konsep, masalah dan kebijaksanaan Ekonomi Makro yang mencakup aspek pendapatan, pengangguran, inflasi, konsumsi, tabungan, investasi, uang, suku bunga, peranan pemerintah, hubungan ekonomi luar negeri dan pertumbuhan serta pertumbuhan ekonomi nasional yang setiap waktu selalu dijumpai dan dihadapi oleh siapapun juga, sehingga pemahaman hubungan konsep, masalah dan kebijakan tersebut akan membawa manfaat yang tidak sedikit bagi pengembangan dan kehidupan setiap warga negara. Mata kuliah ini terdiri dari sembilan modul. Sembilan modul ini dipaparkan secara relatif sederhana agar dapat membantu Anda memahami berbagai masalah ekonomi yang Anda hadapi dalam kehidupan Anda sehari-hari dan memberikan landasan untuk mengembangkan analisis sederhana untuk mencari pemecahannya.
Modul pertama akan membahas sejarah perkembangan ilmu ekonomi dan permasalahan dasar ekonomi yang dihadapi setiap masyarakat serta mekanisme pemecahannya secara umum, maupun untuk Indonesia khususnya.
Modul kedua akan membahas tentang sasaran pokok analisis ekonomi makro, konsep perhitungan dan masalah-masalah yang berkaitan dengan sifat dan ruang lingkup pengertian Produk Nasional Bruto.
Modul ketiga akan membahas tentang analisis arus perputaran Produk Nasional Bruto beserta konsep permintaan dan penawaran agregat, analisis konsumsi dan tabungan, masyarakat investasi, serta keseimbangan ekonomi makro untuk dua sektor.
Modul keempat akan membahas tentang fungsi dan peranan uang, penciptaan uang giral, jumlah uang beredar dan permintaan uang, serta kebijakan moneter dan peranan bank sentral.
Modul kelima akan menjabarkan tentang peranan pemerintah dalam berbagai sistem ekonomi nasional, analisis tentang pajak dan APBN sebagai pengatur jalannya roda perekonomian melalui kebijakan fiskal.
Modul keenam menjelaskan konsep tentang pasar, analisis keseimbangan ekonomi makro, serta peranan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dalam pendekatan IS dan LM.
Modul ketujuh membahas tentang pengertian dan peranan hubungan ekonomi internasional, pembiayaan internasional dan neraca pembayaran serta pasar valuta.
Modul kedelapan akan membahas tentang berbagai kebijakan hubungan ekonomi luar negeri, termasuk regionalisasi dan lembaga-lembaga internasional.
Modul kesembilan akan membahas tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, serta perkembangan berbagai aliran dalam ilmu ekonomi.
Rangkuman seluruh isi mata kuliah ini dapat Anda lihat pada diagram berikut ini.
Setelah Anda selesai mempelajari keseluruhan modul ini diharapkan Anda mampu:
1. menjelaskan berbagai konsep dasar yang sering digunakan untuk menganalisis permasalahan ekonomi makro;
2. menjelaskan sasaran-sasaran pokok analisis ilmu ekonomi makro, khususnya tentang konsep dan perhitungan Produk Nasional Bruto;
3. melakukan analisis arus perputaran Produk Nasional Bruto beserta konsep-konsep yang melandasinya untuk ekonomi dua sektor;
4. menjelaskan fungsi dan peranan uang dan bank serta kebijakan moneter;
5. menjabarkan peranan pemerintah sebagai pengatur jalannya roda perekonomian melalui kebijakan fiskal;
6. menganalisis keseimbangan pasar ekonomi makro melalui pendekatan IS LM;
7. menjelaskan tentang berbagai kebijakan hubungan ekonomi luar negeri termasuk regionalisasi dan lembaga-lembaga internasional;
8. menjelaskan tentang berbagai kebijakan hubungan ekonomi luar negeri temasuk regionalisasi dan lembaga-lembaga internasonal; dan
9. menjelaskan tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi serta perkembangan berbagai aliran dalam ilmu.
Rangkuman Mata Kuliah
MODUL 1
SEJARAH, PENGERTIAN DAN PERMASALAHAN EKONOMI
Kegiatan Belajar 1
Sejarah dan Pengertian Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi, khususnya sejak buku Adam Smith "The Wealth of Nations" diterbitkan, tidak mengalami banyak perkembangan. Pada dasarnya ilmu ekonomi menelaah interaksi antara pelaku ekonomi dalam usahanya untuk memahami fungsi serta kedudukan mereka masing-masing. Perilaku ekonomi mereka berkisar pada upaya memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan mereka. Karena kebutuhan pada hakikatnya tidak terbatas, baik jumlah maupun ragamnya, padahal sumber daya relatif terbatas, manusia selalu dihadapkan pada pemilihan keperluan yang harus dipenuhi sesuai dengan prioritas masing-masing individu, organisasi atau masyarakat. Karena itu ilmu ekonomi kadang-kadang dikenal sebagai "the science of choice"
Pilihan dan kelangkaan, satu hal yang perlu Anda pahami adalah bahwa setiap barang kecuali barang bebas hanya dapat diperoleh melalui pengorbanan dalam bentuk apa saja, misalnya uang, waktu, tenaga, barang lain dan sebagainya. Barang seperti itu adalah barang langka. Karena itu setiap kita bicara tentang perolehan atau pemanfaatan sesuatu barang atau sumber daya, kita selalu berbicara tentang biaya alternatif, yaitu alternatif terbaik yang harus dikorbankan karena kita memperoleh hasil atau manfaat sesuatu barang atau sumber daya yang mempunyai penggunaan alternatif (pilihan alternatif terbaik kedua yang tidak jadi diperoleh atau dihasilkan karena alternatif terbaik pertama sudah dipilih).
Kegiatan Belajar 2
Permasalahan Dasar Ekonomi
Setiap masyarakat atau negara selalu menghadapi tiga permasalahan dasar ekonomi yang harus diselesaikannya. Ketiga permasalahan dasar ekonomi itu adalah penentuan barang dan jasa apa saja yang sebaiknya dihasilkan, bagaimana cara menghasilkan barang dan jasa tersebut, serta untuk siapa barang dan jasa yang sudah dihasilkan itu dibagikan.
Bergantung dari pandangan hidup, ideologi, sejarah perkembangan bangsa dan sebagainya setiap masyarakat atau negara akan berupaya memecahkan permasalahan dasar ekonomi itu dengan caranya sendiri-sendiri. Mekanisme yang dipilih dapat dikelompokkan secara kasar dalam mekanisme pasar, mekanisme perencanaan terpusat dan mekanisme campuran.
Mekanisme ekonomi Indonesia adalah mekanisme campuran sesuai dengan yang diamanatkan oleh UUD 1945 dengan landasan demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila.
Kegiatan Belajar 3
Materi Pokok Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi pada dasarnya dapat dibedakan dalam ilmu ekonomi mikro yang mempelajari satuan-satuan kecil, mempergunakan asumsi ceteris paribus, analisis bersifat parsial dan ilmu ekonomi makro yang mengkaji satuan-satuan yang besar, menyeluruh, agregat, sehingga analisisnya tidak lagi bersifat parsial, asumsi ceteris paribus tidak lagi digunakan.
Permintaan adalah sebuah konsep yang digambarkan sebagai suatu skedul yang menunjukkan hubungan antara berbagai jumlah yang diminta misalkan barang X pada berbagai tingkat harga. Dalam pengertian makro permintaan adalah permintaan agregat yaitu permintaan barang secara keseluruhan yang tersedia di pasar, bukan permintaan barang X saja tetapi permintaan barang X, Y dan Z. Hal di atas berlaku pula bagi penawaran yang hukumnya berlawanan dengan hukum permintaan.
Permintaan dilakukan oleh konsumen untuk membeli produk dan penawaran dilakukan oleh produsen untuk menjual produk dan bertemu di pasar, sehingga apabila keseimbangan pasar tercapai maka jumlah produk yang diminta sama dengan jumlah produk yang ditawarkan.
MODUL 2
PRODUK DOMESTIK BRUTO
Kegiatan Belajar 1
Pengertian dan Ruang Lingkup
Produk Domestik Bruto sebagai alat ukur kemakmuran material sesuatu negara, penanda keberhasilan kinerja ekonomi nasional maupun sebagai wadah berbagai permasalahan ekonomi merupakan sesuatu petunjuk bagi dilakukannya berbagai kebijakan ekonomi yang diperlukan. Perhitungan PDB modern dimulai oleh Amerika Serikat dan hasilnya dilaporkan pada NBER (National Bureau of Economic Research) pada tahun 1941. Bersamaan dengan itu pandangan ilmuwan ekonomi pada ilmu ekonomi makro juga mulai berubah. Kalau sebelumnya perhatian para ekonom difokuskan pada ilmu ekonomi mikro maka sejak Depresi Besar tahun 1930-an perhatian pada ilmu ekonomi makro mulai mencuat kepermukaan dan berkembang pesat sampai saat ini. Dewasa ini cabang-cabang ilmu ekonomi yang bersumber pada ilmu ekonomi makro semakin berkembang pula, seperti ilmu ekonomi internasional, ilmu ekonomi moneter, ilmu ekonomi publik, ilmu ekonomi lingkungan, ilmu ekonomi kesehatan dan sebagainya.
Produk Domestik Bruto dengan cara pendekatan produksi didefinisikan sebagai keseluruhan nilai pasar produk-produk akhir yang dihasilkan oleh suatu negara/masyarakat dalam waktu satu tahun. Cara perhitungan PDB dengan pendekatan ini relatif lebih mudah dilakukan tetapi makna PDB sebagai wadah tempat berbagai masalah ekonomi yang ada kaitannya dengan berbagai kebijakan ekonomi yang dilakukan tidak terlihat secara jelas. Berbagai permasalahan yang menyangkut tentang pengeluaran konsumsi, investasi, peran pemerintah, ekspor, impor, pajak, pengangguran, dan sebagainya tidak terekam secara langsung dalam perhitungan PDB dengan cara pendekatan produksi. Untuk penjabaran lebih jauh pendekatan pengeluaran lebih banyak digunakan dan pendekatan inilah yang akan diikuti pada modul-modul berikutnya.
Kegiatan Belajar 2
Konsep Produk Domestik Bruto dengan Pendekatan lain
Untuk menghitung besarnya PDB dapat digunakan cara pendekatan pengeluaran. Karena dalam ekonomi makro terdapat empat rumah tangga ekonomi yang berinteraksi dalam kegiatan ekonomi mereka, maka cara pendekatan pengeluaran menggunakan penjumlahan total pengeluaran keempat rumah tangga ekonomi itu. Dengan demikian PDB dapat dirumuskan sebagai pengeluaran total rumah tangga individu, rumah tangga perusahaan, rumah tangga pemerintah dan rumah tangga asing.
PDB = C + I + G + (X-M).
Dengan catatan investasi yang dimasukan dalam perhitungan itu (sebagai pengeluaran rumah tangga perusahaan) adalah investasi bruto, yaitu keseluruhan investasi yang terjadi dalam waktu satu tahun yang terdiri dari investasi untuk mengganti alat-alat produksi yang rusak karena dipergunakan untuk berproduksi (depresiasi = penyusutan) dan pembelian alat-alat produksi maupun gedung-gedung baru untuk menambah dan memperbesar perusahaan (investasi netto).
Sebagai suplemen cara pendekatan pengeluaran untuk menghitung besarnya PDB dipakai pula cara pendekatan penerimaan, yaitu penerimaan total para pemilik faktor produksi selama satu tahun. Penerimaan total pada pemilik faktor produksi tenaga kerja yang berupa upah, gaji, bonus dan sebagainya, penerimaan para pemilik faktor produksi modal yang berupa bunga, penerima para pemilih faktor produksi tanah yang berupa sewa dan penerimaan para wirausahawan yang berupa laba
PDB = U + B + S + L + DEP + PTL
Depresiasi dan pajak tidak langsung harus ditambah karena dalam cara pendekatan penerimaan ini ada penerimaan yang sebelumnya sudah tidak lengkap lagi karena sudah dipotong Pajak Tidak Langsung dan Depresiasi.
Di samping PDB dikenal pula ukuran-ukuran kinerja ekonomi makro yang lain, yaitu, PNB, PNN, PNS, PPI, dan PSP. PDN adalah Pendapatan Domestik Netto yang besarnya sama dengan PDB - DEP. PNS atau pendapatan Nasional adalah (ukuran) penerimaan yang diperoleh rumah tangga ekonomi dari penggunaan sumber daya produktif selama satu tahun, atau penerimaan para pemilik faktor produksi dan upah dan gaji, sewa, bunga netto yang menjadi hak para pemilik faktor produksi modal yang digunakan untuk membiayai produksi serta laba. PPI atau Pendapatan Pribadi adalah (ukuran) penerimaan yang benar-benar diterima oleh para pemilik faktor produksi selama satu tahun, PSP atau pendapatan sisa pakai adalah (ukuran) penerimaan yang benar-benar diterima oleh para pemilik faktor produksi sesudah dikurangi dengan pajak-pajak pribadi.
Kegiatan Belajar 3
Penjabaran dan Sifat-sifat Produk Domestik Bruto
Dalam salah satu definisi tentang PDB dinyatakan bahwa "PDB adalah keseluruhan nilai pasar" Pengertian nilai pasar bermakna nilai PDB bergantung pada tingginya harga-harga produk di pasar. Padahal harga pasar selalu berfluktuasi sehingga nilai PDB pun juga berubah-ubah mengikuti perubahan harga di pasar. Dengan demikian perubahan nilai PDB tidak selalu mencerminkan perubahan kuantitas produknya tetapi dapat terjadi karena perubahan harga saja atau dua-duanya, sehingga peningkatan PDB itu tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk mengatakan bahwa kemakmuran material masyarakat telah berubah pula. Karena itu untuk mengatasi masalah tersebut fluktuasi harga dalam nilai PDB harus dihilangkan. Jika nilai PDB masih mengandung harga pasar yang ada, nilai PDB itu disebut nilai PDB atas dasar harga berlaku, sedangkan nilai PDB sesudah menghilangkan pengaruh perubahan harga pasar disebut nilai PDB atas dasar harga konstan.
PDB hanya menghitung nilai produk akhir saja. Sehingga produk yang berupa barang antara tidak dimasukkan ke dalamnya agar tidak terjadi perhitungan ganda. Tetapi membedakan suatu produk sebagai barang antara atau barang akhir tidak mudah dilakukan. Karena itu PDB akan lebih mudah dihitung dengan menggunakan nilai tambah. Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan pada sesuatu produk setiap kali produk itu melalui satu proses produksi. Dengan demikian PDB tidak lain adalah keseluruhan nilai tambah produk yang dihasilkan oleh sesuatu masyarakat.
PDB sebagai alat pengukur kemakmuran material sesuatu masyarakat memang masih banyak kelemahannya. Kelemahan itu, antara lain, adalah tidak dimasukkannya transaksi-transaki yang tidak melalui pasar, transaksi barang bekas, perubahan kualitas, komposisi dan distribusi produk, nilai waktu luang dan ongkos perusakan ekosistem.
MODUL 3
EKONOMI DUA SEKTOR
Kegiatan Belajar 1
Pengeluaran dan Penawaran Agregat
Fluktuasi ekonomi adalah bagian dari hidup kita. Kegiatan ekonomi nasional selalu berubah-ubah, sehingga selalu akan dijumpai adanya kegiatan ekonomi yang merangsang dan diikuti oleh kenaikan output, kesempatan kerja yang cukup besar dan mungkin pula kenaikan harga, tetapi beberapa waktu kemudian kegiatan ekonomi akan melemah yang diikuti oleh turunnya output dan kesempatan kerja. Laju peningkatan output maupun kesempatan kerja akan naik dan turun selama beberapa waktu tetapi sifatnya sangat tidak ajeg baik lamanya maupun intensitasnya. Tujuan utama ilmu ekonomi makro adalah untuk menganalisis dan mencari landasan penjelasan mengapa dan apa akibat yang ditimbulkan oleh fluktuasi ekonomi serta menganjurkan atau menemukan atau mengevaluasi cara untuk mengatasi permasalahan yang timbul sebagai akibat adanya fluktuasi ekonomi itu maupun untuk memperlunak intensitasnya dan memperpendek waktunya sehingga akibat yang ditimbulkan tidak terlalu menganggu jalannya roda perekonomian.
Fluktuasi ekonomi terdiri dari gerakan-gerakan yang dapat berawal dari puncak untuk kemudian menurun dan menuju ke resesi dan dapat menuju ke depresi (lembah) dan selanjutnya mulai ada ekspansi dan pemulihan dari resesi yang kadang-kadang menuju ke inflasi (puncak) atau gerakan-gerakan yang sebaliknya. Walaupun fluktuasi ekonomi selama ini selalu kita alami namun dilihat dari kecenderungan jangka panjang (trend) output maupun kesempatan kerja menunjukkan adanya kenaikan.
Pengangguran sebagai akibat adanya resesi dapat dibedakan menjadi pengangguran friksional yang merupakan jenis pengangguran yang selalu ada karena mobilitas para pencari kerja yang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain atau dari daerah satu ke daerah yang lain; pengangguran struktural sebagai akibat pergeseran pola pengeluaran barang dan jasa atau perubahan teknologi sehingga industri-industri tertentu hancur atau berubah total, dan pengangguran siklikal yang merupakan akibat dari turunnya output karena ekonomi nasional tidak mampu mendorong output merealisasikan potensinya. Di samping itu masih ada bentuk pengangguran lain yang diakibatkan karena pekerjaan yang sifatnya tidak konstan (musiman).
Teori Klasik menganggap bahwa pengangguran yang terjadi sifatnya adalah sementara saja. Apabila mekanisme pasar dibiarkan berjalan tanpa intervensi, maka secara otomatis fleksibilitas harga output dan input untuk berubah mengikuti bekerjanya kekuatan pasar akan mendorong ekonomi nasional kembali ke tingkat pengerjaan penuh. Tetapi Teori Klasik mengalami pukulan hebat pada saat terjadi Depresi Besar tahun 1930'an. Depresi itu berlangsung bertahun-tahun dan mengakibatkan ekonomi nasional maupun internasional menjadi rusak parah. Keynes dalam bukunya "The General Theory" menyatakan bahwa pengangguran justru merupakan kondisi yang normal. Hal ini disebabkan antara lain, karena tabungan, S, yang diinginkan dan investasi, I, yang direncanakan (ex ante) umumnya tidak pernah sama karena pelakunya maupun motivasi yang mendasarinya pun berbeda. Karena itu pula campur tangan pemerintah diperlukan agar kondisi ekonomi dapat diarahkan untuk mencapai potensi maksimalnya, yaitu ekonomi dengan pengerjaan penuh (full employment)
Kegiatan Belajar 2
Pengeluaran Agregat Ekonomi Dua Sektor
Fungsi konsumsi adalah fungsi yang mempunyai kedudukan penting dalam teori Keynes. Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menghubungkan konsumsi dengan pendapatan nasional. Jika pendapatan nasional meningkat, konsumsi juga akan meningkat tetapi pada umumnya peningkatannya tidak dalam proporsi yang sama dengan peningkatan pendapatan nasional. Tambahan konsumsi sebagai akibat dari tambahan pendapatan nasional disebut hasrat marginal untuk berkonsumsi atau MPC (marginal propensity to consume). Karena pendapatan yang tidak dikonsumsi diasumsikan ditabung, maka Y = C + S dan MPC + MPS = 1. MPC dan MPS menggambarkan masing-masing kemiringan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Fungsi konsumsi sendiri dapat bergeser ke atas atau ke bawah apabila faktor-faktor selain pendapatan nasional berubah, seperti kekayaan (wealth), tingkat harga umum, pengharapan tentang berbagai hal di masa depan, sikap dan perilaku masyarakat dan sebagainya. Di samping MPC dan MPS dikenal pula pengertian APC dan APS (average propensity to consume dan average propensity to save) yang besarnya adalah:
Hubungan konsumsi dan pendapatan tampaknya sederhana saja, tetapi setelah diteliti lebih jauh ada dua hal yang memerlukan pengkajian lebih jauh yaitu: 1) bentuk hubungan itu sendiri dan 2) pengertian tentang konsumsi dan pendapatan. Jikalau Keynes berpendapat bahwa dalam hubungan konsumsi dan pendapatan itu terdapat konsumsi otonom dengan MPC yang menurun apabila pendapatan meningkat, ternyata studi Kuznets tidak memperoleh hasil seperti itu. Studi Kuznets menyatakan bahwa konsumsi otonom tidak ada dan MPS adalah konstan. Dari teori Keynes dan studi Kuznets tumbuh upaya untuk mencari kejelasan tentang bentuk hubungan yang sebenarnya.
Secara umum dapat dikatakan teori Keynes mungkin benar dalam jangka pendek tetapi dalam jangka panjang studi Kuznets tampaknya lebih realistik. Dalam kaitan ini berkembang teori baru yang mula-mula dikembangkan oleh Friedman dan kemudian menjadi bagian penting dalam ilmu ekonomi makro, yaitu konsep tentang konsumsi permanen dan pendapatan permanen yang mempunyai hubungan yang bersifat proporsional.
Investasi adalah pengeluaran rumah tangga perusahaan untuk membeli barang modal riil yang dapat berbentuk alat-alat produksi baru, rumah-rumah tinggal, gudang, pabrik baru maupun perubahan nilai barang cadangan yang ada di gudang atau ditempat lain. Karena pengeluaran investasi ini menyangkut pengeluaran untuk membeli barang modal yang tidak habis sekali pakai, keputusan untuk melakukan pengeluaran investasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal di samping faktor-faktor internal sendiri. Dengan demikian investasi merupakan variabel yang sangat labil, padahal peranan investasi untuk mendorong kegiatan ekonomi dan peningkatan PDB adalah sangat esensial. Pengeluaran investasi adalah pengeluaran yang dapat terjadi di sepanjang tahun sehingga merupakan variabel arus sedang jumlah barang modal yang sudah ada pada saat tertentu disebut variabel stok, yaitu stok modal. Ketersediaan stok modal mempengaruhi keputusan di tingkat perusahaan (makro) untuk melakukan investasi, tetapi bagi seluruh rumah tangga perusahaan (makro) keputusan melakukan investasi lebih banyak dipengaruhi oleh tingginya suku bunga.
Kegiatan Belajar 3
Analisis Keseimbangan Makro
Keseimbangan pendapatan nasional dapat dihitung melalui dua cara pendekatan, yaitu: (a) pendekatan pengeluaran agregat sama dengan penawaran agregat, (b) pendekatan kebocoran sama dengan injeksi.
Dalam ekonomi dua sektor,
pengeluaran agregat : ,
penawaran agregat : Y (digambarkan berupa garis bantu 450),
kebocoran = S = tabungan
injeksi = I = investasi.
Tabungan (yang diinginkan) jarang sekali sama dengan investasi (yang diinginkan) karena motivasi dan pelakunya berbeda. Hanya dalam keseimbangan, yaitu saat Y = C + I, tabungan (sebenarnya atau yang direalisasikan) = investasi (sebenarnya atau yang direalisasikan).
Investasi, menurut Keynes, adalah variabel yang sangat esensial karena pengaruhnya pada aras pendapatan nasional. Tetapi pengeluaran investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang tahan lama (modal) karena itu sangat dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian. Karena itulah pengeluaran investasi mudah berubah-ubah (labil). Apabila investasi berubah, berubah pulalah pendapatan nasional. kenaikan pendapatan nasional hanya dapat bersifat nominal jika kondisi pengerjaan penuh sudah tercapai dan dapat bersifat riil atau nominal jika kondisi pengerjaan penuh belum tercapai. Perubahan pendapatan nasional karena perubahan investasi berjalan melalui proses multiplier.
Perubahan investasi yang menyebabkan perubahan pada PDB melalui multiplier dapat berlangsung lama dan kadang-kadang tidak semua proses peningkatan PDB itu dapat direalisasikan. Apabila karena sesuatu sebab proses multiplier berhenti di tengah jalan, maka peningkatan PDB pun berhenti. Multiplier tidak dapat berlaku sepenuhnya. Multiplier dilihat sebagai suatu proses disebut multiplier dinamik yang dilawankan dengan multiplier statik yang berupa angka yang besarnya adalah
MODUL 4
UANG DAN BANK
Kegiatan Belajar 1
Uang
Uang adalah sesuatu yang dapat memenuhi dua fungsi pokok, yaitu sebagai alat tukar dan sebagai alat penimbun kekayaan. Fungsi uang sebagai alat tukar mengandung makna bahwa uang dapat digunakan sebagai pengukur nilai dan sebagai alat mempermudah transaksi ekonomi. Fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan mengandung makna bahwa uang adalah kekayaan yang nilainya dapat berubah-ubah sehingga dapat memberikan keuntungan (capital gain) dan kerugian (capital loss) bagi pemiliknya.
Uang yang beredar di masyarakat terutama terdiri dari uang kartal, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, dan uang giral yang berupa cek yang dikeluarkan oleh bank umum. Uang kartal maupun uang giral merupakan surat utang bank, untuk uang kartal oleh bank sentral dan uang giral oleh bank-bank umum. Seluruh uang kartal dan giral yang beredar di masyarakat disebut sebagai uang beredar dalam arti sempit, M1. Di samping uang kartal yang harus diterima sebagai alat pembayaran yang sah dan uang giral yang dikenal sebagai alat pembayaran yang dapat diterima oleh masyarakat, masih ada bentuk uang lain yaitu deposito berjangka, tabungan dan rekening valuta asing milik swasta domestik yang disebut uang kuasi. Seluruh M1 ditambah dengan uang kuasi dikenal sebagai likuiditas perekonomian atau jumlah uang beredar dalam arti luas, M2. Ada lagi alat pembayaran lain yang disebut dengan uang plastik atau kartu kredit. Kartu kredit ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran tetapi bukan uang karena hanya mempunyai fungsi sebagai pemberi utang jangka pendek pada lembaga yang mengeluarkan kartu kredit tersebut kepada pemiliknya.
Menurut teori Klasik, jumlah uang diminta merupakan fungsi kecepatan permintaan uang, pendapatan nasional dan tingkat harga umum, yang dapat dirumuskan sebagai
Jumlah uang riil diminta adalah jumlah uang nominal yang diminta dibagi dengan harga rata-rata merupakan fungsi pendapatan nasional riil dan kecepatan peredaran uang, yang dirumuskan sebagai,
Karena V dalam jangka pendek adalah konstan, maka md berbanding lurus dengan Y. Maka dari itu selama pendapatan nasional tidak berubah jumlah uang riil yang diminta juga tetap tidak berubah. Apabila pendapatan nasional naik dengan 10%, jumlah uang yang diminta juga akan naik sebesar 10%. Menurut Keynes, permintaan uang dilandasi oleh tiga motif yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Jumlah uang diminta dengan motif transaksi dan berjaga-jaga tergantung pada pendapatan nasional nominal sedangkan jumlah uang diminta untuk motif spekulasi tergantung pada tingkat suku bunga, yang dirumuskan sebagai,
Kegiatan Belajar 2
Penciptaan Uang Giral
Sejarah para pengrajin emas pada abad pertengahan menunjukkan bagaimana bank mula-mula timbul. Kegiatan mereka bermula dari membuka tempat penitipan emas kemudian berkembang menjadi pembuat instrumen kredit dengan surat-surat bukti penitipan emas yang akhirnya berubah menjadi uang kertas atau cek, kegiatan yang sekarang masih tetap dilakukan oleh bank-bank umum. Karena keinginan untuk memperoleh laba sebanyak mungkin bank-bank itu memberikan pinjaman jauh lebih besar daripada nilai emas yang dititipkan karena mereka yakin bahwa para penitip emas itu atau pemegang surat bukti penitipan emas tidak akan mengambil emasnya secara bersamaan. Dari pengalaman itu lahirlah sistem cadangan pecahan yang menjadi landasan bagi sistem perbankan menciptakan uang beredar dalam jumlah yang berlipat ganda dibandingkan dengan nilai titipannya. Dalam sistem perbankan modern "emas titipan" itu sekarang terlihat sebagai titipan uang yang disebut sebagai deposito. Deposito ini ada dua macam, yaitu deposito atas permintaan atau giro, yaitu titipan uang yang sewaktu-waktu dapat diambil pemiliknya atau pemegang surat bukti pemilikan dan deposito berjangka, yaitu titipan yang hanya dapat diambil sesuai dengan waktu perjanjiannya. Giro inilah yang menjadi dasar pengeluaran uang giral.
Untuk sebuah bank umum kemampuan menciptakan uang giral dari uang titipan pada bank itu terbatas pada besarnya cadangan berlebih saja. Cadangan berlebih adalah cadangan uang tersisa setelah cadangan aktual yang diperoleh dari titipan uang itu dikurangi dengan cadangan wajib. Cadangan wajib ini besarnya diatur oleh bank sentral. Berapa besar proporsi cadangan berlebih yang akan dipinjamkan atau digunakan untuk membeli surat berharga pemerintah tergantung pada sikap penguasa bank. Sikap penguasa bank dipengaruhi oleh dua kekuatan yang bertolak belakang. Kekuatan yang pertama adalah keinginan memperoleh laba sebesar mungkin, jadi dengan cara meminjamkan seluruh cadangan berlebih, sedang kekuatan kedua adalah keinginan untuk mampu melayani nasabah sebaik mungkin agar setiap kali mereka mengambil uangnya yang dititipkan tidak dikecewakan karena uangnya tidak ada karena sedang dipinjamkan, jadi dengan cara meminjamkan cadangan berlebihnya sesedikit mungkin. Keputusan berapa persen dari cadangan berlebih yang akan dipinjamkan tergantung pada berat mana pertimbangan laba atau keamanan (likuiditas).
Jika sebuah bank umum hanya mampu menciptakan uang giral sebatas cadangan berlebih saja, sistem perbankan, yaitu seluruh bank-bank umum yang ikut berpartisipasi dalam proses penciptaan uang itu mampu menciptakan uang jauh lebih besar daripada nilai titipan uang mula-mula. Banyaknya uang giral yang dapat diciptakan oleh sistem perbankan itu adalah sebesar nilai titipan uang mula-mula dikalikan bila R adalah besarnya rasio cadangan wajib. Maka kegiatan bank perlu diawasi. Di Indonesia pengawas yang ditunjuk adalah Bank Indonesia.
Kegiatan Belajar 3
Kebijakan Ekonomi
Kebijakan moneter adalah salah satu kebijakan ekonomi yang bersifat umum, artinya semua pelaku dan sektor ekonomi akan terkena akibatnya, karena itu kedudukannya sangat penting. Kebijakan moneter dilakukan oleh Bank sentral dengan jalan mengubah banyaknya jumlah uang beredar melalui berubahnya cadangan bank bank umum dengan menggunakan instrumen tertentu. Kebijakan moneter dapat dilaksanakan melalui tiga instrumen utama, yaitu pengubahan rasio cadangan wajib, pengubahan suku bunga diskonto dan operasi pasar terbuka. Bila ekonomi cenderung ekspansif (over heating), kebijakan uang ketat (tight money policy) perlu dijalankan agar jumlah uang beredar berkurang sehingga mendorong tingkat bunga umum turun dan intensitas kegiatan ekonomi mereda. Kebijakan uang ketat adalah kebijakan moneter yang bertujuan untuk menurunkan intensitas keiatan ekonomi melalui pengurangan jumlah uang beredar. Sebalikya apabila ekonomi bergerak ke arah resesi, yang dapat dilihat dengan turunnya harga-harga umum dan turunnya intensitas kegiatan ekonomi, jumlah uang beredar perlu didorong naik (easy monetary policy) agar kegiatan ekonomi dan harga-harga juga bergerak naik. Dari ketiga instrumen yang dapat digunakan bank sentral untuk mempengaruhi banyaknya jumlah uang beredar guna mengatur jalannya roda perekonomian, cara yang paling banyak digunakan adalah cara operasi pasar terbuka
MODUL 5
PERANAN PEMERINTAH DALAM MENGATUR KEGIATAN PEREKONOMIAN
Kegiatan Belajar 1
Peranan Pemerintah
Peranan pemerintah dalam bidang ekonomi telah berubah intensitas dan ekstensitasnya. Pada era merkantilis peranan pemerintah sangat besar dalam mengatur dan mengendalikan roda perekonomian, sedangkan pada zaman klasik peranan pemerintah dibatasi seminimal mungkin dan kegiatan ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar. Sedangkan pada zaman modern, khususnya setelah terjadi depresi besar tahun 1930-an, pemerintah turut proaktif dalam mencampuri jalannya roda perekonomian dengan melakukan berbagai kebijakan ekonomi. Di Indonesia peranan pemerintah secara tegas diatur dalam UUD 1945 yaitu pada pasar 33 ayat 2 dan ayat 3.
Kegiatan Belajar 2
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah suatu sistem akuntansi yang menggambarkan seluruh penerimaan yang diharapkan dan pengeluaran yang diperkirakan. Sisi penerimaan terdiri dari berbagai jenis pajak yang merupakan kebocoran pada arus perputaran pendapatan nasional, sedangkan sisi pengeluaran terdiri dari pengeluaran pemerintah untuk membeli barang dan jasa dan pengeluaran transfer yang merupakan injeksi pada arus pendapatan nasional. Kebijaksanaan yang mempengaruhi anggaran pendapatan dan belanja negara adalah kebijaksanaan fiskal, kebijaksanaan ini dapat dilakukan secara aktif (discretionary fiscal policy) dan secara pasif (built in stabilizers). Tujuan kebijakan fiskal berbeda antara satu negara dengan negara lainnya, bagi negara maju bertujuan agar roda perekonomian berjalan stabil sedangkan bagi negara berkembang adalah untuk mendorong kegiatan pembangunan ekonomi.
Perubahan pendapatan nasional karena berbagai perubahan variabel ekonomi seperti pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah dan pajak tergantung pada besarnya angka multiplier, atau angka pengganda.
Pendapatan nasional dalam keseimbangan (YF) dapat berbeda dengan pendapatan keseimbangan dalam pengerjaan penuh (YFE). Apabila YF > YFE akan menimbulkan kesenjangan inflasi, dan apabila YF < YFE akan menimbulkan kesenjangan deflasi. Kegiatan Belajar 3 APBN Indonesia Pada Zaman Orde Baru dan Sesudahnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menganut prinsip anggaran berimbang dinamis dimana pemerintah akan melakukan berbagai penyesuaian untuk menjaga anggaran tetap seimbang. Sisi penerimaan dalam APBN terdiri penerimaan yang berasal dari minyak bumi dan gas (migas) dan penerimaan di luar migas (penerimaan pajak dan bukan pajak). Sisi pengeluaran digolongkan atas pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan, pengeluaran rutin berhubungan dengan pengeluaran untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan negara, sedangkan pengeluaran pembangunan adalah kegiatan untuk membiayai pembangunan. MODUL 6 KURVA IS DAN KURVA LM Kegiatan Belajar 1 Kurva IS - Kurva IS adalah kurva yang merupakan tempat kedudukan titik-titik keseimbangan di pasar barang, jadi menggambarkan kesamaan antara pengeluaran barang dan jasa dengan penawaran agregat atau output barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat. - Tingkat pengeluaran agregat tidak berhubungan langsung dengan tingkat bunga riil, transmisinya melalui perubahan investasi dulu dengan melalui multiplier. - Kurva IS akan bergeser apabila ada perubahan intersep maupun kemiringan (MPC). Kalau yang berubah intersepnya, kurva IS bergeser sejajar, kalau yang berubah MPCnya kurva IS berputar. - Kurva LM tempat kedudukan titik-titik keseimbangan di pasar uang, jadi menggambarkan kesamaan antara pengeluaran uang dan penerimaan uang atau jumlah uang yang beredar. - Perubahan PDB pada kurva LM tidak langsung disebabkan oleh perubahan bunga riil. - Pengeluaran uang didasarkan pada tiga motif, yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi. - Kurva LM akan bergeser apabila ada perubahan parameter yang mempengaruhinya yaitu melalui perubahan jumlah uang riil, sensitivitas koefisien fungsi pengeluaran uang terhadap PDB dan sensitivitas koefisien fungsi pengeluaran uang terhadap suku bunga. - Keseimbangan ekonomi makro apabila terjadi keseimbangan di pasar uang. Kegiatan Belajar 2 Kaitan Permintaan Agregat Penawaran Agregat - Kenaikan harga (inflasi) akan mempengaruhi keseimbangan di pasar barang maupun uang. Dengan demikian analisis keseimbangan makro perlu memasukkan faktor inflasi. - Kurva permintaan agregat adalah kurva yang menggambarkan perubahan PDB apabila tingkat harga-harga umum berubah - Kurva penawaran agregat adalah kurva yang menunjukkan jumlah output yang dihasilkan oleh ekonomi nasional pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi rumah tangga individu berupaya memaksimumkan kepuasan, rumah tangga perusahaan berupaya memaksimumkan laba dan pasar tenaga kerja berada dalam keseimbangan. Kegiatan Belajar 3 Keseimbangan Makro - Keseimbangan Makro terjadi apabila jumlah barang dan jasa yang diminta sama dengan jumlah barang dan jasa yang dapat disediakan. - Keseimbangan model Klasik mengandaikan terdapatnya fleksibilitas sempurna pada harga-harga sehingga mendorong terjadinya keseimbangan makro baru pada tingkat kesempatan kerja penuh dan berlakunya hukum "Say" yang menjelaskan apabila ada perubahan AD tentu diimbangi dengan perubahan AS. - Keseimbangan model Keynes berbeda dengan model klasik. Pada model Keynes keseimbangan ekonomi makro tercapai tidak dalam kesempatan kerja penuh. Hal ini bisa saja terjadi karena kegagalan pelaku ekonomi ini dan juga karena kegagalan pasar. - Stabilitas ekonomi dapat dilakukan dengan 2 kebijakan yaitu kebijakan Fiskal dan Moneter. - Kebijakan Fiskal yang ekspansif biasanya diperlukan untuk mengatasi fluktuasi ekonomi seperti menurunkan pajak atau meningkatkan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini hanya bersifat jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi lebih tergantung pada pertumbuhan penawaran agregat seperti peningkatan tabungan, investasi, dan produktivitas tenaga kerja dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjan Daftar Pustaka Amirudin Ardani, (1979). Proses Perencanaan Ekonomi. Yogyakarta: PPS PPR UGM. Bintoro Tjokroamidjojo. (1979). Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT. Gunung Agung. Budiono. (1982). Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE. UGM Budiono. Sebuah Model Makro Triwulan untuk Indonesia. EKI No.3 September 1979. Diulio, Eugene A, (1974). Macro Ekonomic Theory. Schaums Outline Series, New York: Mc.Graw-Hill Brok. Co. Ellswort, P.T. dan J. Clark Leith, (1971). The International Economics Fourth Edition. London: Collier Macmillan. International Editions. Kadariah. (1979). Ekonomi Perencanaan. LP. FE. UI. Kindleberger C.P and Herrick B., (1977). Economic Develoment. McGraw Hill International Book Company. Lewis., W.A. (1951). The Principles of Economic Planning. Public Affairs, Press. Richard. G. Lipsey and Peter D Steiner. (1976). Economics. New York: Harper and Row. Robert. A. Mindell. (1968). Man and Economics. New York: Mc.Graw Hill, Inc. Robert. L Hailbroner. (1980). The Making of Economic Society. Edisi ke-6, Englewood Cliffs NJ, Practice Hall, Inc. Samuelson Paul A. (2000). Economics. 12th Edition Kogakusha, Ltd: Mc. Graw Hill. Salvatore Dominick and Dowling Edward T. (1977). Theory and Problem of Development Economis. Schums Series., Mc Graw Hill Book Company. Team 10 UNCRD (1977). Pedoman Perencanaan Daerah di Indonesia. Yogyakarta: PT Cipta Karya dan UNCRD. Tinbergen Jan. (1967). Development Planning. New York, Toronto: Mc.Graw Hill Book Comp. William E. Mitchell, Jhon H. Hard and Jugo Walter. (1973). Exercises in Macro Economics: Development of Concepts. New York: Mc.Graw Sumber : www.ut.ac.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
terima kasih atas informasi dan materi ekonominya..
BalasHapus