tag:blogger.com,1999:blog-48415428865402236542024-03-08T00:55:22.297-08:00Ikatan Alumni Universitas Terbuka - JakartaIKATAN ALUMNI UNIVERSITAS TERBUKA - JAKARTA. "Menjunjung Tinggi Keluhuran Almamater dan Mengembangkan Ilmu Pengetahuan".
E-mail:ika.utjakarta@gmail.comALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.comBlogger46125tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-65675804107468755212013-02-22T01:52:00.001-08:002013-02-22T01:52:52.848-08:00Kegiatan Pengurus IKA-UT Jakarta
1. Sabtu, 10 Maret 2012 Musyawarah Wilayah ke III Ikatan Alumni Universitas Terbuka – Wilayah Jakarta, Acara :Penyusunan Struktur organisasi Tempat di UPBJJ Jakarta
2.Sabtu, 14 April 2012 Rapat Pengurus I : Penyusunan Program Kerja,Tempat di UPBJJ Jakarta.
3.Senin, 28 Mei 2012 Pengukuhan Pengurus IKA-UT Jakarta oleh IKA-UT Pusat di UPI UPBJJ-Jakarta, Hadir : Riyanto, Teguh Budi, Triwiyanto, Ati Lestari, Widiastuti, Andre Liap, Mudjiono, Khayatun Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta
4.Selasa, 29 Mei 2012,Hadir pada acara UPI dan penerimaan Alumni Baru, Hadir : Triwiyanto, Ati Lestari dan Widiastuti Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta
5.Minggu, 7 Oktober 2012, Pertemuan Pengurus : Konsolidasi internal pengurus. Membahas Kegiatan IKA-UT Jakarta (Seminar /Pelatihan /Sosialisasi UT. Hadir : Riyanto, Triwiyanto, Ati Lestari, Widiastuti, Roman Bahari, Mudjiono, Suroso, Aris Munandar, M.Firmansyah, Euis, Sri Winati, Khayatun, Leles Sudarmanto, Endang Lestari.Tempat Sekretariat IKA-UT Jakarta di Jl. Kramat Asem Raya, gg. Jl. Kelapa Mas No.16, Jakarta Timur.
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzroGFKLPhhKjqmekE-vdnCKqcr5fwBxXdpJnM3OXrfu78Ge-ghSrc0LMIt5eRh1QGNgY-Fl2WbiPKWH13nQKUjt441vwaYOkM_LyHFyv582HqF0RsIiCuChWdBajuJd5pnpJvGXtkA05b/s1600/A0+Rapat+IKA-UT+7+Okt+2012.JPG" imageanchor="1" ><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzroGFKLPhhKjqmekE-vdnCKqcr5fwBxXdpJnM3OXrfu78Ge-ghSrc0LMIt5eRh1QGNgY-Fl2WbiPKWH13nQKUjt441vwaYOkM_LyHFyv582HqF0RsIiCuChWdBajuJd5pnpJvGXtkA05b/s320/A0+Rapat+IKA-UT+7+Okt+2012.JPG" /></a>
6.Minggu, 13 Januari 2013,Dialog dengan DEKAN FEKON-UT (Bp. Yun Iswanto,M.Si.), Membahas dinamika Alumni UT. Hadir : Bp. Yun Iswanto,M.Si., M.Muzamil, Andrian Sutawijaya, M.Si, Meirani Harsasi, M.Si,(dari Fekon UT); Riyanto, Teguh Budi, Jtriwiyanto, Ati Lestari, Widiastuti, Endang Pudjo, Panti Prihatin, Aris Munandar. Bertempat di Sekretariat IKA-UT Jakarta
7.Minggu, 10 Februari 2013, Rapat koordinasi untuk Penarikan Iuran Alumni sewaktu UPI UPBJJ-UT Jakarta di Padepokan Pencak Silat TMII, Hadir : Riyanto, Jtriwiyanto, Ati Lestari, Widiastuti, Dwi Jaya, Endang Pudjo, Karyono.Tempat :Sekretariat IKA-UT Jakarta
8.Selasa dan Rabu, tgl. 12-13 Feb. 2013 Menghadiri UPI UPBJJ-UT Jakarta di TMII, untuk menarik Iuran Aluman baru dan menerima alumni baru.Hadir : Riyanto, Jtriwiyanto, Ati Lestari, Widiastuti, Dwi Jaya, Karyono Padepokan Pencak Silat TMII.
ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-17706037723829879932013-02-22T01:26:00.000-08:002013-02-22T01:26:39.746-08:00Pelantikan Pengurus IKA-UT Jakarta Masa Bakti 2012-2016<b>PELANTIKAN Pengurus IKA-UT Jakarta Masa Bakti 2012-2016.</b>
Pada hari Sabtu, tanggal 10 Maret 2012 telah dilakukan Musyawarah Wilayah IKA-UT Jakarta untuk membentuk kepengurusan IKA-UT Jakarta Periode 2012-2016, yang terpilih sebagai ketua adalah Riyanto,SE.MM, dan Wakil Ketua Teguh Budi P, S.AP. Sebagai Sekretaris adalah J.Triwiyanto dan Wakil Sekretaris adalah Ati Lestari, S.IP dan Bendahara Widiastuti, SE.MM.
Kemudian dalam rangkaian kegiatan UPI (Upacara Penyerahan Ijazah) yang dilaksanakan oleh UPBJJ-UT Jakarta pada hari Senen dan Selasa tanggal 28 & 29 Mei 2012 yang diadakan di Aula Padepokan Pencak Silat, TMII-Jakarta, diadakan pelantikan dan pengukuhan Pengurus IKA-UT Jakarta masa bakti 2012-2013.
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7jX3jOD0FCEqdWlCEByMsYBuEObh0M0vRWjp5pQ2M0-P4kTEYdPgJAngHZoiywc4rcyE7fHZ8wZQw8PpBf4fY4uLB_fCkyDDxe8LqQtcoRbPRYx3_mAoKXJjudMUTeGFjjLGpRRkwuKRh/s1600/Pelantikan+IKA-UT+Jakarta.jpg" imageanchor="1" ><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7jX3jOD0FCEqdWlCEByMsYBuEObh0M0vRWjp5pQ2M0-P4kTEYdPgJAngHZoiywc4rcyE7fHZ8wZQw8PpBf4fY4uLB_fCkyDDxe8LqQtcoRbPRYx3_mAoKXJjudMUTeGFjjLGpRRkwuKRh/s320/Pelantikan+IKA-UT+Jakarta.jpg" /></a>
Pada hari pertama Senin, 28 Mei 2012 diadakan Seminar Akademik, Gladi Resik dan Persiapan Wisuda untuk esok harinya. Salah satu rangkaian UPI adalah kegiatan Seminar Akademik yang dilaksanakan hari Senin Tanggal 28 Mei 2012 dengan tema “Meningkatkan Nasionalisme Melalui Pendidikan Jarak Jauh” dengan narasumber Prof. Dr. M. Atwi Suparman,M.Sc. Setelah sesi seminar, diadakan kegiatan pelantikan pengurus Ikatan Keluarga Alumni Universitas Terbuka (IKA-UT) Wilayah UPBJJ-UT Jakarta yang dilakukan oleh Wakil Sekjen IKA-UT Pusat(Bp. Khayatun, M.Si) melantik Riyanto,S.E.,M.M. sebagai ketua IKA-UT Jakarta untuk masa bakti 2012-2016.
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheZcikPiIBTAS52cjVBHEPQEioPhbaLsV4o7BIUybmDHELKLsIztancurMTxdKNW4LVKCfCA8Gg0hjt9If9Fq6falOZaWSdKZVGW_uQOaSfFcrfVe2dat6d10fr0sTB6mXoYxgNT97Zzug/s1600/U5+UPI+Jakarta+15+Mei+2012.jpg" imageanchor="1" ><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheZcikPiIBTAS52cjVBHEPQEioPhbaLsV4o7BIUybmDHELKLsIztancurMTxdKNW4LVKCfCA8Gg0hjt9If9Fq6falOZaWSdKZVGW_uQOaSfFcrfVe2dat6d10fr0sTB6mXoYxgNT97Zzug/s320/U5+UPI+Jakarta+15+Mei+2012.jpg" /></a>
Selanjutnya pada hari Selasa 29 Mei 2012 di Aula Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, UPBJJ-UT Jakarta melaksanakan Upacara Penyerahan Ijazah (UPI) bagi lulusan S1 Pendas dan non Pendas. Jumlah peserta UPI kali ini adalah 472 orang terdiri dari 358 lulusan S1 PGSD, 86 S1 lulusan PGPAUD dan 28 lulusan Non Pendas. UPI berlangsung dengan khidmat, baik dan lancar serta dihadiri oleh Drs. Suprihatin, M.M. sebagai Kasi. Kerjasama Perguruan Tinggi yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, selain itu juga hadir Pengurus Ikatan Keluarga Alumni UT Pusat dan Jakarta, para Pengurus Pokjar dan kelompok belajar mahasiswa UPBJJ-UT Jakarta. Tarian Selamat Datang menyambut Prosesi UPI serta Paduan Suara UPBJJ-UT Jakarta ikut memeriahkan UPI dengan selingan lagu-lagu daerah dan nasional, peraih lulusan terbaik pada UPI di UPBJJ-UT Jakarta adalah Prasetyaningsih Program Studi S-1 PGPAUD dengan IPK 3,48. Upacara penyerahan Ijazah yang dimulai pada pukul 08:00 WIB dan berakhir pada pukul 12:00 WIB itu dibuka dan ditutup oleh Kepala UPBJJ-UT Jakarta Ir. Adi Winata, M.Si. yang memberikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh undangan yang sudah hadir serta panita penyelenggara yang telah bekerja maksimal demi suksesnya UPI 2012 di UPBJJ-UT Jakarta. (Yasir Riady & J.Triwiyanto)
ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-79904877294888826342012-03-19T21:57:00.000-07:002012-03-19T21:57:17.735-07:00Pengurus IKA UT Wilayah Jakarta 2012-2017IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS TERBUKA <br />
WILAYAH JAKARTA<br />
(IKA-UT JAKARTA)<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdInjmi2OSGF1ZP37lgPnGUaTaCm1HaBaHHQ0hT9RtdElCerRONmCYB_iNCuqlHb2dzFldej3_wVt-iz1zqpacbk6i0zV5gql0XB0Din76h2LdyMM9z0g5eamseMWMBEl_EusYRTrtaPvv/s1600/A0+Pengurus+IKA+UT+Jakarta.JPG" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdInjmi2OSGF1ZP37lgPnGUaTaCm1HaBaHHQ0hT9RtdElCerRONmCYB_iNCuqlHb2dzFldej3_wVt-iz1zqpacbk6i0zV5gql0XB0Din76h2LdyMM9z0g5eamseMWMBEl_EusYRTrtaPvv/s320/A0+Pengurus+IKA+UT+Jakarta.JPG" /></a></div><br />
Sekretariat IKA-UT Jakarta <br />
Jl. Kramat Asem Raya, gg. Jl. Kelapa Mas No.16 Rt.05 RW.12 Utan Kayu Jakarta Timur <br />
(samping SMA negeri 22 Jakarta Timur) <br />
Kontak : Riyanto, SE (081514357257); Budi Teguh P ( 081808770255); <br />
J.Triwiyanto (021-70212669); <br />
e-MAIL : ika.utjakarta@gmail.com; ryan_depkeu@yahoo.com; teguhbudi_p@yahoo.co.id<br />
BLOG : http://ika-utjakarta.blogspot.com/ ; www.alumniutjakarta@wordpress.com<br />
<br />
I. PENDAHULUAN<br />
Untuk lebih meningkatkan peran aktif para alumni Universitas Terbuka yang berdomisili di JABOTABEK dan sekitarnya, maka IKA-UT Wilayah Jakarta ini dimaksudkan sebagai wadah kegiatan untuk :<br />
1. Meningkatkan peran alumni Universitas Terbuka dalam pengabdian kepada bangsa.<br />
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan disiplin ilmu dan profesi yang ditekuni para alumni.<br />
3. Meningkatkan citra Universitas Terbuka sebagai almamater.<br />
Untuk merealisasikan tujuan tersebut maka IKA-UT Wilayah Jakarta, merumuskan dan membuat program kegiatan yaitu :<br />
• Mengadakan forum komunikasi dan diskusi sesama alumni secara berkala, untuk membahas program kerja dan kegiatan lainnya.<br />
• Mengadakan Representasi /Pengenalan Universitas Terbuka bagi siswa kelas III SMU/SMK ke sekolah-sekolah dan masyarakat luas.<br />
• Membantu kegiatan Kelompok Belajar Mahasiswa (KBM) dalam memberikan tutorial, maupun program kegiatan lainnya.<br />
<br />
<br />
II. STRUKTUR ORGANISASI<br />
Dalam IKA-UT Wilayah Jakarta ini maka struktur organisasi adalah sbb :<br />
SUSUNAN PENGURUS WILAYAH JAKARTA<br />
IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS TERBUKA (IKA UT-JAKARTA)<br />
MASA BAKTI 2012 – 2017<br />
DEWAN PEMBINA : Kepala UPBJJ-UT Jakarta<br />
: Koordinator Kemahbanbel UPBJJ-UT Jakarta<br />
PENGURUS HARIAN PERIODE 2012-2017<br />
1. Ketua : RIYANTO, SE. M.M.<br />
2. Wakil Ketua : BUDI TEGUH P, S.AP.<br />
3. Sekretaris : J. TRIWIYANTO, SE<br />
4. Wakil Sekretaris : ATI LESTARI, S.IP.<br />
5. Bendahara : WIDIASTUTI, S.E.,M.M.<br />
SEKSI-SEKSI :<br />
6. Bidang Organisasi & Kelembagaan : Sukarno, SE<br />
: Warsih, S.Ikom.<br />
7. Bidang Pengembangan SDM : Sunarno SA, S.AP.<br />
: Khairunnisa<br />
8. Bidang Pengembangan Profesi Pengajar : Suswanto, S.Mn<br />
: Euis Damarwati, S.S.<br />
9. Bidang Pengembangan IPTEK : Andre Ludiya Liap, S.E,M.M.<br />
: Maria Elisabeth<br />
10. Bidang Advokasi dan Sosialisasi : M. Amin<br />
: Widiya, S.Mn.<br />
11. Bidang Humas : Dra. Endang Pudjo, MM<br />
: Denny Purnama Octavia, S.Mn. <br />
12. Bidang Penelitian dan Konsultasi : Drs. Mudjiono<br />
: Sunarno, SE<br />
13. Bidang Fasilitas Kegiatan : Susetiono Aris Munandar, S.E.<br />
14. Bidang Penggalian Potensi Kerja : Roman Bahari, S.Sos.<br />
: M. Hasnurici, SE<br />
15. Bidang Pengabdian Masyarakat : Drs. Dwidjaya, M.Pd.<br />
: Wiwien H. Mastuti, SE<br />
<br />
III. PENUTUP<br />
IKA-UT Wilayah Jakarta sebagai bagian dari UNIVERSITAS TERBUKA diharapkan dapat memberikan kondisi yang memungkinkan berkembangnya interaksi social antara sesama alumni, civitas akademik UT dan masyarakat dalam lingkungan masyarakat ilmiah. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiR5XT5_1XKnrR42RmxZkb83Y3Cn5b8bL52IJrqwsTh3SqD9J08Iihqc_q1yf8oh_4VOQoaaN76WxHkHHCMXFQrVeReORQFF7IazJZddGNLbUbX6JlDQ7UbUzCVMLyJVzA_VgOPWyj5KxpD/s1600/Logo+UT+Pusat.png" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="200" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiR5XT5_1XKnrR42RmxZkb83Y3Cn5b8bL52IJrqwsTh3SqD9J08Iihqc_q1yf8oh_4VOQoaaN76WxHkHHCMXFQrVeReORQFF7IazJZddGNLbUbX6JlDQ7UbUzCVMLyJVzA_VgOPWyj5KxpD/s320/Logo+UT+Pusat.png" /></a></div><br />
<br />
DATA PENGURUS IKA-UT JAKARTA dan DAFTAR ANGGOTA IKA-UT JAKARTA<br />
No. Nama Alumni Alamat, HP & Email<br />
1. Riyanto<br />
Ketua UT : Manajemen – 2004<br />
STAN : Akuntansi – 1996<br />
STIE KN : MM - 2010<br />
Jl. Tiparsari No.62 RT 05 / 08 Mekarsari, Cimanggis, Depok<br />
HP : 0813855123117<br />
Email : ryan_depkeu@yahoo.com<br />
<br />
2. Budi Teguh P<br />
Wakil Ketua UT : Administrasi Negara – 2010<br />
UNKRIS – S2 Jl. Avia A.19 Komp. TNI-AU BDP Jatisari, Jatiasih Bekasi 17426<br />
HP : 081808770255<br />
Email : teguhbudi_p@yahoo.co.id<br />
<br />
3. J. Triwiyanto<br />
Sekretaris UT : Manajemen – 2003<br />
UNS : D3 Akuntansi – 1989 Pd. Ungu Permai Blok AD.14 No.21 RT 007 RW 010 Kel. Bahagia Kec. Babelan Kab.Bekasi<br />
HP : 021-70212669<br />
Email : ika.utjakarta@gmail.com<br />
<br />
4. Ati Lestari<br />
Wakil Sekretaris UT : Administrasi Negara – 2005 Komp.Depnaker Trans No.27 RT 11/005 Kel.Jakasampurna, Kranji – Bekasi<br />
HP : 081315939315 (R) 021-8842277<br />
Emial : -<br />
5. Widiastuti<br />
Bendahara UT : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan – 2004<br />
UT : Akta Mengajar – 2008<br />
UNKRIS : MM (S2) – 2011 Komp.Depnaker Trans No.27 RT 11/005 Kel.Jakasampurna, Kranji – Bekasi<br />
HP : 085214900879 (R) 021-8842277<br />
Emial : widia.tuti@gmail.com<br />
Blog : widiastutidyah.wordpress.com<br />
6. Sukarno<br />
Bid. Organisasi & Kelembagaan UT : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan – 2011 Jl. Taman Pratama Blok O No. 27, Kemang Pratama Bekasi<br />
HP : 087737353805<br />
Email : karnoeruls@yahoo.com<br />
<br />
7. Warsih<br />
Bid. Organisasi & Kelembagaan UT : Ilmu Komunikasi – 2011<br />
Jl. Teuku Umar No.11 Menteng Jakarta Pusat 10350<br />
HP : 08568940869<br />
Email : moccasih@yahoo.com<br />
<br />
8. Sunarno AS<br />
Bid. Pengembangan SDM UT : Administrasi Negar – 2007<br />
UGM : S1 – 1981<br />
UI : S2 – 2002<br />
UNJ : S3 – 2005 Pejuang Pratama C-4, Pejuang, Medan Satria, Bekasi<br />
HP : 081388454118. R 021-8870330<br />
Email : sunarsosa@yahoo.co.id<br />
<br />
9. Khairunnisa<br />
Bid. Pengembangan SDM UT : D3 Penerjemahan Bahasa Inggris – 2011 Perum. LBC Blok BJ No.32 RT 04/08, Cogreg, Parung, Bogor 16330<br />
HP : 08568735898<br />
Email : ichajtranslator@gmail.com<br />
: ichajtranslator@yahoo.co.id<br />
<br />
10. Suswanto<br />
Bid. Pengembangan Profesi Pengajaran UT : Manajemen – 2011 Jl. H. Saidi 3 Dalam Cipete Selatan RT 014/002 No. S1 Cilandak, Jakarta Selatan<br />
HP : 081210219948, R : 7652320<br />
Email : -<br />
11. Euis Damarwati<br />
Bid. Pengembangan Profesi Pengajaran UT : D3 Bahasa Inggris Penerjemahan – 2006<br />
STIBA IEC : S1 – 2009<br />
UI : D1 - 2001<br />
AKP-LPI : D3 - 1996 Jl. Bulak Tengah I / 15 Jakarta Timur 13470<br />
HP : 08121001550; 02123720043 R:8601014<br />
Email : edmsbs@yahoo.com<br />
<br />
12. Andre Ludya Liap<br />
Bid. Pengembangan IPTEK UT : Manajemen – 2008<br />
UT : S2 MM – 2010<br />
Akademi Komputer – 1985<br />
Ilmu Hukum – 2000 Jl. Boulevard Grand Cempaka F00/21 Perumahan Citra Indah, Jonggol, Bogor 16830<br />
HP : 08129505530<br />
Email : andreludya@liap.net<br />
<br />
13. Widiya<br />
Bid. Advokasi & Sosialisasi UT : Manajemen – 2009 Jl. Panti Asuhan 4 / 6 RT/RW 013/001<br />
Cip.Cempedak, Jatinegara Jakarta Timur<br />
HP : 08128451996<br />
Email : widiya.imut@yahoo.com<br />
<br />
14. Denny Purnama Octavia<br />
Bid. Humas UT : Manajemen – 2007<br />
UT : Adm. Niaga – belum lulus Jl. Manggarai Utara I RT 006 /01 No. 60, Tebet, Manggarai, Jakarta Selatan<br />
HP: 0218355657 R:02128876164<br />
Email : -<br />
15. Mudjiono<br />
Bid. Penelitian dan Konsultasi UT : Administrasi Negara – 2002<br />
ATN : 1977<br />
STKIP – Unindra – 2001<br />
Jl. Batu Ampar II RT 03 RW 008 No. 75 Kel.Batu Ampar II, Kec. Kramat Jati, Jakarta Timur<br />
HP : 08988802158 R:021-80889512<br />
Email : -<br />
16. Susetiono Aris Munandar<br />
Bid. Fasilitas Kegiatan UT : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan – 2000 Jl. Hanglekiu I/10 F4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan<br />
HP : 08159962479 R: 7221218<br />
17. Rohman Bahari<br />
Bid. Penggalian Potensi Kerja UT : Ilmu Komunikasi – 2005 Jl. Filodenrum I No. 18A, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat<br />
HP : 02193202102 R:021-53672517<br />
Email : rohbahari@gmail.com<br />
<br />
18. M. Hasnurici<br />
Bid. Penggalian Potensi Kerja UT : Manajemen – 2001 Jl. Puskesmas No. 3 RT 11/10 Kel. Kebon Pala, Kec.Kp.Makassar, Jakarta Timur<br />
HP : 081335307045<br />
Email : -<br />
19. Dwijaya<br />
Bid. Pengabdian Masyarakat UT : Administrasi Negara – 1993<br />
S2 Pendidikan – 2003 Kb. Jembatan RT 04 / 12, Kel. Penggilingan, Cakung Jakarta Timur 13940<br />
HP : 08174977975 R: 021-4613922<br />
Email : dwidjaya_kai@yahoo.com<br />
<br />
20. Khayatun<br />
IKA-UT Pusat UT : Administrasi Negara – 1990<br />
UI : S2 – 2003<br />
UNJ : S3 – dalam proses Jatibening Baru RT 001 RW 009, Jl. Kemangsari 4, Pondok Gede, Bekasi 17412<br />
HP : 08129004011<br />
Email : ikautpusat@ymail.com; ikautpusat8@gmail.com<br />
<br />
21. Padang Sudarmo<br />
IKA-UT Pusat UT : Administrasi Niaga – 2000 Jl. Pulo Asem Utara VK No. 28, Rawamangun, Jakarta Timur <br />
HP : 082113390600 R: 021-4892784<br />
Email : -<br />
22. Jumitri<br />
IKA-UT Pusat UT : PGSD – 2006<br />
PGTK Nusantara Jakarta – 1994<br />
UNJ – D2 PGSD – 2001 Kedung Gede RT 003 RW 16 No. 15 Setia Mekar, Tambun Selatan<br />
HP : 085691844833<br />
23. Supriatini<br />
IKA-UT Pusat UT : PGSD – 2006 Jl. Raya Babelan RT 16 / 03 Keb. Babelan Kab.Bekasi<br />
HP : 08567540011<br />
Email : supriatinisim@yahoo.comALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-73612205145738836162012-02-09T02:55:00.001-08:002012-02-28T16:39:33.174-08:00UNDANGAN TEMU ALUMNI UT JAKARTA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4W0MbrHFbj_Vt5e8P1zds8OygjTuNKNiQD9hp9QkAj19LWKNKkTi1VyOkdz0pjwTGtlYyAKfm24Gwzw3uiDGX_4An23tnpcKfRg8V2EksmLwiixI4kMgNd7ci6-WBmBXbHpygahLeY02H/s1600/Logo+UT+Pusat.png" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="200" width="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4W0MbrHFbj_Vt5e8P1zds8OygjTuNKNiQD9hp9QkAj19LWKNKkTi1VyOkdz0pjwTGtlYyAKfm24Gwzw3uiDGX_4An23tnpcKfRg8V2EksmLwiixI4kMgNd7ci6-WBmBXbHpygahLeY02H/s320/Logo+UT+Pusat.png" /></a></div><br />
<br />
Nomor : Und-01/II/IKA-UT/JKT/2012 Jakarta, 1 Februari 2012<br />
Hal : UNDANGAN TEMU ALUMNI<br />
<br />
Kepada : Yth. Para Alumni Universitas Terbuka<br />
Wilayah Jakarata dan Sekitarnya (untuk semua angkatan)<br />
<br />
Assalamu’alaikum Wr.Wb.<br />
Salam bahagia, semoga Bapak/Ibu dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Perkenalkan kami dari Pengurus Ikatan Alumni Universitas Terbuka (IKA UT) Wilayah Jakarta dan sekitarnya bermaksud akan mengadakan Temu Alumni (reunian) sekaligus mengajak Bapak/Ibu untuk ikut bergabung dalam kepengurusan IKA UT Jakarta, dan dapat kami sampaikan beberapa program atau kegiatan yang nantinya Bapak/Ibu bisa turut berpartisipasi seperti sebagai Tutorial, Pengawas Ujian, Upacara Penyerahan Ijazah dll. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu dan kami harapkan Bapak/Ibu mengajak Alumni UT lainnya sebanyak mungkin pada acara nanti yang Insya Allah akan dilaksanakan pada :<br />
Hari : SABTU<br />
Tanggal : 10 Maret 2012<br />
Pukul : 10.00 WIB s.d Selesai<br />
Tempat : Kantor UPBJJ-UT JAKARTA, Jl. Pemuda, Rawamangun<br />
: Komplek Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur 13220<br />
Acara : Reuni Alumni semua angkatan dan Pembahasan Program Kerja<br />
Tema : “Bertemu, Bersatu dan Berkarya untuk Bangsa”.<br />
<br />
Kami sangat mengharapkan sumbangsih Bapak/Ibu sekalian untuk almamater kita tercinta yaitu Universitas Terbuka, untuk itu kami sangat mengharapkan kehadirannya. Untuk konfirmasi dan keterangan lebih lanjut, Bapak/Ibu bisa menghubungi Pengurus IKA UT Jakarta, yaitu :<br />
<br />
Riyanto, S.E.,M.M. (Ketua)<br />
Gd. Syafrudin Prawiranegara II Lt.5<br />
Kementerian Keuangan RI<br />
Jl. Lap.Banteng Timur No. 2-4, Jakarta Pusat<br />
HP : 081385512317 / 081514357257<br />
PIN BBM : 21E13B42, Email : ryan_depkeu@yahoo.com<br />
<br />
J. Triwiyanto, S.E. (Sekretaris)<br />
Pondok Ungu Permai Blok AD.14 No.21 Kel. Bahagia Kec.Babelan Bekasi<br />
HP : 021-70212669, Email : ika.utjakarta@gmail.com<br />
<br />
Dra. Endang Pudjo, M.M. (Bendahara)<br />
Jl. Kelapa Mas No.16 Utan Kayu, Jakarta Timur<br />
HP : 0818141344, PIN BBM : 23927316<br />
<br />
Atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu kami atas nama Pengurus IKA UT Jakarta mengucapkan banyak terima kasih.<br />
Wassalamu’alaikum Wr.Wr.<br />
Hormat kami,<br />
Riyanto, S.E., M.M. / Ketua<br />
<br />
Tembusan : - Ketua IKA UT Pusat; - Kepala UPBJJ UT Jakarta<br />
<br />
Konfirmasi kehadiran agar dapat diemail ke : ryan_depkeu@yahoo.com; ika.utjakarta@gmail.com atau disms ke : 081385512317 / 081514357257 / 021-70212669ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-38178181064452825022011-11-04T00:01:00.000-07:002011-11-08T20:04:03.238-08:00TAP Manajemen 2010.2 (New)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAHbCVg9TsR4rSvk7nAqlh2X8fzVZj5NDjuEF5wc96WVUGyh2elf_MwB_QAG7QJcBlb1a-hQlPE1uwGkIf1Y1BnPJVWssoQzaXd9aSnMdobeMO9WRVyuY4RSUxmeCsVhbuZ0ztS6IRiKal/s1600/LOGO+UT+1.JPG" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="176" width="154" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAHbCVg9TsR4rSvk7nAqlh2X8fzVZj5NDjuEF5wc96WVUGyh2elf_MwB_QAG7QJcBlb1a-hQlPE1uwGkIf1Y1BnPJVWssoQzaXd9aSnMdobeMO9WRVyuY4RSUxmeCsVhbuZ0ztS6IRiKal/s200/LOGO+UT+1.JPG" /></a></div>NASKAH UJIAN TUGAS AKHIR PROGRAM (EKMA4500) PROGRAM STUDI MANAJEMEN MASA UJIAN 2010.2 Kode Naskah 26; Tgl Ujian : Sabtu, 13-11-10 UJIAN URAIAN MANAJEMEN (EKMA4500) Penting! Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, jika terbukti melakukan kecurangan /contek-mencontek selama ujian, Anda akan dikenai sanksi akademis berupa pengurangan nilai atau tidak diluluskan (diberi nilai E). Apabila terbukti menggunakan JOKI pada saat ujian, semua mata kuliah yang ditempuh akan diberi nilai E. PT. MAX TOP PT. Max Top adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi, termasuk telepon genggam. Saat ini PT. Max Top menempati posisi pertama dalam meraih pangsa pasar di Indonesia. PT. Max Top merapkan filosofi “kepuasan pelanggan berarti kesejahteraan” yang mulai dicanangkan sejak tahun 2005. Pihak manajemen selalu menekankan bahwa apabila pelanggan puas dengan produk mereka, maka akan mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan dan pada akhirnya akan mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh karyawan. Demikian pula sebaliknya, apabila pelanggan tidak puas dengan produk mereka, maka penjualan akan menurun dan pada akhirnya perusahaan akan mengalami kerugian. Selama sepuluh tahun beroperasi, PT. Max Top telah memproduksi berbagai peralatan komunikasi berteknologi tinggi bertujuan untuk memuaskan pelanggan. Dengan alasan kepuasan pelanggan itulah, pihak manajemen menetapkan standar mutu yang ketat, mulai dari pengadaan bahan baku, pemilihan pemasok, proses produksi, tenaga ahli, sampai pada model produk. Pada pertengahan tahun 2010, PT. Max Top memproduksi satu produk telepon genggam merek terbaru dengan fitur-fitur yang sangat canggih, eksklusif dan mengakomodasi kebutuhan konsumen masa kini. Produk telepon genggam baru tersebut memiliki kelebihan fitur kamera perekam dengan resolusi tinggi serta dilengkapi dengan memori yang cukup besar. Telepon genggam ini dapat dikatakan juga berfungsi sebagai computer mini, mengingat kemampuannya yang menyamai kemampuan computer PC. Selain kelebihan dari sisi teknologi komunikasi, telepon genggam ini juga memiliki kelebihan utama yaitu tahan air sehingga pemakai tidak terlalu risau apabila telepon genggamnya terkena air. Telepon genggam baru ini diperkenalkan ke pasar dengan Tipe G221 sebagai pengembangan dari tipe sebelumnya. Produk G221 ini diharapkan mampu meraih pasar yang lebih luas, karena pihak manajemen sangat yakin akan kemampuan dan kelebihan produk tersebut. Agar dapat meraih pasar seluas-luasnya, perusahaan melakukan promosi melalui berbagai media agar konsumen semakin mengenali produk tersebut. Sebagai salah satu pemain dalam industri elektronik, PT. Max Top juga menghadapi beberapa pesaing potensial yang bermaksud akan mengikuti inovasi yang dilakukan PT. Max Top. Adanya beberapa pesaing dalam industri ini menyebabkan tiap-tiap produsen berusaha untuk membangkitkan keunggulan terhadap merek bagi pasarnya. Menyadari akan semakin ketatnya persaingan dalam bisnis telepon genggam. PT. Max Top selalu berusaha meningkatkan kualitasnya melalui perbaikan-perbaikan dalam bidang manajemen keuangan, sumber daya manusia, pemasaran sampai pada proses produksinya. Divisi marketing selaku divisi yang cukup berperan dalam keberhasilan produk di pasar harus dapat menentukan harga yang tepat serta strategi promosi yang dapat dilakukan. Produk G221 dibuat sebagai produk yang eksklusif yang ditujukan bagi para eksekutif yang menuntut kemudahan layanan sesuai yang diinginkan. Tepat pada bulan Juni 2010, G221 resmi diluncurkan di pasaran dengan wilayah pemasaran utama meliputi pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. Pertumbuhan penjualan yang masih lambat di awal-awal penjualan produk merupakan tantangan utama yang harus dihadapi pihak manajemen. Agar G221 dapat menarik minat konsumen yang mengutamakan kualitas dan kemudahan, maka dilakukan strategi pemasaran yang memfokuskan pada harga yang tinggi yang dibarengi dengan promosi yang gencar melalui berbagai media. Sebagai perusahaan yang telah memiliki reputasi yang cukup baik dalam hal kualitas, maka PT. Max Top selalu menekankan pada kualitas produk walaupun harga akan menjadi lebih mahal. Saat ini PT. Max Top memiliki pabrik perakitan di Bekasi. Pada awal tahun 2011, PT. Max Top berencana untuk memperluas daerah pemasaran meliputi wilayah Indonesia bagian timur yang diharapkan dapat memberikan tambahan keuntungan bagi perusahaan. Untuk itu pihak manajemen merencanakan untuk mendirikan satu pabrik baru. Terdapat 3 alternatif kota yang dapat dijadikan lokasi pabrik yaitu kota A, kota B, dan kota C. Apabila pabrik ditempatkan di kota A, maka biaya tetap per bulan yang akan ditanggung perusahaan saat pabrik telah beroperasi adalah sebesar Rp. 50.000.000,00 dan biaya variable sebesar Rp.350.000,00 per unit. Untuk kota B, biaya tetap per bulan adalah sebesar Rp. 35.000.000,00 dan biaya variable sebesar Rp. 400.000,00 per unit. Dan untuk kota C biaya tetap per bulan adalah sebesar Rp. 40.000.000,00 dan biaya variable sebesar Rp.300.000,00 per unit. Pihak manajemen memperkirakan bahwa produk G221 akan mampu meraih sukses sampai dengan minimal dua tahun mendatang. Pada tahun ketiga, akan dikembangkan produk baru yang lebih canggih dari tipe G221 yaitu tipe G222 dengan fitur yang jauh lebih memuaskan. Untuk mempersiapkan produk G222, pihak manajemen berencana untuk melakukan investasi pembelian mesin yang dapat menunjang keakuratan fitur-fitur G222. Pihak manajemen menerima tawaran mesin dari Jerman dengan merek “PEGASUS” seharga Rp.1.000.000.000,00. Mesin ini diharapkan mampu memberikan penghasilan ke perusahaan sebesar Rp.270.000.000,00 per tahun. Di samping tawaran mesin “PEGASUS”, perusahaan juga tengah mempertimbangkan tawaran dari Jepang dengan merek “HOKAIDO” seharga Rp.900.000.000,00. Mesin ini mampu memberikan penghasilan sebesar Rp.210.000.000,00 per tahun. Pimpinan PT. MAX TOP menyadari betul bahwa agar dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus melakukan berbagai efisiensi dan perbaikan di segala bidang, termasuk dalam bidang sumber daya manusia. Saat ini PT. MAX TOP tengah menyusun analisis kebutuhan tenaga IT mengingat tenaga IT merupakan tenaga kerja inti bagi kalancaran produksi perusahaan. Saat ini bagian HRD sedang melakukan riset mengenai probabilitas daya tahan tenaga IT pada dua perusahaan pesaing utama, yaitu PT. Prima Mandiri dan PT.Indo Nusa Telekomindo untuk dibandingkan dengan probabilitas daya tahan tenaga IT PT. Max Top. Data yang dapat dikumpulkan pada bagian ini adalah seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Data Probabilitas Karyawan NAMA PERUSAHAAN LEVEL KARYAWAN IT TAHUN 2010 JUMLAH KEHILANGAN TENAGA IT PT. PRIMA MANDIRI PT. INDO NUSA TELEKOMINDO PT. MAX TOP 500 400 700 50 70 40 Sejak tahun 2009 perusahaan menetapkan upah sesuai dengan keputusan pihak manajemen perusahaan. Upah yang diterima para karyawan dibagi dalam dua golongan yaitu : 1. Gaji bulanan. Gaji ini diberikan kepada karyawan staf tetap yang besarnya antara dua hingga lima juta rupiah setiap bulan. 2. Upah harian yang dibayarkan seminggu sekali. Upah ini diberikan kepada karyawan tidak tetap yaitu karyawan bagian finishing dan petugas angkut. Besarnya upah antara Rp. 50.000,00 hingga Rp. 60.000,00 per hari. PERTANYAAN : 1. Hitunglah total biaya untuk setiap lokasi dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variable pada kapasitas 400 unit per bulan, kemudian tentukan kota manakah yang sebaiknya dipilih! Jelaskan alasan Saudara!. (Nilai Maximum : 25%) 2. Hitunglah payback period tiap-tiap mesin, kemudian tentukan mesin manakah yang sebaiknya dibeli perusahaan. Jelaskan alasan Saudara! (Nilai Maximum : 25%). 3. a). Tentukan produk G221 saat ini berada pada tahap apa dalam daur hidup produknya?. Jelaskan ciri-ciri tahapan daur hidup tersebut. b). Berdasarkan uraian kasus, strategi pemasaran apakah yang digunakan oleh pihak manajemen PT. Max Top sesuai tahapan daur hidup produk yang sudah Anda pilih pada point a).? Jelaskan alasan Saudara! c). Jelaskan bauran promosi produk yang dapat dipilih perusahaan! (Nilai Maximun [point a, b,c ] : 25%) 4. a). Hitunglah probabilitas daya tahan karyawan bagian IT untuk ketiga perusahaan! b). Tentukan perusahaan manakah yang mempunyai probabilitas daya tahan yang paling baik! c). Jika pada perusahaan lain besarnya upah bagian finishing dan petugas angkut berkisar antara Rp. 70.000,00 hingga Rp.80.000,00 per hari, maka sesuai dengan teori keadilan (equity theory) tindakan apa yang kemungkinan akan dilakukan oleh karyawan bagian finishing dan petugas angkut PT. Max Top. (Nilai Maximun [point a, b, c]: 25%) Kiriman soal dari Lily Arifin - Peserta Ujian TAP UPBJJ Jakarta file : jtriwiyantoALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-32869438765755134422011-11-03T19:10:00.001-07:002011-11-08T20:05:47.949-08:00TAP Manajemen 2010.1<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2MzJmyVkrNmdaTUVBS2psyfMXL4UoODfyEh9mRpSr3na4dlEoHM4FmpsMZG-ibL0hfY2oC4qRcnMaIt8InU5gs-BS43YVQN4ZwM7fh4Do_vgi6KvSVaIhAWqoXC3q64Cxz83dDa8QY7E6/s1600/LOGO+UT.JPG" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="176" width="154" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2MzJmyVkrNmdaTUVBS2psyfMXL4UoODfyEh9mRpSr3na4dlEoHM4FmpsMZG-ibL0hfY2oC4qRcnMaIt8InU5gs-BS43YVQN4ZwM7fh4Do_vgi6KvSVaIhAWqoXC3q64Cxz83dDa8QY7E6/s200/LOGO+UT.JPG" /></a></div><br />
NASKAH UJIAN TUGAS AKHIR PROGRAM (EKMA4500) PROGRAM STUDI MANAJEMEN MASA UJIAN 2010.1 Kode Naskah 20; Tgl Ujian : Sabtu, 15-05-10 UJIAN URAIAN MANAJEMEN (EKMA4500) Penting! Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, jika terbukti melakukan kecurangan /contek-mencontek selama ujian, Anda akan dikenai sanksi akademis berupa pengurangan nilai atau tidak diluluskan (diberi nilai E). Apabila terbukti menggunakan JOKI pada saat ujian, semua mata kuliah yang ditempuh akan diberi nilai E. PT. UNICLEAN PT. Uniclean adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk kecantikan seperti shampoo, sabun madi, pasta gigi, hand and body lotion serta berbagai jenis produk lainnya. Perusahaan berdiri sejak tahun 1995 dengan produk utamanya saat itu adalah sabun mandi merek Lembut. Seiring dengan pesatnya permintaan konsumen, perusahaan mulai memproduksi produk-produk lainnya yaitu shampoo merek Dimensi, pasta gigi merek Putihdent dan hand and body lotion merek Marini. Jangka waktu limabelas tahun sejak berdiri, PT Uniclean mampu membuktikan sebagai perusahaan yang dapat bertahan di tengah badai krisis ekonomi dan keuangan yang sempat melanda Indonesia di tahun 1998 dan 2008. Pada tahun 2008, tiga belas tahun setelah perusahaan berdiri, pihak manajemen berencana untuk mengembangkan satu produk perawatan wajah khusus wanita di atas usia 30 tahun karena pihak manajemen mulai membaca keinginan sebagian besar wanita Indonesia yang semakin peduli pada kecantikan wajah. Produk baru tersebut direncanakan akan diluncurkan pada tahun 2010, dua tahun sejak ide awal produk ditemukan. Tuan Henri Kusno sebagai presiden direktur PT Uniclean menunjuk Tuan Adi Mulya selaku manajer pemasaran untuk membentuk tim yang akan merumuskan dan akhirnya memproduksi produk yang dimaksud. Sebagai langkah awal, Tuan Adi Mulya membentuk satu tim lintas divisi. Tim tersebut terdiri dari beberapa orang dari divisi marketing, divisi Research $ Development, divisi finansial serta divisi operasi. Hasil pertemuan awal tim tersebut menunjukan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan survei keinginan konsumen. Tim akan mengadakan riset mengenai keinginan konsumen mengenai produk perawatan wajah yang aman. Survei dilakukan di lima kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Medan. Survei dilakukan pada wanita diatas usia 30 tahun yang diharapkan menjadi target pasar utama produk yang akan dikembangkan. Survei dilakukan selama enam bulan dan hasil survei menunjukan bahwa konsumen menginginkan produk yang murah, sehat, aman untuk daerah tropis, serta ampuh mengatasi keluhan wanita di usia tersebut, yaitu mampu menghilangkan noda hitam dan kerut di wajah. Hasil survei tersebut langsung ditindaklanjuti oleh divisi Research & Development dengan mengembangkan formula sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Setelah dilakukan berbagai macam percobaan dan uji laboratorium, divisi Research & Development akhirnya dapat mengembangkan satu produk yang berkwalitas aman dan sesuai untuk daerah tropis. Menindaklanjuti hasil temuan divisi Research & Development tersebut, divisi finansial harus memutuskan untuk melakukan pembelian satu unit mesin baru yang dapat digunakan untuk memproduksi produk baru tersebut. Terdapat penawaran mesin yang akan diimpor dari Jepang dengan harga Rp 300.000.000, taksiran umur ekonomis mesin selama 4 tahun dan nilai sisa sebesar Rp 80.000.000 pada tahun keempat berdasarkan perhitungan metode penyusutan garis lurus. Mesin ini diharapkan mampu memberikan laba setelah pajak Rp 100.000.000 oada tahun pertama sampai dengan tahun keempat. Pihak manajemen harus menentukan apakah mesin tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan ataukah tidak. Apabila hasil analisis finansial menunjukan bahwa mesin tersebut memberikan keuntungan maka perusahaan akan membelinya. Sebaliknya, apabila ternyata mesin tersebut tidak memberikan keuntungan, maka perusahaan akan beralih ke tawaran lain yang lebih menguntungkan. Divisi marketing selaku divisi yang cukup berperan dalam keberhasilan produk di pasar harus dapat menentukan harga yang sesuai, kemasan serta strategi promosi yang dapat dilakukan. Produk yang baru tersebut diberi merek Masiwhite agar mudah diingat konsumen serta memberikan kesan lebih ekslusif. Tepat pada awal tahun 2010, Maxwhite resimi diluncurkan dipasaran dengan wilayah pemasaran utama meliputi pulasu Jawa, Bali dan Sumatera. Pertumbuhan penjualan yang masih lambat di awal-awal penjualan produk merupakan tantangan utama yang harus dihadapi pihak manajemen. Agar Maxwhite dapat menarik minat konsumen yang peka terhadap harga, maka dilakukan strategi pemasaran yang memfokuskan pada kemasan dan harga yang terjangkau. Produk dibuat dalam dua macam kemasan, yaitu kemasan kecil seberat 5 gram dan kemasan besar seberat 15 gram. Untuk menerobos pasar dan memperoleh pangsa pasar yang besar, divisi pemasaran melakukan strategi lebih memperkenalkan kemasan kecil dengan harga per unit yang murah diiringi dengan tingkat promosi yang tinggi. Survei pasar menunjukan saaat ini beberapa katagori perusahaan juga menawarkan produk yang sama. Promosi gencar dilakuak pada stasiun-stasiun televisi swasta serta beberapa majalah dan tabloid wanita untuk menghadapi persaingan yang kuat. Kemasan 5 gram dibuat dengan pertimbangan bahwa kemasan tersebut cukup untuk digunakan selama satu bulan, sehingga lebih ekonomis. Promosi gencar dilakukan untuk memperkenalan produk Maxwhite dengan harga murah dan pas untuk penggunaan selama satu bulan. Pada pertengahan tahun 2010, PT Uniclean berencana untuk memperluas daerah pemasaran meliputi wilayah Indonesia bagian timur yang diharapkan dapat memberikan tambahan keuntungan bagi perusahaan. Pihak manajemen memiliki 3 alternatif kota yang dapat dijadikan gudang distribusi pengiriman yaitu kota A, Kota B, dan Kota C. Gudang ini berfungis untuk menerima barang dari pusat dan selanjutnya memasarkan barang-barang tersebut ke seluruh kota pemasaran di wilayah Indonesia timur. Apabila gudang ditempatkan di kota A, maka biaya tetap per bulan yang akan ditanggung perusahaan saat gudang telah beroperasi adalah sebesar Rp 20.000.000 dan biaya variable sebesar Rp 1.200 per unit. Untuk kota B biaya tetap perbulan adalah sebesar Rp 30.000.000 dan biaya variable sebesar Rp 1.000 per unit, dan untuk kota C biaya tetap perbulan adalah sebesar Rp 26.000.000 dan biaya variable sebesar Rp 1.100 per unit. Gudang yang akan digunakan diharapkan mampu menampung produk sebanyak 1.000 unit per bulan. Pimpinan puncak PT Uniclean menyadari betul bahwa tingkat persaingan yang dihadapi tidaklah ringan. Untuk mempersiapkan pengoperasian gudang baru yang diperkirakan mulai beroperasi pada tahun 2011, pihak manajemen mulai menghitung jumlah karyawan dan tenaga penjual yang akan dipekerjakan. Dalam merekurt karyawan baru, perusahaan biasanya menggunakan recruiting yield pyramid untuk menghitung jumlah pelamar yang harus dihasilkan oleh perusahaan. Dari pengalaman yang lalau diperoleh data sebagi berikut : 1. Rasio antara penawaran deng karyawan (baru) yang benar-benar diangkat adalah 2:1 2. Rasio antara calon karyawan yang diwawancara dengan penawaran yang diberikan perusahaan adalah 3:2 3. Rasio antara calon karyawan yang diundang untuk diwawancara dengan calon yang senyatanya diwawancara adalah 2:1 4. Rasio antaracalon karyawan yang pertama kali kontak dengan perusahaan dengan yang benar-benar diundang adalah 2:1 PERTANYAAN : 1. Tentukan apakah penawaran mesin dari Jepang tersebut sebaiknya dibeli atau tidak dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV) dengan tingkat bunga yang relevan adalah 16% pertahun ! 2. Tentukan lokasi gudang mana yang sebaiknya dipilih dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variable di tiap-tiap lokasi ! 3. a. Tentukan produk Maxwhite berada pada tahap apa dalam daur hidup produknya ! Jelaskan alasan Saudara berdasarkan uraian pada soal ! b. Berdasarkan uraian soal, strategi pemasaran apakah yang digunakan oleh pihak manajemen PT. Uniclean sesuai dengan tahapan daur hidup produk yang sudah Anda pilih pada point a? Jelaskan alasan Saudara berdasarkan uraian pada soal! 4. Tentukan besaran pengontak awal yang harus dihasilkan oleh perusahaan jika perusahaan menetapkan jumlah karyawan yang akan diangkat sebanyak 40 orang ! Disalin dari aslinya oleh - Roy Mahendrajaya Gautama - 014307928 file JtriwiyantoALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-64450482080485416342011-11-03T19:01:00.001-07:002011-11-08T20:09:46.688-08:00TAP Manajemen 2011.1<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpHf3P8_acv6sgTwcFwg9twNInavg_5H-ZPUqhnveIBZn_RIyk9WecXGmXni5xIaYTrnsJFPe24WU4oxfjFZUAHlw_6gcOfnRtYKgj7QMxQZnD7EI4d8zOIGWGK9Ikti_W2B9eCSrhVaxO/s1600/Logo+IKA+UT+Jkt.bmp" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="100" width="100" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpHf3P8_acv6sgTwcFwg9twNInavg_5H-ZPUqhnveIBZn_RIyk9WecXGmXni5xIaYTrnsJFPe24WU4oxfjFZUAHlw_6gcOfnRtYKgj7QMxQZnD7EI4d8zOIGWGK9Ikti_W2B9eCSrhVaxO/s200/Logo+IKA+UT+Jkt.bmp" /></a></div>NASKAH UJIAN TUGAS AKHIR PROGRAM (EKMA4500) PROGRAM STUDI MANAJEMEN MASA UJIAN 2011.1 Kode Naskah 32; Tgl Ujian : Sabtu, 14-05-11 UJIAN URAIAN MANAJEMEN (EKMA4500) Penting! Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, jika terbukti melakukan kecurangan /contek-mencontek selama ujian, Anda akan dikenai sanksi akademis berupa pengurangan nilai atau tidak diluluskan (diberi nilai E). Apabila terbukti menggunakan JOKI pada saat ujian, semua mata kuliah yang ditempuh akan diberi nilai E. PT. MERAH DELIMA PT. Merah Delima merupakan perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman dan telah berdiri sejak tahun 1982. Selama 29 tahun berdiri, PT. Merah Delima telah memproduksi berbagai jenis makanan instant, termasuk mie instant, bubur instant, sirop, biscuit kaleng, dan beberapa jenis makanan ringan lainnya. Presiden direktur PT. Merah Delima saat ini adalah Tuan Michael Hadijaya yang merupaka generasi kedua pemilik perusahaan sekaligus anak dari Tuan Ronnie Hadijaya. Sejak ayahnya menyerahkan kepemimpinan paa tahun 2005, Tuan Michael Hadijaya menghadapi tantangan yang sangat berat karena semakin banyaknya pesaing dalam industri sejenis. Sejak tahun 2000, pelaku industri makanan dan minuman di Indonesia semakin menjamur dikarenakan peluang pasar yang cukup menjanjikan. Beberapa pemain utama dalam industri ini mampu bertahan sebagai pemimpin pasar, namun tidak jarang juga perusahaan yang terpaksa gulung tikar. PT. Merah Delima memiliki produk unggulan, yaitu mie instan yang merupaka produk dengan tingkat penjualan terbesar. Untuk produk mie instan, PT. Merah Delima juga berhasil melakukan ekspor ke berbagai negara antara lain Jepang, Singapura, Malaysia, Hongkong dan Taiwan. Produk mie instan yang diproduksi PT. Merah Delima diberi merek Rasamie yang telah memimpin pasar selama sepuluh tahun terakhir. Perencanaan yang strategis yang selalu ditekankan oleh Tuan Michael adalah melakukan promosi melalui berbagai media periklanan, termasuk televise, media cetak, dan radio. Namun demikian, seiring dengan semakin banyaknya pesaing-pesaing dalam industri ini dan perubahan selera konsumen, menyebabkan penurunan penjualan produk Rasamie selama satu tahun terakhir. Tuan Michael menyadari bahwa hanya melakukan promosi tidaklah cukup untuk membangkitkan kembalai penjualan Rasamie. Tuan Michael ingin tetap mempertahankan Rasamie dengan melakukan beberapa perbaikan. Kendala yang dihadapi PT. Merah Delima saat ini adalah keterbatasan mesin dan peralatan yang menyebabkan PT. Merah Delima kesulitan memenuhi permintaan Rasamie untuk Pulau Sulawesi dan Kalimantan. Hal ini menyebabkan konsumen beralih ke merek lain yang mudah mereka dapat di daerah tersebut. Berkaitan dengan keinginan Tuan Michael untuk meningkatkan kembali penjualan Rasamie, dilakukan perencanaan strategis tidak hanya pada usaha melakukan promosi dan periklanan saja, tetapi juga berusaha meningkatkan citra merek Rasamie di mata masyarakat. Disamping itu, Tuan Michael juga tengah mempertimbankan ekspansi dengan mendirikan pabrik baru. Selian itu dipertimbangkan penggantian mesin yang lama karena dinilai sudah tidak produktif lagi dan memerlukan biaya perawatan yang mahal karena sering mengalami kerusakan. Berkaitan dengan pengadaan mesin baru, Tuan Michael tengah mempertimbangkan untuk melakukan pembelian mesin yang diimpor dari Jepang. Mesin tersebut memiliki kemampuan otomatisasi yang tinggi, sehingga dapat mengurangi tenaga kerja langsung. Mesin tersebut bernilai Rp. 320 juta dan memiliki umur ekonomis selama 30 tahun. Dalam hal pengadaan mesin, Tuan Michael memiliki dua alternative pengadaan, yaitu alternative pertama adalah membeli mesin tersebut dengan cara dicicil langsung melalui produsen dengan keharusan membayar DP sebesar Rp. 20 juta dan sisa cicilan dibayarkan sebesar Rp. 16,5 juta per bulan selama 30 bulan. Alternatif kedua adalah melakukan pinjaman kepada pihak lain sebesar Rp. 320 juta dengan cicilan Rp. 19,5 juta per bulan selama 35 bulan. Tuan Michael harus menentukan pilihan yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. Apabila mesin baru mulai berproduksi, maka tugas Tuan Michael selanjutnya adalah menentukan orang-orang yang akan menempati posisi yang baru yang berkaitan dengan operasional mesin. Tugas tersebut diserahkan kepada Tuan Ridwan selaku manager HRD. Tuan Ridwan tengah mempertimbangkan metode rekrutmen yang paling sesuai bagi perusahaan. Menurutnya, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika mencari orang-orang lama yang berkompetensi baik untuk menempati jabatan supervisor pada lini mesin yang baru. Apabila menggunakan orang-orang baru, maka akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Orang-orang lama ini akan dianalisis dan dievaluasi untuk menilai kemampuan mereka menempati posisi baru. Untuk penempatan posisi tersebut, Tuan Ridwan membuka semua kesempatan pada semua karyawan dan seleksi awal adalah menilai komitmen, kedisiplinan, dan masa kerja karyawan baik karyawan yang telah menjabat sebagai supervisor maupun yang belum menjabat sebagai supervisor. Rencana ekspansi yang telah disusun menghasilkan empat alternative lokasi yaitu mendirikan pabrik di kota A, kota B, kota C atau kota D. Data biaya tetap dan biaya variabel apabila berproduksi adalah sebagai berikut : Lokasi Biaya Tetap / bulan Biaya Variabel / unit Kota A Rp. 10.000.000,- Rp. 1.250,- Kota B Rp. 9.000.000,- Rp. 1.500,- Kota C Rp. 11.000.000,- Rp. 1.000,- Kota D Rp. 10.000.000,- Rp. 1.500,- PERTANYAAN : Bedasarkan kasus pada PT. Merah Delima, maka analisislah : 1. Lokasi pabrik manakah yang sebaiknya dipilih, apabila perusahaan menetapkan untuk berproduksi pada tingkat produksi 5.000 unit per bulan. Jelaskan jawaban Anda ! (nilai 25%). 2. Cara pembelian mesin yang paling menguntungkan, apakah membeli mesin langsung secara kredit atau menggunakan pinjaman dana dari pihak lain dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR) !. (nilai 25%) 3. a. Jenis sumber karyawan yang digunakan oleh PT. Merah Delima untuk rekrutmen dan jelaskan jawaban Anda !. b. Cara-cara pengisian lowongan jabatan yang dapat dilakukan oleh Tuan Ridwan berdasarkan jenis sumber karyawan yang Anda pilih pada poin 3.a diatas dan jelaskan pengertian masing-masing cara tersebut !. (nilai 3.a dan 3.b 25%) 4. a. Berada pada tahap daur hidup apakah produk Rasamie ? Jelaskan alasan Anda memilih daur hidup tersebut.!. b. Strategi pemasaran apakah yang yang digunakan Tuan Michael berdasarkan jawaban Anda pada poin 4.a dan jelaskan jawaban Anda !. (nila 4.a dan 4.b 25%) Kiriman soal dari Irwansyah - Peserta Ujian TAP 2011.1 File JtriwiyantoALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-83668487951444914592011-01-19T20:52:00.000-08:002011-11-08T20:08:41.982-08:00TAP Administrasi Negara 2004.2<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbQcqPwaFDGsZJR05Q1rUOk3IXzNTA_Dyuysw7jYE_zS_ZG14SC2N2NauXGjXH1wkvXjHPd16s1_P6o0Pd3nAzlBnNUvOl2jFRFBwyUwbd9Lipl6o2molX8fFcX8kRh7NNsRXFFmcyD5Ag/s1600/IKA+UT+Jakarta.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="100" width="71" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbQcqPwaFDGsZJR05Q1rUOk3IXzNTA_Dyuysw7jYE_zS_ZG14SC2N2NauXGjXH1wkvXjHPd16s1_P6o0Pd3nAzlBnNUvOl2jFRFBwyUwbd9Lipl6o2molX8fFcX8kRh7NNsRXFFmcyD5Ag/s200/IKA+UT+Jakarta.jpg" /></a></div><br />
NASKAH UJIAN<br />
TUGAS AKHIR PROGRAM <br />
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA (ADPU4500)<br />
MASA UJIAN 2004.2<br />
Kode Naskah 47; Tgl Ujian : Sabtu, 06-11-2004<br />
Sifat Ujian : Open Book<br />
Tidak Boleh Pakai Kalkulator<br />
<br />
Sesungguhnya, apapun yang Anda perbuat, Tuhan Maha Mengetahui.<br />
Karena itu, bekerjalah dengan jujur dan jangan berbuat curang !<br />
<br />
RENTE DALAM BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK<br />
<br />
A. KASUS <br />
Masyarakat pengguna jasa layanan public terpaksa melakukan rente. Rente adalah kata lain dari uang pelican, uang semir, uang sogok atau pungutan liar yang diberikan kepada birokrasi pelayan public. Masyarakat terpaksa melakukannya karena kalau tidak mereka tidak akan menerima pelayanan yang semestinya.<br />
<br />
Hasil penelitian tentang Kinerja Pelayanan Publik pada Instansi Perizinan dan Pertanahan di Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, dan DIY menunjukkan hal tersebut. Sebanyak 58% masyarakat mengaku telah memberikan biaya diluar biaya resmi setiap berurusan dengan birokrasi. Pada sisi yang sama, 61% birokrasi atau petugas pelayanan public menyatakan telah menerima pemberian dalam bentuk uang atau barang dari masyarakat. Mengenai pelaku awalnya baik masyarakat maupuan birokrat sama-sama berinisiatif memberi kesempatan untuk melakukan praktik rente ini.<br />
<br />
Rente pelayanan public terjadi karena PERTAMA, kuatnya peran birokrasi dalam pemberian pelayanan public yang pada sisi lain tidak seimbang dengan pengawasan yang efektif dari kekuatan politik (DPR/DPRD) dan masyarakat. KEDUA, tiadanya kepemimpinan birokrasi yang menegakkan aturan standard pelayanan dan memberikan sanksi kepada bawahan yang melanggar. Bahkan pemimpin cenderung memberi peluang terjadinya rente tersebut. KETIGA, rendahnya penghasilan yang diterima pegawai. Pegawai cenderung menaikkan standar hidupnya ketika meletakkan diri dalam status social masyarakat. Dalam memenuhi kepentingan ini, pegawai mencari pendapatan tambahan di luar pendapatan resmi.<br />
<br />
Sumber : Rente dalam Birokrasi Pelayanan Publik, http://www.cpps.or.id//upload/policy briefs/policy brief rente berokrasi bw. 2.pdf.<br />
B. SOAL :<br />
No. PERTANYAAN : SKOR<br />
1. Jika Anda ingin mereformasi birokrasi sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai dengan aspirasi pengguna jasa (masyarakat) bagaimana cara Anda mereformasi birokrasi tersebut?<br />
Gunakan konsep formulasi dan pelaksanaan kebijakan public! 8<br />
2. Rente birokrasi dalam pelayanan public ternyata berkaitan dengan kepemimpinan birokrasi. Analisislah kepemimpinan bagaimana yang dapat menciptakan birokrasi yang bersih, efektif, dan efisien ! 8<br />
3. Jika birokrasi didaerah Anda disinyalir terjadi rente birokrasi dalam pelayanan public, apa yang Anda lakukan bila Anda ingin menyehatkan birokrasi didaerah Anda tersebut? Gunakan konsep diagnosis dan invervensi!. 8<br />
4. Salah satu penyebab rente birokrasi dalam pelayanan public adalah kuatnya peran birokrasi dan lemahnya pengawasan (politik maupun masyarakat). Jika Anda, ingin membenahi birokrasi kita sehingga dapat memberikan pelayanan public yang memuaskan, bagaimana cara membenahi birokrasi kita? <br />
Gunakan konsep system administrasi Negara Indonesia dan teori organisasi! 12<br />
Jumlah 36<br />
<br />
Selamat Mengerjakan !!<br />
by jtriwiyantoALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-47001856324029493512011-01-15T02:16:00.000-08:002011-11-08T20:11:36.905-08:00TAP Administrasi Niaga 2005.1NASKAH UJIAN<br />
TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)<br />
Program Studi Administrasi Niaga<br />
Tutup Buku / Boleh Pakai Kalkulator<br />
Kode Mata Kuliah : ADBI4500<br />
Kode Naskah : 48<br />
Masa Ujian : 051<br />
Tanggal Ujian : Sabtu / 14 – 05 -2005<br />
Waktu Ujian : 11.00 – 14.00 WIB (180 menit)<br />
12.00 - 15.00 WITA (180 menit)<br />
13.00 - 16.00 WIT (180 menit)<br />
Petunjuk:<br />
1. Telitilah kode matakuliah, jumlah halaman, dan jumlah soal dalam naskah TAP ini. Naskah ini terdiri dari 03 halaman yang berisi 05 butir soal. Kalau tidak sesuai laporkan kepada Pengawas.<br />
2. Bacalah petunjuk cara menjawab soal dengan cermat.<br />
3. Nilai hanya diberikan terhadap jawaban yang benar dan tidak akan dikenakan denda terhadap jawaban yang salah.<br />
4. Jawaban ditulis pada Buku Jawaban Ujian (BJU), dengan tulisan yang jelas dan mudah dibaca.<br />
5. Jangan mencorat-coret BJU, gunakan buram atau lembar kosong pada Naskah Ujian untuk coret-mencoret.<br />
6. Tidak diperkenankan meminta penjelasan kepada siapapun yang berkaitan dengan materi ujian.<br />
7. Naskah Ujian ini tidak dilampiri tabel.<br />
8. BJU tidak boleh kotor, basah, terlibat atau robek.<br />
9. Periksalah kembali penulisan identitas kemahasiswaan Anda pada BJU karena, kesalahan pengisian identitas bisa menyebabkan Anda tidak lulus ujian ini.<br />
10. Setelah selesai ujian, serahkan BJU kepada Pengawas Ujian dan naskah ujian boleh diambil.<br />
<br />
INDUSTRI ROTAN<br />
DI TENGAH MELIMPAHNYA BAHAN BAKU<br />
Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia, namun devisa yang diperoleh dari hasil ekspor rotan masih relatif kecil. Sebagai contoh, ketika keran ekspor rotan mentah dibuka sejak tahun 1999, total ekspor rotan asalan dan setengah jadi pada tahun 2003 mencapai 28,5 juta kilogram dengan nilai jual hanya 18,16 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 163,49 milyar (dengan kurs Rp 9.000 per dollar AS). Kini, pemerintah melarang ekspor rotan mentah dan rotan asalan. Tujuan kebijakan ini antara lain agar pemerintah daerah dan masyarakat bisa mengolah rotan mentah menjadi produk rotan sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi.<br />
Sebagai gambaran, satu peti kemas produk kerajinan rotan menghabiskan bahan baku sekitar 3.000 kilogram. Jika rotan mentah yang diekspor sebanyak 28,5 juta kilogram, sebenarnya bisa menghasilkan 9.500 kontainer kerajinan rotan. Harga produk atau kerajinan rotan minimal 8.500 dollar AS per kontainer atau seluruhnya senilai 80,75 juta dolar AS. Berarti nilai tambah produk rotan hampir lima kali lipat dibandingkan dengan rotan asalah/mentah.<br />
Salah satu daerah yang memiliki industri rotan adalah Cirebon, khususnya di kabupaten Kuningan, Majalengka, Indramayu, Cirebon, dan Kota Cirebon. Kini, lebih dari 400.000 orang penduduk menggantungkan hidup dari usaha mebel rotan. Bisnis rotan di Cirebon seakan sudah menggurita, mulai dari industri rumahan sampai perusahaan eksportir.<br />
Menurut catatan Asosiasi Industri Permebelan & Kerajian Indonesia (Asmindo) Komisariat Daerah Cirebon yang dikuti dari sumber data Depperindag Kabupaten Cirebon tahun 1999, realisasi ekspor mebel rotan Cirebon (tidak termasuk kerajinan tangan yang umumnya berbahan baku limbah mebel rotan) tercatat senilai 84,38 juta dollar AS, tahun 2000 menjadi 91,55 juta dollar AS, tahun 2003 sebesar 101,67 juta dollar AS, dan tahun 2004 sekitar 116,57 juta dollar AS. Nilai tersebut belum termasuk yang diekspor melalui Jakarta dan kota lainnya di Indonesia. Selain menggarap pasar ekspor, industri rotan Cirebon juga menyasar pasar lokal, meskipun omzet mebel rotan ekspor nilainya lebih besar daripada pasar lokal.<br />
Tahun 1995 mebel rotan buatan Indonesia, Cirebon khususnya, masih bisa bersaing dengan produksi China, tetapi sekarang China tak bisa disepelekan. Dari sisi desain dan kualitas, mebel rotan buatan China tidak kalah dari produk kita, namun harganya bisa jauh lebih murah.<br />
Salah satu yang diharapkan pengusaha mebel rotan dari pemerintah adalah pemberlakuan terminal handling charge (THC) yang bersaing. Menurut pengusaha, komponen THC di Indonesia termasuk tinggi dibandingkan dengan negara Asia lainnya, yaitu sebesar 260 dollar AS untuk setiap kontainer berukuran sekitar 40 kaki. Sebagai perbandingan, THC serupa di Malaysia hanya sebesar 68 dolar AS, Singapura mematok 160 dollar AS, Thailand 75 dollar AS, dan Myanmar hanya 50 dollar AS.<br />
Dari gambaran industri mebel rotan di Cirebon, tampak bahwa industri mebel dan kerajinan rotan di negara kita memliki potensi yang luar biasa, baik dari segi penyerapan tenaga kerja mapun devisa ekspor. Hal ini tidak lepas dari melimpahnya hasil hutan tersebut yang ada di negara kita. Namun hingga kini industri mebel rotan kita masih kalah bersaing di pasar internasional dengan produk yang sama dari negara, yang justru bukan penghasil rotan, yaitu China dan Taiwan. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah (penghasil rotan) harus bekerja keras untuk mendayagunakan hasil hutan tersebut, sebagai salah satu kekayaan negara yang sangat menjanjikan bagi kemakmuran bangsa.<br />
Pertanyaan<br />
Nomor Satu<br />
• Jelaskan tiga fungsi manajemen keuangan. Berikan ilustrasi dengan contoh perkembangan industri mebel di Indonesia. (Nilai: 6 poin)<br />
• Susunlah Laporan Sumber dan Penggunaan Dana PT Rattani berdasarkan necara PT Rattani tahun 2003 dan 2004 berikut ini: (Nilai: 6 poin) <br />
• Tanggal ; 31-12-2003 ; 31-12-2004<br />
Kas ; Rp 1.750.000,- ; Rp 1.900.000,-<br />
Piutang ; Rp 3.500.000,- ; Rp 5.200.000,-<br />
Persediaan ; Rp 8.150.000,- ; Rp 12.600.000,-<br />
Mesin dan Peralatan ; Rp 3.500.000,- ; Rp 5.000.000,-<br />
Depresiasi ; Rp 350.000,- ; Rp 500.000,-<br />
Tanah ; Rp 20.000.000,- ; Rp 20.000.000,-<br />
Gedung ; Rp 25.000.000,- ; Rp 35.000.000,-<br />
Depresiasi ; Rp 1.500.000,- ; Rp 1.500.000,-<br />
Total Aktiva ; Rp 63.750.000,- ; Rp 81.700.000,-<br />
Utang Dagang ; Rp 7.450.000,- ; Rp 8.600.000,-<br />
Utang Bank ; Rp 30.000.000,- ; Rp 35.000.000,-<br />
Utang Jangka Panjang ; Rp 20.000.000,- ; Rp 30.000.000,-<br />
Laba Ditahan ; Rp 6.300.000,- ; Rp 8.100.000,-<br />
Total Pasiva & Modal; Rp 63.750.000,- ; Rp 81.700.000,-<br />
• Jika pinjaman PT Rattani tahun 2003 dikenakan harga flat rate oleh bank, dengan jangka waktu pinjaman selama 3 tahun, hitunglah besarnya biaya modal PT Rattani untuk tahun 2003! Realisasi pinjaman terhitung mulai bulan Mei 2003. (Nilai: 4 poin)<br />
Nomor Dua<br />
• Dari wacana di atas, dapat dikatakan bahwa posisi pengusaha-pengusaha industri rotan Indonesia dalam pasar industri rotan internasional adalah sebagai penantang pasar! Jelaskan yang dimaksud dengan penantang pasar dan jelaskan minimal dua karakteristiknya! (Nilai: 6 poin)<br />
• Dengan posisi pengusaha-pengusaha rotan Indonesia sebagai penantang pasar, jelaskan minimal dua strategi penyerangan untuk mengungguli dominasi pengusaha-pengusaha China dan Taiwan! (Nilai: 4 poin)<br />
• Bagaimana penerapan strategi Segmenting, Targetting, dan Positioning (STP) dalam industri pasar industri rotan! (Nilai: 6 poin)<br />
<br />
Nomor Tiga<br />
• Mengingat kebutuhan tiap tahun akan bahan baku rotan yang begitu besar, maka PT Rattani harus memperhitungkan jumlah pembelian ekonomisnya (EOQ). Jika diketahui harga rotan mentah per tahun mencapai 1.500 kg, dengan harga beli Rp 5.000,- per kg, biaya pemesanan adalah Rp 50.000,- untuk setiap kali pesan, serta biaya penyimpanan diperhitungkan 0,5% dari nilai kebutuhan rotan per tahun, maka hitunglah jumlah pembelian ekonomisnya (EOQ)? (Nilai: 4 poin)<br />
• Berdasarkan prediksi volume penjualan yang akan meningkat untuk tahun-tahun mendatang, PT Rattani bermaksud mendirikan pabrik mebel rotan baru. Jelaskan minimal tiga aspek penting yang harus dipertimbangkan oleh PT Rattani dalam pemilihan lokasi pabrik? (Nilai: 6 poin)<br />
Nomor Empat<br />
• Dengan menggunakan metode analisis SWOT, coba Anda lakukan analisis terhadap industri mebel dan kerajian rotan Indonesia! (Nilai: 8 poin)<br />
• Jelaskan tiga upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam mengembangkan industri rotan di tanah air! (Nilai: 6 poin)<br />
Nomor Lima<br />
• Berkaitan dengan rencana pembangunan pabrik mebel rotan baru oleh PT Rattani, maka dibutuhkan tambahan karyawan baru, baik pada tingkat manajerial maupun tingkat operasional. Alat analisis yang penting dalam rencana rekrutmen tersebut adalah Analisis Jabatan (Job Analysis). Secara garis besar terdapat dua informasi penting yang diperoleh dari analisis jabatan. Jelaskan! (Nilai: 4 poin)<br />
• Jelaskan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh pabrik mebel atau kerajinan rotan (3 buah)! (Nilai: 6 poin)<br />
• Agar pegawai tingkat operasional PT Rattani memiliki semangat kerja yang tinggi, jelaskan minimal tiga upaya yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen PT Rattani? (Nilai: 6 poin)<br />
Total Nilai: 72 poin<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNaiOY39Dqt2SUvNnYYJxwNxszsmuNO8k6N_XW_HD55x8J46hrLJYUNcTYB3aesuqkHSOgVWVYHOOKVYF356ZiZgUccVmKj46ejFNy4p9firN2PVlrELTtxl323KULZDAUHMhK_lmGAsv6/s1600/Loto+UT+New.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="200" width="170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNaiOY39Dqt2SUvNnYYJxwNxszsmuNO8k6N_XW_HD55x8J46hrLJYUNcTYB3aesuqkHSOgVWVYHOOKVYF356ZiZgUccVmKj46ejFNy4p9firN2PVlrELTtxl323KULZDAUHMhK_lmGAsv6/s200/Loto+UT+New.jpg" /></a></div>ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-73007247052060347632010-01-04T22:23:00.000-08:002010-01-04T22:23:24.206-08:00KISAH NAGA BARU<b></b>Kisah Naga Baru<br />
<i>Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas</i><br />
<br />
Kisah naga baru Ada sebuah kisah menarik yang dimuat di sebuah koran ibukota kira kira pada tahun 2002, dengan judul Naga baru. Ceriteranya nya kurang lebih begini:<br />
Alkisah pada suatu hari seorang pendekar perguruan silat yang sangat sakti dibujuk oleh murid muridnya untuk masuk kedalam sebuah gua dan mengalahkan seekor naga yang menghuni gua tersebut. Sudah ratusan pendekar yang masuk dan berusaha membunuh naga tersebut tetapi mereka tak pernah keluar dari gua dengan selamat.<br />
Karena merasa tertantang, maka sang pendekar guru segera masuk kedalam gua dan ternyata bahwa sang naga sama sekali tidak sakti. Dengan sekali tebasan pedang saja sang naga langsung tersungkur mati. Sang pendekar segera melihat sekeliling gua, ternyata penuh dengan bongkahan emas permata yang kemilau sangat mempesona. Sang pendekar guru tergiur untuk mengambil beberapa genggam permata untuk oleh-oleh kepada murid-muridnya sekaligus sebagai bukti bahwa dia telah berhasil mengalahkan sang naga.<br />
Namun apa lacur?? Begitu meraup harta permata tersebut seketika sang pendekar guru menjelma menjadi seekor naga. Karena merasa malu maka sang pendekar guru memilih tetap tinggal di dalam gua, dan menjadi Naga Baru. Murid murid diluar gua merasa cemas dan menyangka gurunya telah tewas diterkam sang Naga, padahal gurunya telah menjelma menjadi naga yang baru.<br />
Kisah ini sedikit banyak ada kemiripannya dengan para pemegang kekuasaan. Yang semula masih idealis, begitu menjabat biasanya juga sama saja, bahkan kadang kadang lebih buruk dari penguasa yang dicela sebelumnya.<br />
<i>Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/"</i>ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-41745584495452929782009-12-09T01:26:00.000-08:002009-12-09T01:26:05.507-08:00KISAH UJIAN TAPCATATAN UJIAN TAP<br />
Dear All,<br />
Berbagi pengalaman mengenai TAP kemarin 2009.2, saya juga ada "kejadian" atau pengalaman yang membuat saya "tak enak makan dan tak nyenyak tidur"...... .<br />
<br />
<b>Ceritanya<br />
</b>Sebagaimana dimaklumi bahwa untuk jurusan Pemerintahan terdiri dari 5 (lima) Mata Kuliah Pendukung TAP: Organisasi & Manajemen Pemerintahan, Kebijakan Pemerintahan, Sistem Pemerintahan Indonesia, Perubahan Sosial & Pembangunan dan Manajemen Pelayanan Umum.<br />
Menjelang ujian TAP, kelima modul dari kelima MK tersebut telah saya pelajari termasuk pokok bahasan yang berkaitan dengan pentingnya konsep "Desenteralisasi" dalam kerangka otonomi di Indoensia.<br />
Dari kelima modul tersebut, bahasan mengenai pentingnya "desentralisasi" tersebut dijelaskan dalam modul MK "Sistem Pemerintahan Indonesia" misalnya pandangan The Lian Gie ataupun tokoh lainnya. Termasuk yang paling membantu adalah pandangan penyusun modul (Siti Aisyah, dkk) yang secara explisit mengemukakan alasan/faktor-faktor pentingnya "desentralisasi" di negara kita terutama dilihat dari beberapa dimensi/aspek.<br />
Dari kelima modul mata kuliah pendukung TAP tersebut diatas, sejauh yang saya pelajari tidak ada yang membahas mengenai pentingnya desentralisasi menurut pandangan Smith.<br />
Masalah kemudian<br />
Yang menjadi masalah kemudian ketika tiba "hari H" TAP, konsep pandangan desentralisasi yang menurut saya ada pada modul MK Pendukung TAP (seperti disebutkan diatas) tidak satupun yang ditanyakan (soal TAP), malah sebaliknya konsep pandangan Smith yang notabene tidak tercantum dalam modul MK pendukung TAP ditanyakan (sebagai soal TAP) - soal TAP No. # 5 -<br />
Waktu mau mengerjakan TAP, rasanya saya masih terngiang konsep pandangan menurut Siti Aisyah dkk, mengenai konsep pentingnya Desentralisasi tersebut bagi negara kita oleh karena pandangan tersebut sangat ideal, jelas, padat dan komprehensive sehingga sangat relevant antara teori dan kenyataan. Tetapi, ketika melihat soal/pertanyaan tersebut (konsepsi Smith) sesaat fikiran saya goyah semua perasaan bercampur aduk karena konsepsi Smith itu tidak saya temukan dalam kelima modul MK pendukung TAP.<br />
Do'a dan Harapan<br />
Semua soal TAP telah selesai saya kerjakan - termasuk soal No. # 5 itu yang terus menggangu fikiran saya- rasanya saya ingin "mempertanggung-jawabkan" jawaban saya atas soal no. # 5 tersebut secara berhadapan langsung dengan para penilai, dan saya ingin menjelaskan: <br />
1) Penyebab arah jawaban saya dalam TAP seperti itu,<br />
2) Keterkaitan konsep teorities pendekatan eknominya "Adam SMITH" dengan konsep pentingnya desentralisasi bagi negara kita yang substansinya sangat relevant dengan padangan Siti Aisyah, dkk terutama salah-satunya dari dimensi/aspek perekonomian dan pembangunan (sebagaimana yang saya maksud dalam menjawab soal TAP # 5)<br />
Kalaupun "pertangung-jawaban" secara langsung kepada para dosen/penilai itu tidak terjadi, tapi saya yakin dan percaya bahwa konsepsi Adam SMITH (pendekatan ekonomi) sangat erat kaitannya dengan pentingnya desentralisasi.<br />
--o0o-- <br />
Duhai ibuku tercinta, maafkan anakmu yang dhoif ini kelulusanku adalah dambaanmu semasa hidup seperti juga dambaanku......, karena kini kau telah mendahului kami menghadap Yang Kuasa sebelum kau menyaksikan anakmu ini lulus dan diwisuda.... maafkanlah !, do'aku untuk mu wahai Ibu tercinta semoga kau bahagia disisiNya, aamiin... <br />
Kiranya cukup sekian "berbagi pengalaman" TAP yang pernah saya alami, saya berdo'a kepada Allah swt semoga segala perjuangan kita senantiasa mendapat jalan dan ridho Allah swt, aamiin.<br />
<br />
Salam,<br />
Maju Terus & tetap semangat.<br />
Rustandi ; email : ru5t4ndi@yahoo.comALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-76864888805254924042009-12-08T17:46:00.000-08:002009-12-08T17:46:28.257-08:00Pengenalan Universitas Terbuka<b>Mengenal Universitas Terbuka</b><br />
Universitas Terbuka (UT) adalah Perguruan Tinggi Negeri ke 45 di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 41 Tahun 1984.<br />
<b>A. Tujuan Pendirian UT </b><br />
<br />
UT didirikan dengan tujuan:<br />
1. memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing, di mana pun tempat tinggalnya untuk memperoleh pendidikan tinggi;<br />
2. memberikan layanan pendidikan tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan lain, tidak dapat melanjutkan belajar di perguruan tinggi tatap muka;<br />
3. mengembangkan program pendidikan akademik dan profesional yang disesuaikan dengan kebutuhan nyata pembangunan, yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain.<br />
<br />
<b>B. Sistem Belajar Mengajar</b><br />
UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/Internet, siaran radio dan televisi). Makna terbuka adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, frekuensi mengikuti ujian, dan sebagainya. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas (SMA atau yang sederajat).<br />
<br />
<b>C. Cara Belajar</b><br />
Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara belajar mandiri menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dibuat khusus untuk dapat di pelajari secara mandiri. Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT, mahasiswa juga dapat mengambil inisiatif untuk memanfaatkan perpustakaan, mengikuti tutorial baik secara tatap muka maupun melalui Internet, radio, dan televisi, serta menggunakan sumber belajar lain seperti bahan belajar berbantuan komputer dan program audio/ video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa dapat meminta informasi atau bantuan tutorial kepada Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) setempat. <br />
Belajar mandiri dalam banyak hal ditentukan oleh kemampuan belajar secara efisien. Kemampuan belajar tergantung pada kecepatan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar mandiri secara efisien, mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri, inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengatur waktunya dengan efisien, sehingga dapat belajar secara teratur berdasarkan jadwal belajar yang ditentukan sendiri. Oleh karena itu agar dapat berhasil belajar di UT, calon mahasiswa harus siap untuk belajar secara mandiri.<br />
<br />
<b>D. Sistem Kredit Semester</b><br />
Universitas Terbuka, seperti halnya perguruan tinggi yang lain, menerapkan Sistem Kredit Semester untuk menetapkan beban studi mahasiswa tiap semester. Dalam Sistem Kredit Semester, beban studi yang harus diselesaikan dalam satu program studi diukur dengan satuan kredit semester (sks). Setiap matakuliah diberi bobot 2-4 sks atau lebih. Satu semester adalah satuan waktu kegiatan belajar selama kurang lebih 16 minggu. <br />
Dalam pendidikan tinggi tatap muka, mahasiswa yang mengambil beban studi satu sks harus mengikuti perkuliahan selama satu jam per minggu di kelas dan satu jam untuk praktek, praktikum atau belajar di rumah, sehingga dalam satu semester mahasiswa harus mengalokasikan waktu belajar sekitar 32 jam. Untuk menempuh matakuliah yang berbobot 3 sks dibutuhkan waktu belajar sekitar 96 jam per semester. <br />
<br />
Dalam sistem pendidikan jarak jauh, mahasiswa juga harus mengalokasikan waktu yang sama dengan mahasiswa tatap muka (2 jam per minggu per sks). Hanya saja kegiatan belajarnya lebih banyak dilakukan secara mandiri (di rumah, melalui kelompok belajar, dan tutorial)<br />
Khusus untuk UT, satu sks disetarakan dengan tiga modul bahan ajar cetak (BMP). Satu modul terdiri atas 50-60 halaman, sehingga bahan ajar dengan bobot 3 sks berkisar antara 450-540 halaman tergantung pada jenis mata kuliahnya. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan membaca dan memahami rata-rata mahasiswa adalah 5-6 halaman per jam. Sehingga untuk membaca bahan ajar dengan bobot 3 sks diperlukan waktu (450 s.d. 540) : (5 s.d. 6) = 90 jam. Apabila satu semester mempunyai waktu 16 minggu maka waktu yang diperlukan untuk membaca bahan ajar dengan bobot 3 sks adalah 90 : 16 kurang lebih 6 jam per minggu. Misalnya mahasiswa mengambil 15 sks/semester maka yang bersangkutan harus mengalokasikan waktu belajar sebanyak 15 : 3 x 6 = 30 jam per minggu atau kira-kira 5 jam per hari(1 minggu dihitung 6 hari belajar).<br />
Dengan sistem belajar seperti ini mahasiswa UT diharapkam mengalokasikan waktu belajar sesuai dengan beban sks yang diambil atau mengambil beban sks setiap semester sesuai dengan waktu belajar yang dapat dialokasikan serta mempertimbangkan kemampuan akademik masing-masing. <br />
<br />
<b>E. Penyelenggaraan Pendidikan di UT<br />
</b> Dalam penyelenggaraan pendidikan, UT bekerja sama dengan semua perguruan tinggi negeri/swasta serta instansi yang relevan yang ada di Indonesia. Pada setiap propinsi atau kota yang terdapat perguruan tinggi negeri, tersedia unit layanan UT yang disebut Unit Program Belajar Jarak Jauh – Universitas Terbuka (UPBJJ-UT). Perguruan tinggi negeri setempat berperan sebagai pembina UPBJJ-UT serta membantu dalam penulisan bahan ajar, tutorial, praktikum, dan ujian. <br />
Untuk memberikan layanan pendidikan secara optimal kepada mahasiswa yang tersebar di seluruh penjuru tanah air dan di luar negeri, UT bekerja sama dengan instansi lain seperti Bank BRI, Televisi Republik Indonesia (TVRI), Radio Republik Indonesia (RRI), Radio Siaran Pemerintah Daerah, Radio Siaran Swasta Niaga, Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota, Atase Pendidikan KBRI, Perpustakaan Nasional RI dan Perpustakaan Daerah, serta Indosat.<br />
Universitas Terbuka juga bekerja sama dengan instansi-instansi yang ingin meningkatkan kualitas sumber daya karyawannya, baik instansi pemerintah, BUMN maupun swasta. Mereka dapat mengikuti program yang ada di UT atau memesan program studi baru yang sesuai dengan kebutuhan instansinya. UT selama ini telah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru SD dan Taman Kanak-Kanak melalui program yang dikenal sebagai program Pendidikan Dasar (Pendas). <br />
Selain itu UT juga telah mendapat kepercayaan untuk meningkatkan kualitas SDM dari TNI, Bank BRI, Bank BNI, PT Garuda Indonesia, PT Merpati Nusantara, Departemen Pertanian, Sekretariat Wakil Presiden, Pondok Pesantren dan beberapa instansi lainnya.<br />
<br />
Posted by: Humas UT On 10/22/2007 10:23 AM<br />
Sumber : www.ut.ac.idALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-45859432198530810572009-11-20T02:05:00.000-08:002009-11-20T02:05:51.706-08:00EKMA4570 PenganggaranDeskripsi Mata Kuliah :<br />
<b>EKMA4570 Penganggaran<br />
M. Nafarin </b><br />
<br />
<i>Harga Buku : Rp. 60.000,- (disertai multimedia)<br />
3 SKS - Modul 1-9 / Edisi 1 <br />
ISBN : 979011141X <br />
DDC22 : 658.154 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2007 <br />
</i>Mata kuliah ini membahas tentang anggaran perusahaan yang meliputi gambaran umum pengangaran, anggaran jualan, anggaran produksi, anggaran biaya komersial, anggaran utang-piutang, anggaran kas, anggaran sediaan, anggaran variabel dan anggaran tetap, analisis keuangan dan akuntansi dalam penyusunan anggaran serta penyusunan penganggaran nirlaba. <br />
<br />
pembelian online: <br />
http://ebook.ut.ac.id <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah<br />
</b>Mata kuliah Penganggaran mencakup penyusunan anggaran perusahaan dan anggaran bukan perusahaan (anggaran nirlaba). Penyusunan anggaran perusahaan pada mata kuliah ini meliputi perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan beberapa perusahaan jasa. Penyusunan anggaran nirlaba pada mata kuliah ini berupa penyusunan anggaran negara di Indonesia. <br />
Mata kuliah Penganggaran ini mempunyai bobot 3 SKS, tiap SKS terdiri atas 3 modul sehingga 3 SKS sebanyak 9 modul, terdiri atas modul: <br />
<b>Modul 1</b> akan membahas tentang Gambaran Umum Penganggaran Perusahaan. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti hubungan perencanaan dengan penganggaran perusahaan, dan memahami fungsi dan macam anggaran. <br />
<b>Modul 2</b> akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Operasional I. Tujuan pokok bahasan ini agar mengerti dan mampu tentang cara membuat ramalan jualan dan mampu menyusun anggaran jualan. <br />
<b>Modul 3</b> akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Operasional II. Tujuan pokok bahasan ini agar mengerti dan mampu menyusun anggaran produk dan anggaran biaya pabrik, yang meliputi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. <br />
<b>Modul 4</b> akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Operasional III. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun anggaran biaya penjualan dan anggaran biaya administrasi, serta anggaran laba-rugi. Anggaran laba-rugi merupakan tujuan penyusunan anggaran operasional. <br />
<b>Modul 5</b> akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Keuangan I. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun anggaran kas, dan anggaran piutang. <br />
<b>Modul 6</b> akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Keuangan II. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca. Anggaran neraca merupakan tujuan penyusunan anggaran keuangan. <br />
<b>Modul 7</b> akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Variabel dan Anggaran Tetap. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun anggaran perusahaan industri (manufaktur), anggaran perusahaan dagang, dan anggaran perusahaan jasa dalam bentuk anggaran variabel dan anggaran tetap. <br />
<b>Modul 8</b> akan membahas tentang Analisis Keuangan dan Akunting dalam Penyusunan Anggaran. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis masa resisi untuk menyusun anggaran, serta mengerti tentang istilah dalam akunting yang tidak rancu untuk digunakan dalam penyusunan anggaran. <br />
<b>Modul 9</b> akan membahas tentang Penganggaran Nirlaba. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti tentang gambaran umum penganggaran nirlaba, dan mengerti tentang penyusunan anggaran negara di Indonesia. <br />
Mata kuliah ini membahas tentang anggaran perusahaan yang meliputi gambaran umum penganggaran, anggaran jualan, anggaran produksi, anggaran biaya komersial, anggaran utang-piutang, anggaran kas, anggaran sediaan, anggaran variabel dan anggaran tetap, analisis keuangan dan akuntansi dalam penyusunan anggaran, serta penyusunan penganggaran nirlaba. <br />
Orientasi penyajian modul ini adalah untuk memudahkan bagi mahasiswa. Di mana pada setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan soal dan latihan. Semua ini bertujuan untuk mengikhtisarkan materi yang kompleks serta memperjelas dan memperkuat konsep-konsep yang mendasar. <br />
Pelajarilah modul ini sungguh-sungguh, kemudian cobalah menyelesaikan sendiri soal tanpa melihat kunci jawabannya, kecuali sudah selesai mengerjakan. Bila masih terdapat kesalahan cobalah terus sampai jawaban Anda mendekati kesempurnaan. <br />
Sebaiknya modul ini dipelajari dari modul ke modul berikutnya secara bertahap, karena modul yang satu selalu berkaitan dengan modul yang lain, anggaran yang satu selalu berkaitan dengan anggaran yang lain. Hal ini disebabkan penganggaran adalah suatu proses yang saling berkaitan antara proses yang satu dengan proses yang lain. <br />
Sebelum mempelajari Modul 2 dan modul seterusnya pelajarilah lebih dahulu Modul 8 Kegiatan Belajar 2 agar Anda mendapat pemahaman tentang istilah dalam akunting yang mendalam untuk penyusunan anggaran. <br />
Untuk memudahkan memahami perhitungan anggaran sangat diperlukan pemahaman dasar akunting dan statistik, karena penganggaran merupakan bidang dari akunting dan termasuk bagian dari akunting manajemen. Akunting, penganggaran, dan statistik bukanlah ilmu pasti, tetapi menggunakan ilmu pasti, ilmu hitung, aljabar, dan matematika. Oleh karena itu, untuk mempelajari penganggaran diperlukan pemahaman ilmu pasti. <br />
Secara ringkas, arus pembelajaran BMP Penganggaran ini dapat dilihat seperti bagan berikut ini: <br />
<br />
<b>Rangkuman Mata Kuliah</b><br />
<b>MODUL 1<br />
GAMBARAN UMUM PENGANGGARAN PERUSAHAAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Perencanaan dan Penganggaran Perusahaan <br />
Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen dan penganggaran merupakan salah satu jenis perencanaan. Penganggaran meliputi penganggaran perusahaan dan penganggaran bukan perusahaan. Penganggaran perusahaan berarti penganggaran untuk organisasi yang bertujuan mencari laba, sedangkan penganggaran bukan perusahaan (penganggaran nirlaba) berarti penganggaran untuk organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. <br />
Penganggaran beda dengan anggaran, perencanaan beda dengan rencana. Perencanaan adalah proses menyusun rencana, sedangkan rencana adalah hasil perencanaan. Penganggaran adalah proses menyusun anggaran, sedangkan anggaran adalah hasil penganggaran. Rencana dapat dinyatakan dalam angka (kuantitatif) tetapi dapat juga tidak dinyatakan dalam angka (kuantitatif), sedangkan anggaran dinyatakan dalam angka (kuantitatif) dan umumnya dalam satuan mata uang. Penganggaran sangat erat hubungannya dengan akunting, karena penganggaran merupakan salah satu bidang akunting dan termasuk bagian akunting manajemen. <br />
Anggaran banyak manfaatnya sebagai alat pelaksanaan pekerjaan, tetapi anggaran juga mempunyai kelemahan, sebab anggaran dibuat berdasarkan asumsi, bila asumsinya berubah maka anggaran kurang bermanfaat, kecuali direvisi sesuai dengan perubahan asumsi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Fungsi dan Macam Anggaran <br />
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan memberikan gambaran yang jelas dalam satuan barang dan uang. Anggaran berfungsi sebagai alat pelaksanaan memberikan pedoman agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras. Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan, yaitu digunakan sebagai alat menilai pelaksanaan pekerjaan. <br />
Anggaran dapat dikelompokkan dari segi dasar penyusunan terdiri atas: anggaran variabel dan anggaran tetap, dari segi penyusunan terdiri atas anggaran periodik dan anggaran kontinu, dari segi jangka waktu terdiri atas: anggaran jangka panjang dan anggaran jangka pendek, dari segi bidangnya terdiri atas: anggaran operasional dan anggaran keuangan, dari segi kemampuan menyusun terdiri atas: anggaran komprehensif dan anggaran parsial, dari segi fungsinya terdiri atas anggaran apropriasi dan anggaran kinerja, dari segi penentuan harga pokok produk terdiri atas: anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL I </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Peramalan Jualan <br />
Peramalan menurut L.F. Orwick merupakan fungsi manajemen pertama sebelum dilakukan perencanaan. Penganggaran merupakan salah satu jenis perencanaan, karena anggaran adalah salah satu jenis rencana. Oleh karena itu, sebelum dibuat anggaran terlebih dahulu dibuat ramalan. Dalam hal ini sebelum dibuat anggaran jualan terlebih dahulu dibuat ramalan jualan. <br />
Teknik membuat ramalan jualan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik membuat ramalan jualan secara kualitatif dengan menggunakan metode pendapat, antara lain: pendapat para ahli, pendapat para pramuniaga, pendapat survey konsumen, pendapat para manajer pemasaran. Peramalan jualan secara kuantitatif, antara lain dapat menggunakan analisis trend garis lurus, analisis trend bukan garis lurus, analisis regresi sederhana, analisis regresi berganda, dan metode distribusi probabilitas. <br />
Peramalan jualan secara kualitatif biasanya digunakan untuk perusahaan yang baru berdiri, belum mempunyai data kuantitatif, mempunyai data kuantitatif tetapi tidak dapat digunakan (tidak lengkap). Peramalan jualan secara kualitatif sifatnya subjektif, tidak seobjektif peramalan jualan secara kuantitatif. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penyusunan Anggaran Jualan <br />
Anggaran jualan adalah anggaran hasil penjualan. Jualan artinya hasil penjualan. Penjualan artinya proses menjual. Menjual artinya menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu pada saat tertentu. <br />
Kegunaan anggaran jualan terutama sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya, dan sebagai ujung tombak dalam memperoleh laba. <br />
Faktor yang mempengaruhi anggaran jualan selain ramalan jualan, antara lain faktor: pemasaran, keuangan, ekonomis, teknis, kebijakan perusahaan, penduduk, kondisi, dan lain-lain. <br />
Penyusunan anggaran jualan dimulai dari mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran jualan. Setelah itu menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu. Kemudian membuat taksiran tiap jenis produk yang akan dijual dan penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu. Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan anggaran jualan, dan kemudian disusunlah anggaran jualan. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL II </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pengertian Produksi dan Anggaran Biaya Produksi <br />
Biaya pabrik beda dengan biaya produksi, biaya pabrik meliputi biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL), dan biaya overhead pabrik (BOP) yang terjadi pada satu periode, yaitu periode ini, sedangkan biaya produksi meliputi BBB, BTKL, dan BOP yang terjadi pada dua periode, yaitu periode lalu dan periode ini. <br />
Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan. Dengan demikian istilah anggaran produksi tidak tepat. Oleh karena itu Kegiatan Belajar 1 ini diberi judul anggaran produk, karena produk perlu dianggarkan. <br />
Untuk menyusun anggaran produksi atau anggaran produk jadi dihasilkan periode ini dihitung berdasarkan anggaran jualan ditambah sediaan produk jadi akhir yang dianggarkan, menghasilkan produk jadi siap dijual. Produk jadi siap dijual dikurang sediaan produk jadi awal menghasilkan produk yang dianggarkan, dalam hal ini anggaran produk jadi dihasilkan periode ini: <br />
Anggaran produk dapat disusun dalam empat cara: (1) mengutamakan stabilitas produk, (2) mengutamakan stabilitas sediaan, (3) kombinasi stabilitas produk dengan stabilitas sediaan, (4) disesuaikan dengan keperluan manajemen. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penyusunan Anggaran Bahan Baku <br />
Tujuan utama disusun anggaran bahan baku adalah untuk menjaga kelancaran produksi, dan bahan baku adalah komponen utama dari suatu produk. <br />
Kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai adalah kuantitas bahan baku yang dibeli ditambah kuantitas sediaan bahan baku awal. Kuantitas bahan baku dipakai adalah kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai dikurang kuantitas sediaan bahan baku. Biaya bahan baku adalah kuantitas bahan baku dipakai dikali harga bahan baku per unit. Kuantitas bahan baku dipakai dapat juga diperoleh dari kuantitas produk jadi yang diproduksi periode ini dikali standar bahan baku dipakai per unit produk. <br />
Belian bahan baku adalah biaya bahan baku ditambah sediaan bahan baku awal dikurang sediaan bahan baku akhir. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik <br />
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang langsung bekerja mengolah produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang harus dibayar untuk tenaga kerja langsung. Upah untuk tenaga kerja langsung biasanya menggunakan sistem upah per unit produk yang dihasilkan atau sistem upah per jam kerja langsung. Untuk memperoleh biaya tenaga langsung yang dianggarkan adalah jam kerja langsung terpakai dikali standar upah tenaga kerja langsung per jam. Jam kerja langsung terpakai adalah produksi dianggarkan dikali standar jam tenaga kerja langsung. <br />
Dengan adanya anggaran tenaga kerja langsung dapat disiapkan kas untuk pembayarannya, sehingga dapat memperlancar produksi. <br />
Anggaran tenaga kerja langsung besar kecilnya dipengaruhi oleh produk dianggarkan, standar jam kerja langsung, dan standar tarif upah tenaga kerja langsung. <br />
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya yang terjadi di pabrik, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Bila ingin menyusun anggaran rugi-laba metode penentuan harga pokok variabel (variable costing) maka biaya overhead pabrik dipisahkan menjadi BOP variabel dan BOP tetap, tetapi bila ingin menyusun anggaran rugi-laba metode penentuan harga pokok penuh BOP tidak perlu dipisahkan menjadi dua, terkecuali untuk kepentingan pembedaan anggaran rugi-laba antara metode penentuan harga pokok variabel dengan metode penentuan harga pokok penuh. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL III </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Penyusunan Anggaran Beban Penjualan <br />
Beban penjualan meliputi: beban komisi penjualan, beban promosi, beban distribusi, beban penghapusan piutang usaha, beban turun harga, tetapi tidak termasuk harga pokok barang terjual. <br />
Beban penghapusan piutang usaha dan beban turun harga yang termasuk beban penjualan, karena beban tersebut terjadinya ditaksir, sudah diduga. Penghapusan piutang usaha dan turun harga yang terjadinya tidak terduga (insidental) tidak termasuk beban penjualan, tetapi termasuk pos luar biasa (insidental). <br />
Beban penjualan merupakan beban (biaya) yang dikelompokkan menurut fungsi organisasi, dalam hal ini beban penjualan merupakan tanggung jawab fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi. tanggung jawab fungsi manajer pemasaran. Beban penjualan terjadi sebagai akibat adanya kegiatan penjualan. Beban penjualan berguna untuk meningkatkan volume barang yang dijual. <br />
Oleh karena itu, bila barang yang dijual tidak meningkat, sedangkan beban penjualan meningkat maka manajer harus bertanggung jawab mengenai permasalahan tersebut. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penyusunan Anggaran Beban Administrasi dan Anggaran Rugi Laba <br />
Anggaran beban administrasi dan umum merupakan salah satu unsur beban usaha. Beban usaha terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Oleh karena itu, beban administrasi dan umum adalah beban usaha dikurang beban penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban selain beban penjualan, selain harga pokok barang terjual, selain beban non usaha. <br />
Kegunaan anggaran beban administrasi dan umum pada dasarnya untuk menunjang kegiatan produksi dan kegiatan penjualan. <br />
Salah satu unsur beban administrasi dan umum adalah beban depresiasi bangunan, beban depresiasi kendaraan dan alat keperluan kantor. Untuk menentukan beban depresiasi ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain: metode beban tetap, metode beban berkurang, metode beban bertambah, dan metode beban variabel. <br />
Anggaran beban administrasi dan umum adalah salah satu unsur anggaran operasional. Oleh karena itu, anggaran beban administrasi dan umum diperlukan dalam menyusun anggaran rugi-laba. <br />
Anggaran rugi-laba yang merupakan tujuan disusunnya anggaran operasional memerlukan anggaran keuangan, sebaliknya anggaran keuangan memerlukan anggaran operasional. Sebagai contoh, untuk menyusun anggaran rugi-laba (anggaran operasional) diperlukan anggaran sediaan (anggaran keuangan), seperti anggaran sediaan bahan baku untuk menyusun anggaran biaya bahan baku, anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses diperlukan untuk menyusun anggaran rugi-laba. Di sisi lain untuk menyusun anggaran keuangan (anggaran neraca), seperti anggaran modal sendiri (anggaran laba di tahan) diperlukan anggaran rugi-laba, karena rugi-laba mempengaruhi besar kecilnya modal sendiri (anggaran keuangan). Rugi mengurangi modal sendiri, sedangkan laba menambah modal sendiri <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN I</b> <br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Penyusunan Anggaran Kas <br />
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas digunakan sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo kas selama periode tertentu dari suatu organisasi. <br />
Kas masuk dan kas keluar diklasifikasikan dalam kegiatan utama perusahaan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. <br />
Salah satu tujuan pokok disajikan anggaran kas adalah untuk menyelesaikan anggaran tentang likuiditas organisasi, dan manfaat (guna) anggaran kas untuk mengetahui posisi kemampuan membayar kegiatan rutin (kewajiban jangka pendek), serta memperkuat posisi dalam penawaran. <br />
Anggaran kas dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu bentuk tunggal dan bentuk campuran. <br />
Cara penyusunan anggaran kas ada dua cara pendekatan, yaitu (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar atau metode langsung, (2) pendekatan akunting keuangan atau metode tak langsung (metode rekonsialisasi). <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penyusunan Anggaran Piutang <br />
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang bersedia melunasi pada waktu yang akan datang. Piutang usaha adalah piutang yang timbul karena menjual barang atau jasa secara kredit. <br />
Kegunaan piutang usaha yang utama adalah untuk meningkatkan volume barang yang dijual agar mampu bersaing. <br />
Faktor yang mempengaruhi anggaran piutang antara lain: volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan, pembatasan kredit, kebijakan penagihan piutang. <br />
Langkah penyusunan anggaran piutang usaha; pertama, mengumpulkan data realisasi dan anggaran jualan; kedua, menentukan taksiran piutang tak tertagih (bila ada) dan syarat pembayaran; ketiga, menghitung anggaran piutang usaha termasuk menghitung taksiran kerugian piutang (bila ada); dan keempat, menyusun anggaran piutang <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN II </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Penyusunan Anggaran Sediaan <br />
Sediaan pada perusahaan manufaktur terdiri atas: sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, sediaan bahan baku, sediaan bahan pembantu, sediaan suku cadang, sediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya tiga macam sediaan, yaitu sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku. <br />
Sediaan pada perusahaan dagang terdiri atas: sediaan barang dagangan, dan sediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya sediaan barang dagangan. <br />
Cara menentukan anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses menggunakan (1) tingkat perputaran sediaan. Anggaran sediaan produk jadi juga dapat dihitung dengan cara (2) membuat anggaran produk. <br />
Anggaran sediaan bahan baku dapat dihitung dengan tiga cara: (1) menggunakan tingkat perputaran sediaan, dapat dengan cara (2) menentukan tingkat kuantitas pesanan ekonomis (KPE), di samping itu juga dapat dihitung dengan cara (3) membuat anggaran belian bahan baku. <br />
Anggaran sediaan barang dagangan dapat dihitung dengan tiga cara: (1) tingkat perputaran sediaan, (2) menentukan tingkat pesanan ekonomis., dan (3) membuat anggaran belian barang dagangan. <br />
Cara menentukan anggaran sediaan bahan baku dengan memb:aat anggaran belian bahan baku, dan cara menentukan anggaran sediaan barang dagangan dengan membuat anggaran belian barang dagangan cocok bila akunting keuangan menggunakan pencatatan metode fisik. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penyusunan Anggaran Utang dan Neraca <br />
Utang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Seperti: utang usaha, beban terutang, utang wesel, dan lain-lain. Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, seperti utang obligasi. <br />
Utang jangka pendek digunakan untuk membelanjai modal kerja (harta lancar), sedangkan utang jangka panjang digunakan untuk membelanjai harta tak lancar. Belanja harta lancar dan harta tak lancar ini dapat digunakan untuk kegiatan ekspansi, yaitu memperluas kegiatan produksi dan pemasaran untuk meraih laba yang sebesar-besarnya. <br />
Kegiatan ekspansi akan memperbesar utang, di samping itu juga struktur modal mempengaruhi besar kecilnya utang, semakin besar modal sendiri semakin besar kesempatan memperoleh utang yang besar, sebaliknya semakin kecil modal sendiri yang dimiliki semakin kecil kemungkinan memperoleh utang yang besar. <br />
Modal sendiri dari suatu badan usaha strukturnya berbeda antara badan usaha yang satu dengan badan usaha yang lain. Di Indonesia dikenal badan usaha perseorangan, firma, persekutuan komanditer, perseroan terbatas, dan koperasi. <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
PENYUSUNAN ANGGARAN VARIABEL DAN ANGGARAN TETAP </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Penyusunan Anggaran Perusahaan Industri <br />
Penyusunan anggaran tetap perusahaan industri terdiri atas anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional dan anggaran keuangan disebut anggaran induk. Anggaran tetap menggunakan metode penentuan harga pokok penuh, sedangkan anggaran variabel menggunakan penentuan harga pokok variabel. Anggaran tetap disusun untuk diperbandingkan dengan realisasi laporan keuangan dihasilkan oleh akunting keuangan, sedangkan anggaran variabel digunakan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek dan pengambilan keputusan keuangan, seperti: keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, keputusan menaikkan harga jual atau menaikkan volume jualan. <br />
Dalam anggaran tetap terdapat: anggaran jualan, anggaran produk, anggaran biaya bahan baku dan anggaran belian bahan baku, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran harga pokok barang terjual, anggaran laba-rugi, anggaran kas, dan anggaran neraca. <br />
Dalam anggaran variabel terdapat anggaran laba-rugi direncanakan dengan membuat anggaran titik impas, dan anggaran laba-rugi untuk alternatif pengambilan keputusan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang <br />
Perusahaan manufaktur (industri) kegiatannya membeli barang untuk diolah menjadi produk jadi, sedangkan perusahaan dagang kegiatannya membeli barang untuk dijual. Dengan demikian anggaran pada perusahaan dagang lebih sedikit daripada perusahaan industri. Penyusunan anggaran perusahaan dagang lebih sederhana dibandingkan dengan penyusunan anggaran perusahaan manufaktur, karena dalam perusahaan dagang tidak terdapat istilah bahan baku, tenaga kerja langsung overhead pabrik, produk jadi, dan produk dalam proses. Produk jadi yang terdapat dalam perusahaan manufaktur, dalam perusahaan dagang terdapat barang dagangan. <br />
Seperti halnya pada perusahaan manufaktur terdapat anggaran tetap dan anggaran variabel, pada perusahaan dagang juga terdapat anggaran tetap dan anggaran variabel, tetapi pada perusahaan dagang tidak menggunakan metode penentuan harga pokok penuh untuk menyusun anggaran tetap seperti yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Anggaran tetap pada perusahaan dagang meliputi anggaran jualan, anggaran belian barang dagangan, anggaran harga pokok barang terjual, anggaran beban penjualan dan administrasi (beban usaha), anggaran laba-rugi, anggaran kas, dan anggaran neraca. <br />
Begitu juga dalam hal menyusun anggaran variabel pada perusahaan dagang tidak menggunakan metode penentuan harga variabel seperti yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Hal ini disebabkan perusahaan dagang tidak berproduksi sehingga tidak menggunakan metode penentuan harga pokok produk. Harga pokok barang terjual pada perusahaan dagang merupakan biaya variabel, sedangkan harga pokok barang terjual dalam perusahaan manufaktur yang menggunakan metode penentuan harga pokok penuh bukan termasuk biaya variabel, kecuali menggunakan metode penentuan harga pokok variabel. Anggaran variabel pada perusahaan dagang seperti halnya pada perusahaan manufaktur dapat digunakan untuk perencanaan laba jangka pendek dan dapat juga digunakan dalam pengambilan keputusan, hanya saja dalam Kegiatan Belajar 2 ini tidak diuraikan tentang anggaran variabel yang digunakan dalam pengambilan keputusan, karena pada dasarnya sama dengan perusahaan manufaktur. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Penyusunan Anggaran Perusahaan Jasa <br />
Bank seperti halnya kegiatan produksi di perusahaan atau kegiatan pembeli barang dagangan di pasar perusahaan dagang. Kegiatan kredit di bank seperti halnya kegiatan penjualan di perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. <br />
Siapa pun di bank terdiri atas simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito. <br />
Kredit di bank terdiri atas, kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi. Kredit modal kerja dan kredit investasi biasanya disebut kredit produksi sebagai lawan kredit konsumsi. <br />
Dalam penjelasan anggaran variabel per gandaan, bunga simpanan merupakan biaya variabel sedangkan bunga kredit dapatan (revenues). <br />
Analisis selisih pada perusahaan pada perubahan analisis selisih terdiri dari atas analisis selisih kredit berupa selisih volume kredit dan analisis selisih simpanan berupa selisih volume simpanan selisih tingkat bunga simpanan dan selisih biaya bunga simpanan. <br />
Pada perusahaan jasa perpakiran juga dapat dibuat analisis titik impas seperti halnya pada perusahaan jasa, analisis titik impas penting dalam hal persamaan jangka pendek karena dengan diketahui titik impas dapat menyediakan barang jasa yang dijual agar tidak berada di bawah titik impas yang mengakibatkan perusahaan merugi. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
ANALISIS KEUANGAN DAN AKUNTING DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Penggunaan Analisis Keuangan untuk Penyusunan Anggaran <br />
Analisis keuangan berupa rasio keuangan dan analisis masa resisi dapat digunakan untuk menyusun anggaran. <br />
Rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan sumber daya yang tersedia. Rasio rentabilitas, seperti: margin laba kotor, rentabilitas ekonomis, dan rentabilitas modal sendiri. Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar. Rasio likuiditas seperti: rasio kas, rasio piutang, rasio cepat, rasio lancar, perputaran sediaan, periode pengumpulan, piutang. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio solvabilitas seperti rasio utang dan modal, rasio utang jangka panjang dengan modal, struktur keuangan vertikal, dan struktur keuangan horizontal. Untuk menyusun anggaran digunakan rasio keuangan yang ideal menurut manajemen. <br />
Untuk mengantisipasi keadaan masa resisi sangat penting bagi suatu perusahaan membuat anggaran pada masa sebelum resisi dan pada masa resisi yang kemungkinan akan terjadi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Kerancuan dalam Akunting <br />
Aktiva tetap tidak berwujud beda artinya dengan aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud meliputi arti aktiva tetap tidak berwujud dan aktiva lancar tidak berwujud, serta aktiva tidak lancar lainnya yang tidak berwujud. <br />
Kewajiban beda artinya dengan utang. Kewajiban meliputi arti utang dan modal sendiri. <br />
Penghasilan beda dengan pendapatan, penghasilan artinya proses memperoleh hasil, sedangkan pendapatan artinya proses memperoleh yang didapat. Dalam laporan laba-rugi mestinya menggunakan istilah hasilan (income) dan dapatan (revenues), bukan penghasilan dan pendapatan, karena yang dimaksud bukan prosesnya, tetapi hasilnya. <br />
Biaya (cost) dan beban (expenses) dapat beda maksudnya. Biaya dalam arti luas meliputi harga pokok dan beban. Biaya dalam arti luas tidak dapat digunakan dalam akunting keuangan. <br />
Biaya pabrik beda dengan biaya produksi, biaya produksi meliputi biaya pabrik, sedangkan biaya pabrik bagian daripada biaya produksi. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
PENGANGGARAN NIRLABA</b> <br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Gambaran Umum Penganggaran Nirlaba <br />
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasi sektor publik. Anggaran publik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan anggaran, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakkan pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Anggaran merupakan sarana untuk menunjukkan akuntabilitas pemerintah terhadap publik. <br />
Terdapat dua pendekatan dalam menyusun anggaran sektor publik, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan Manajemen Publik Baru (MPB). Anggaran tradisional memiliki ciri utama bersifat tambahan dan bersifat belanja bagian. Pendekatan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dari sistem tradisional. Anggaran dengan pendekatan MPB terdiri dari beberapa jenis, yaitu anggaran kinerja, anggaran berdasar nol, dan SP3. Anggaran dengan pendekatan MPB sangat menekankan pada-konsep nilai uang dan pengawasan atas kinerja keluaran. Perubahan dari sistem anggaran tradisional menuju sistem anggaran dengan pendekatan MPB merupakan bagian penting dari reformasi anggaran. Reformasi anggaran sektor publik dilakukan untuk menjadikan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan publik dan menekankan nilai uang. Beberapa jenis anggaran dengan pendekatan MPB, seperti anggaran berdasar nol, SP3 dan anggaran kinerja perlu dikaji lebih mendalam sebelum diaplikasikan, karena pada masing-masing jenis anggaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Penerapan sistem anggaran juga perlu mempertimbangkan aspek sosial, kultural, dan kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah. <br />
Dari uraian tentang sistem perencanaan, pemrograman dan penganggaran (SP3) ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan: <br />
1. Bahwa SP3 adalah alat pembantu bagi pemimpin untuk mengambil keputusan di dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Ini berarti bahwa SP3 bukanlah suatu sistem yang merencanakan atau memformulasikan sesuatu tujuan sebagaimana biasanya yang menjadi esensi pokok dari suatu perencanaan. Bagaimana kualifikasi satu tujuan misalnya tujuan pembangunan dari suatu negara, atau daerah tertentu bukanlah tanggung jawab SP3, karena hal seperti itu merupakan tanggung jawab dari pemegang kendali politik kenegaraan. Apa yang telah diformulasikan oleh para pemegang kendali politik kenegaraan, yaitu para negarawan dan politisi baik yang ada di dalam pemerintahan maupun yang ada di dalam Lembaga Legislatif yang kelak menjadi tujuan nasional, ke arah mana seluruh kebijakan ditujukan. Di sinilah letak peranan SP3, yaitu sebagai alat yang dipakai untuk merumuskan berbagai macam kegiatan yang didukung oleh sumber yang langka yang karenanya harus disusun pengalokasian penggunaannya secara nasional, berdaya guna dan berhasil guna sehingga tujuan yang telah ditetapkan oleh para pemegang kendali pemerintahan dan kenegaraan itu benar-benar dicapai. Sebagai suatu metode dan sebagai suatu sistem tata laksana anggaran, SP3 dapat memungkinkan pendayagunaan secara maksimal daya yang langka tersebut, melalui suatu proses perencanaan yang di dalamnya terlihat proses mencari alternatif pemecahan masalah. Apabila hal tersebut telah dapat diketahui maka selanjutnya dapat menuju kepada penyusunan langkah konkret dalam bentuk pembuatan program dan pembuatan anggaran. <br />
2. Bahwa SP3 meletakkan tanggung jawab yang besar terhadap pemimpin untuk berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mengusahakan agar aparat organisasi yang di bawah koordinasi dan kekuasaan/komandonya, tidak ada yang terlepas atau menyimpang dari sasaran yang hendak dicapai. Konsekuensinva ialah pemimpin harus merupakan pemegang inisiatif yang dominan di dalam mengarahkan pembuatan perencanaan dan pembuatan program serta kegiatan yang harus dilakukan oleh aparat secara integratif. <br />
3. Bahwa SP3 adalah proses perencanaan anggaran yang merupakan refleksi dari pengalaman yang lalu, yang mempengaruhi anggaran yang sekarang dan kemudian proyeksi pada anggaran yang akan datang. Dalam menetapkan, berbagai macam program dan proyek di samping terikat kepada tujuan jangka pendek dan menengah serta jangka panjang juga terikat kepada kemampuan yang nyata dari hasil pelaksanaan sehingga memungkinkan perubahan atau variasi' dari penentuan target berikutnya. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penyusunan Anggaran Negara di Indonesia <br />
Tahap penyusunan anggaran negara di Indonesia pada dasarnya ada empat karena tahap pengawasan atas pelaksanaan anggaran termasuk tahap pelaksanaan anggaran. Tahap pertama adalah tahap persiapan, yaitu tahap penyusunan rancangan anggaran yang memerlukan jangka waktu penyusunan sekitar 6 bulan. Pada tahap pertama ini pekerjaan persiapan anggaran dilaksanakan oleh unit khusus dalam suatu organisasi pemerintahan, di Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Keuangan cq. Direktorat Jenderal Anggaran bekerja sama dengan Bappenas yang menyangkut anggaran pembangunan. Tahap kedua, adalah tahap pengesahan yaitu tahap pengajuan rancangan anggaran kepada DPR untuk disahkan, yang memerlukan jangka waktu sekitar 3 bulan. Pada tahap kedua ini merupakan tahap penentuan anggaran, meliputi kegiatan analisis, evaluasi atas berbagai macam permintaan anggaran dengan mempertimbangkan faktor penunjang dan faktor penghambat terutama prioritas target yang hendak dicapai, selain itu disiapkan semua memorandum (nota keuangan) yang memberikan alasan bagi penentuan anggaran. Tahap ketiga adalah tahap pelaksanaan dan pengawasan anggaran memerlukan waktu 12 bulan. Pada tahap ketiga ini dipersoalkan tentang tata cara pengurusan uang anggaran dan cara pengawasannya. Tahap keempat adalah tahap terakhir, yaitu tahap pertanggungjawaban anggaran memerlukan waktu 6 bulan. Pada tahap keempat ini merupakan tahap penyusunan laporan pertanggungjawaban anggaran, laporan realisasi anggaran, Nota Perhitungan Anggaran Negara (Nota PAN) yang disertai hasil pemeriksaan BPK. Dengan demikian satu siklus anggaran memerlukan jangka waktu 2 7 bulan. <br />
Anggaran Sumber dan Belanja Negara seperti pada Tabel 9.2 yang sering dikenal dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah seperti Tabel 9.4 sesungguhnya merupakan anggaran kas, yaitu anggaran sumber atau anggaran pendapatan merupakan anggaran kas masuk, sedangkan anggaran belanja merupakan anggaran kas keluar<br />
<b>Sumber :www.ut.ac.id</b>ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-26222468235500674032009-11-20T01:59:00.000-08:002009-11-20T01:59:49.314-08:00EKMA4568 Pemasaran JasaDeskripsi Mata Kuliah :<br />
<b>EKMA4568 <br />
Pemasaran Jasa<br />
Rambat Lupiyoadi </b><br />
<br />
<i>Harga Buku : Rp. 40.500,-<br />
2 SKS - Modul 1-9 / Edisi 1 <br />
ISBN : 9790111150 <br />
DDC22 : 658.8 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2007 </i><br />
Mata kuliah ini menjelaskan pemasaran jasa dengan menggunakan pendekatan hubungan pelanggan yang berorientasi pada paradigma relationship marketing. Paradigma ini menekankan pada pentingnya mempertahankan konsumen dan menciptakan konsumen loyal melalui pemberian kepuasan konsumen dan kualitas secara optimal. Hal ini penting dilakukan oleh pelaku bisnis jasa untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage). Konsep-konsep yang dibahas dalam mata kuliah ini dimulai dari aspek pemahaman mendasar yaitu dengan melihat berbagai aspek dari sudut pandang yang berkaitan dengan perkembangan dan pengaruh lingkungan terhadap bsinis jasa dan pemahaman terhadap konsumen yaitu perilaku konsumen, segmentasi pasar, memahami harapan dan persepsi konsumen. Aspek strategis dan oprasional yang juga perlu dikembangkan adalah pengembangan jasa baru, menciptakan kepuasan pelanggan dan manajemen kualitas jasa. Untuk meningkatkan optimalisasi pengembangan strategi pemasaran jasa perlu didukung oleh peningkatan kinerja service provider dalam hal menciptakan long lasting relationship dengan konsumen, mendisain standar pelayanan yang berkualitas. <br />
<br />
pembelian online: <br />
http://ebook.ut.ac.id <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah</b><br />
<br />
Mata kuliah ini menjelaskan pemasaran jasa dengan menggunakan pendekatan hubungan pelanggan yang berorientasi pada paradigma relationship marketing. Paradigma ini menekankan pada pentingnya mempertahankan konsumen dan menciptakan konsumen loyal melalui pemberian kepuasan konsumen dan kualitas secara optimal. Hal ini penting dilakukan oleh pelaku bisnis jasa untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing (competitive advantage). <br />
Sehubungan dengan hal tersebut maka konsep-konsep yang dibahas dalam matakulaih ini dimulai dari aspek pemahaman mendasar yaitu dengan melihat berbagai aspek dari sudut pandang yang berkaitan dengan perkembangan dan pengaruh lingkungan terhadap bisnis jasa dan pemahaman terhadap konsumen yaitu perilaku konsumen, segmentasi pasar, memahami harapan dan persepsi konsumen. <br />
Pemahaman konsep dasar ini penting untuk memperdalam konsep-konsep selanjutnya yang berkaitan dengan aspek strategis dan operasional seperti bauran pemasaran jasa yang membahas 7 unsur pemasaran jasa yaitu: produk, harga, distribusi, promosi, orang, proses dan pelayanan konsumen. Aspek strategis dan operasional yang juga perlu dikembangkan adalah pengembangan jasa baru, menciptakan kepuasan pelanggan dan manajemen kualitas jasa. Untuk meningkatkan optimalisasi pengembangan strategi pemasaran jasa perlu didukung oleh peningkatan kinerja service provider dalam hal menciptakan long lasting relationship dengan konsumen, mendisain standard pelayanan yang berkualitas. <br />
Peran SDM (karyawan) dalam jasa juga merupakan komponen penting yang perlu dipahami dengan baik dengan melihat pentingnya posisi mereka sebagai ujung tombak keberhasilan bisnis jasa. Pelaku bisnis jasa tidak hanya dituntut untuk memahami konsumen eksternal, tetapi juga harus memahami peran penting konsumen internal. Keberhasilan perusahaan dalam mengelola berbagai aspek yang bersifat operasional dan strategis diharapkan dapat memberikan dampak yang positif baik secara ekonomi maupun finansial untuk mempertahankan kelanjutan hidup perusahaan (company survival) <br />
Pembahasan dalam modul ini diberikan secara komprehensif yang meliputi: <br />
Modul 1 : Dinamika bisnis jasa dan pentingnya pemasaran jasa <br />
Modul 2 : Perilaku pelanggan dan Segmenting-Targeting-Positioning jasa <br />
Modul 3 : Memahami harapan dan persepsi konsumen <br />
Modul 4 : Bauran pemasaran jasa <br />
Modul 5 : Pengembangan jasa baru <br />
Modul 6 : Kepuasan pelanggan dan implikasinya terhadap perilaku purna Penggunaan jasa <br />
Modul 7 : Manajemen kualitas jasa <br />
Modul 8 : Peran penting SDM (karyawan) dalam bisnis jasa <br />
Modul 9 : Efek ekonomi dan finansial <br />
Rangkuman Mata Kuliah<br />
<br />
<br />
<b>MODUL 1<br />
DINAMIKA BISNIS JASA DAN PENTINGNYA PEMASARAN JASA </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Profil Bisnis Jasa dan Pengaruh Perubahan Lingkungan <br />
Kegiatan belajar ini membahas mengenai berbagai perubahan faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan sektor jasa. Adapun faktor lingkungan tersebut adalah:konsumen, pesaing, teknologi-inovasi, globalisasi, ekonomi, pemerintah dan sosial budaya. Diantara faktor lingkungan tersebut, maka perkembangan teknologi (informasi dan komunikasi) oleh banyak kalangan dikatakan sebagai faktor lingkungan yang paling banyak mempengaruhi sektor jasa. Teknologi ini sangat membantu sektor jasa untuk mengelola bisnisnya secara efisien sesuai dengan semangat cost cutting. <br />
Selain itu meningkatnya sektor jasa juga dipicu beberapa faktor pendorong yaitu: meningkatnya tuntutan konsumen terhadap kualitas, pengurangan biaya, pelayanan jasa, konsumen internal, peningkatan produksi dan berkembangnya organisasi Nirlaba. <br />
Perkembangan sektor jasa kedepan akan menunjukkan pertumbuhan signifikan karena adanya perkembangan teknologi internet, digitalisasi dan komunikasi sehingga jarak bukan merupakan kendala karena komunikasi dan informasi dapat dijalin melalui click mouse. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Definisi Pemasaran Jasa <br />
Jasa yang berbeda dengan good (produk) karena secara kasat mata tidak dapat dilihat menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada enam karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu intangibility (tidak nampak), Perishability (tidak dapat disimpan), Heteroginity (bervariasi), inseparability (tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi), people based (sangat tergantung pada kinerja karyawan) dan contact customer (hubungan dengan konsumen secara langsung). <br />
Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan secara langsung karyawan dalam delivery process, sehingga karyawan menjadi ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi ketergantungan terhadap karyawan dapat dieliminasi dan direct customer contact yang sangat costly dapat dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan pada saat ini menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk membantu konsumen melakukan self service berbagai keperluan yang berkaitan dengan keuangan mereka. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
PERILAKU PELANGGAN DAN SEGMENTASI-TARGETING-POSITIONING JASA <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Perilaku Pelanggan dalam Jasa <br />
Keputusan konsumen memilih atau membeli jasa sangat tergantung pada bagaimana penyedia jasa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam setiap tahapan proses keputusan konsumen. Proses keputusan konsumen tidaklah sesederhana yang dibayangkan, tetapi melalui berbagai tahapan yang dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan keputusan sesudah pembelian. <br />
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Penyesuaian terhadap budaya ini menjadi sangat penting karena munculnya peluang pasar di era globalisasi. Untuk ini penyedia jasa harus memperhatikan dan mulai melakukan penyesuaian terhadap perbedaan budaya across border market <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Segmentasi dan Target Pasar <br />
Treat as individual, not as a number, itu merupakan kata hati pelanggan dimanapun. Dengan kata lain perlakukan konsumen dengan cara baik dan benar sehingga dapat memenuhi kebutuhan dengan baik. Jika itu dapat dilakukan penyedia jasa maka hati pelanggan akan menjadi terpikat, maka profit dan keuntungan tinggal soal waktu. vJika demikian maka penyedia jasa harus mulai memperhatikan arti penting segmentasi dalam upaya memikat hati konsumen melalui pemenuhan kebutuhan secara baik. Untuk memperkuat segmentasi pasar, perlu dilakukan targeting untuk dapat membidik kelompok konsumen yang lebih spesifik. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Positioning dan Differensiasi Produk Jasa <br />
Banyak perusahaan jasa mengenalkan satu atau beberapa diferensiasi namun gagal karena positioningnya kurang kuat. Oleh karena itu perusahaan jasa perlu mengembangkan satu positioning yang membedakan tawarannya (offering) kepada pasarnya. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
MEMAHAMI HARAPAN DAN PERSEPSI KONSUMEN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Harapan Konsumen Terhadap Jasa <br />
Memahami harapan konsumen menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi penyedia jasa. Harapan sering dinyatakan sebagai titik acuan (point of reference) Perbandingan antara apa yang dirasakan dengan yang diharapkan. Jika harapan tidak sesuai, maka konsumen akan kecewa dan kemungkinan pindah ke produk jasa pesaing. Sampai dimana perusahaan dapat memenuhi harapan pelanggan akan berpengaruh terhadap persepsi kualitas jasa. Oleh karena sangat penting artinya bagi perusahaan untuk mengetahui harapan pelanggan dalam penyampaian pelayanan berkualitas. <br />
Harapan konsumen terdiri dari dua tingkatan yaitu harapan tertinggi (desired service) dan harapan minimum (adequacy service). Di antara tingkatan itu ada zona toleransi yaitu konsumen mau menerima variasi dan heteoginitas produk jasa. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Persepsi Pelanggan Terhadap Jasa vAspek intangibility yang menyebabkan produk jasa hanya dapat dirasakan telah menyebabkan kualitas pelayanan (service quality) sangat menentukan. Keunggulan suatu produk jasa tergantung keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, Jasa secara spesifikasi harus market oriented serta memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk mengukur seberapa jauh konsumen dapat merasakan kualitas jasa maka Parasuraman dan Zeithalm, mengemukakan 5 dimensi yaitu reliability, assurance, empati, tangible dan responsiveness. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Peningkatan Kualitas Jasa Melalui Sistem Informasi Pelanggan-Riset Pemasaran <br />
Sistem informasi kualitas pelayanan membantu perusahaan meningkatkan penyampaian kualitas jasa yang optimal. Sistem ini membantu memperbaiki pelayanan dalam organisasi sangat komplek, melibatkan pengetahuan tentang apa yang dilakukan pada banyak bidang seperti tekhnologi, sistem pelayanan, seleksi pegawai, training dan pelatihan, dan sistem penggajian. <br />
Dengan mengembangkan sistem informasi kualitas pelayanan yang efektif maka perusahaan dapat memperoleh manfaat yaitu: mendorong dan memungkinkan manajemen untuk menyatukan suara-suara konsumen dalam membuat keputusan; menemukan prioritas pelayanan konsumen, mengidentifikasikan prioritas perbaikan pelayanan dan memberikan pedoman dalam mengambil keputusan alokasi sumber daya; memperhatikan pengaruh dari langkah awal kualitas pelayanan dan investas dan menawarkan pekerjaan berdasarkan data untuk pelayanan utama yang baik dan pelayanan sederhana yang benar. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
BAURAN PEMASARAN JASA </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Produk Jasa <br />
Konsep produk jasa harus dilihat sebagai suatu bundle of activities antara produk jasa inti dan jasa-jasa pendukung, untuk dapat menghasilkan total offering secara optimal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Dengan mengembangkan jasa-jasa pendukung suatu produk jasa akan mempunyai keunggulan bersaing sebagai senjata untuk survive. <br />
Selain itu penyedia jasa dapat memilih alternatif strategi produk jasa yaitu: melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk jasa dan diverifikasi. Strategi mana yang dipilih sangat tergantung pada situasi masing-masing perusahaan. Bagi penyedia jasa yang akan melakukan diversifikasi harus memanfaatkan teknologi dan melakukan inovasi, sehingga dapat menghasilkan produk jasa yang mampu memberikan solusi bagi pelanggan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Strategi Harga Jasa <br />
Penentuan harga produk jasa harus melihat dari perspektif konsumen dan pasar, yaitu dengan melihat 3 (tiga) komponen yang dapat menjadi pertimbangan yaitu biaya, nilai dan kompetisi. Penentuan produk jasa dapat dikaitkan dengan konsep net value, semakin besar manfaat yang dirasakan dibanding biaya yang dikeluarkan akan dinilai konsumen sebagai positif value. <br />
Ada 3 (tiga) faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga yaitu persaingan, elastisitas dan struktur biaya. Penyedia jasa dapat memilih banyak alternatif dalam menentukan harga yang tepat sesuai dengan produk jasa yang ditawarkan. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Promosi dan Edukasi <br />
Promosi pemasaran berperan bagi perusahaan jasa tidak hanya sekedar memberikan informasi penting mengenai produk jasa yang ditawarkan perusahaan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli jasa perusahaan dibanding pesaing. Untuk melakukan kegiatan promosi ini dengan optimal perusahaan jasa dapat menggunakan bauran promosi yang terdiri dari periklanan (advertising), Penjualan Langsung (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), PR (public relation), informasi dari mulut ke mulut (word of mouth), Pemasaran Langsung (direct marketing), dan publikasi. <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Perantara Pemasaran <br />
Salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan jasa adalah bagaimana delivery proses produk jasanya dapat berjalan secara efektif. Peran perantara dalam hal ini menjadi penting tidak hanya berkaitan dengan keputusan pemilihan channel (saluran) yang digunakan tetapi juga keputusan mengenai pemilihan lokasi dimana perusahaan harus beroperasi. <br />
Dalam penentuan lokasi ada tiga pertimbangan penting yang harus diperhatikan perusahaan jasa yaitu: konsumen mendatangi penyedia jasa, konsumen didatangi penyedia jasa atau ada mediator (kepanjangan tangan) antara penyedia jasa dan konsumen. Pemilihan saluran distribusi yang dapat digunakan perusahaan jasa adalah: agen penjualan, agen/broker, franchise dan agen pembelian. <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
PENGEMBANGAN JASA BARU </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Perusahaan Dagang <br />
Untuk mempercepat pengembangan jasa baru maka proses linier dimana antar tahapan berjalan saling berurutan menjadi tidak efisien. Banyak perusahaan memutuskan untuk mempercepat pengembangan jasa baru dengan cara mengembangkan produk jasa secara fleksibel dimana tahapan dilakukan secara fleksibel. Fleksibilitas ini diperlukan untuk mempercepat proses, khususnya pada industri yang bergerak dibidang teknologi, dimana jasa berubah dengan sangat cepat. <br />
Tahapan pengembangan jasa baru dapat dilihat pada tahapan berikut Pada pengembangan jasa baru ada dua tahapan inti yaitu perencanaan (front end planning) dan tahap implementasi. Pada tahap front end planning ada beberapa langkah yang dapat dipergunakan yaitu strategi pengembangan bisnis, strategi pengembangan jasa baru, penerapan ide, pengembangan konsep dan evaluasi dan analisis bisnis. Sedangkan tahap implementasi terdiri dari beberapa langkah yaitu: pengembangan jasa dan pelayanan, test pasar, komersialisasi dan evaluasi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penyajian Jasa <br />
Keberhasilan penyedia jasa dalam penyajian jasa sangat tergantung pada peran beberapa pihak seperti karyawan, konsumen dan perantara. Untuk itu perusahaan harus dapat membina hubungan (relationship) yang baik atas dasar prinsip win-win situation untuk mendorong dan mengoptimalkan kinerja mereka. Membina hubungan baik dengan karyawan dapat dilakukan dengan meningkatkan kompensasi, mengurangi konflik dan motivasi. Dengan pihak konsumen penyedia jasa harus dapat memanfaatkan mereka sebagai co-production tanpa membebani konsumen. Dengan pihak perantara hubungan baik dapat dikembangkan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab dan pembagian keuntungan yang jelas. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Bukti Fisik Jasa (Phisical Evidence) <br />
Bukti jasa dapat dibagi menjadi tiga yaitu yaitu orang (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence). Ketiga elemen ini berkaitan dan saling mendukung keberhasil dalam menciptakan image kualitas jasa. Selain people dan process, maka peran bukti fisik jasa menjadi penting untuk mengeliminasi aspek intangibility (ketidak nampakan) karena pelanggan seringkali melihat pada petunjuk-petunjuk yang bersifat tangibles dalam bentuk bukti fisik (phisical evidence), Tanda-tanda bukti fisik yang harus diberikan penyedia jasa juga dapat memberikan kesempatan untuk memberikan pesan-pesan yang kuat dan konsisten berkenaan dengan karatkteristik jasa dan apa ingin ditampilkan atau dicapai kepada segmen pasar sasaran. <br />
Bukti fisik berperan penting bagi penyedia jasa dalam membantu sosialiasi, berperan memfasilitasi unjuk kerja atau tindakan-tindakan individual maupun interdependen dari orang-orang yang berada di lingkungan servicescape, yaitu konsumen dan karyawan, sebagai paket dari jasa yang ditawarkan dalam suatu cara yang berbeda dengan cara menawarkan barang, dapat membedakan perusahaan jasa dari pesaing serta menjadi tanda dari segmen pasar mana yang dituju. <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
KEPUASAN PELANGGAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERILAKU PURNA PENGGUNAAN JASA </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Kepuasan Konsumen Memberikan kepuasan konsumen merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahan. Pelanggan yang tidak puas akan membuat mereka lari ke pesaing, artinya perusahaan akan kehilangan konsumen. Kehilangan satu konsumen berdampak sangat besar baik dalam jangka pendek dalam bentuk kehilangan revenue penjualan dan dampak pertumbuhan perusahaan jangka panjang. Seperti yang dikemukakan oleh salah seorang CEO terkenal yaitu There is nothing more devastating to your business than the loss of one of your customers. When customer becomes dissatisfied and stops buying from you, your loss is far greater than the sales revenue. You also lose your investment and undermine your ability to grow. Kepuasan konsumen dapat diukur dengan membandingkan antara kinerja produk jasa dengan harapan konsumen. Untuk menciptakan keunggulan bersaing pada saat ini perusahaan jasa tidak cukup sekedar memuaskan konsumen (kinerja=harapan), tetapi harus memberikan delight (perasaan yang sangat puas (kinerja >harapan). <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Kesetiaan Konsumen Banyak pelangan yang menyatakan puas terhadap satu produk jasa pindah ke produk jasa pesaing. Hal ini disebabkan karena, sekedar memuaskan pelanggan tidaklah cukup. Di era hiperkompetitif seperti sekarang ini, penyedia jasa yang sukses perlu membangun dan mempertahankan kesetiaan pelanggan. Loyalitas pelanggan akan memberikan nilai strategik bagi perusahaan yaitu: pembelian ulang, rekomendasi ke konsumen lain dan tidak tergoda produk jasa pesaing. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Mempertahankan Konsumen Perusahaan akan rugi jika kehilangan pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa kehilangan satu pelanggan berdampak pada perolehan profit jangka panjang yang besar. Hasil riset mengatakan bahwa untuk mendapat pelanggan baru biayanya 5 (lima) kali lebih mahal dibanding mempertahankan konsumen. Oleh karena itu pelanggan harus selalu dijaga agar jangan berpindah. Richard Cross dan Jane Smith memperkenalkan suatu sistim yang dikenal dengan customer bonding atau customer retention sebagai suatu strategi untuk mengikat pelanggan kepada suatu perusahaan. Sistim ini berusaha untuk mempertahankan hubungan yang sudah ada antara perusahaan dengan konsumen, sehingga dapat menciptakan keunggulan bersaing. Proses customer bonding berisikan 5 tahap yaitu awareness bonding, identity bonding, relationship bonding, community bonding dan advocacy bonding. <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Penanganan Keluhan dan Pemulihan Jasa Komplain harus dilihat sebagai sesuatu yang positif bukan merupakan sesuatu yang menunjukkan kelemahan perusahaan. Komplain harus dilihat sebagai gift (hadiah), karena perusahaan dapat memperbaiki kesalahan pelayanan. Komplain mempunyai nilai strategis penting karena konsumen yang mau melakukan komplain hanya sedikit yaitu 4 %, sedangkan yang 96% pergi begitu saja ke perusahaan lain. Melalui komplain sebenarnya konsumen menginkan penggantian, kecepatan dan perhatian yang baik dari perusahaan. Untuk memulihkan kekecewaan konsumen perusahaan dapat menerapkan strategi service recovery (do it right for the second time) jika tidak dapat do it right for the first time. <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
MANAJEMEN KUALITAS JASA </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Kualitas Jasa Kualitas diartikan sebagai derajad sejauh mana produk jasa dapat memenuhi desain atau spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisen satu sama lain yaitu: produk jasa, proses dan persepsi konsumen. Kualitas jasa dapat didayagunakan untuk mengidentifikasi bentuk kepuasan pelanggan. Menurut Parasuraman dan Zeithalm (1985). Perwujudan kepuasan pelanggan dapat diidentifikasi melalui lima dimensi kualitas yaitu tangible, responsiveness, reliability, assurance dan emphaty. Ada 5 (lima) gap yang menyebabkan adanya perbedaan antara persepsi mengenai kualitas jasa yaitu: gap persepsi manajemen, gap spesifikasi kualitas, gap penyampaian pelayanan, gap komunikasi pemasaran dan gap pelayanan yang dirasakan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Mengelola Kapasitas dan Permintaan Aspek perishability bahwa jasa tidak dapat disimpan, sehingga penyedia jasa tidak dapat menciptakan inventory untuk jasanya. Pada saat permintaan meningkat sedangkan kapasitas tidak memadai maka perusahan akan mengalami kerugian. Dan sebaliknya pada saat permintaan turun maka ada kapasitas yang tidak digunakan. Untuk itu penyedia jasa dituntut mengelola permintaan dengan baik. Ada lima pendekatan yang dapat digunakan untuk managing demand capacity yaitu tidak melakukan apa-apa; mengurangi permintaan; peningkatan permintaan; sistiem reservasi melalui persediaan permintaan dan antrian formal melalui persediaan permintaan. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Menunggu Antrian dan Reservasi Antrian (queue) merupakan sebuah gejala dari permasalahan mengenai kapasitas yang tidak mudah dipecahkan. Sebuah antrian terjadi ketika kedatangan pelanggan pada sebuah fasilitas yang melebihi kapasitas. Untuk meningkatkan efektivitas antrian ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan yaitu: populasi konsumen, proses penerimaan, balking, reneging, kebijakan bagi konsumen dan proses pelayanan. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
PERAN PENTING SUMBER DAYA MANUSIA (KARYAWAN) DALAM BISNIS JASA </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Peran SDM dalam Organisasi Jasa Inovasi atau mati adalah credo yang harus dilakukan oleh penyedia jasa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk mengembangkan budya inovatif maka peran karyawan sebagai internal marketing sangat besar. Program-program umum yang digunakan untuk mengimplementasikan konsep internal marketing ini adalah melalui training, dukungan manajemen dan komunikasi interaktif dan manajemen SDM . <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Pengaruh Teknologi dalam Jasa Perkembangan yang cepat di dalam teknologi informasi memungkinkan bisnis jasa untuk membuat pengembangan yang radikal dalam proses bisnis dan bahkan menggerakkan operasi bisnis secara lengkap. Pengembangan tersebut dapat membuka perubahan pada pegawai lebih kepada sisi positif karena dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas pelayanan. Tetapi implementasi teknologi informasi seperti tidak mudah, penyedia jasa dihadapkan pada beberapa tantangan yaitu: persaingan harga, kesulitan untuk membuat standard jasa, kurangnya konsistensi karena keterlibatan konsumen yang tinggi, perubahan perilaku dan kepedulian terhadap faktor keamanan <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Menjadi Organisasi Jasa Terkemuka Struktur Organisasi Berorientasi Konsumen Perusahaan Jasa untuk menciptakan inovasi organisasi. Struktur organisasi customer-oriented didasarkan pada konsep kualitas jasa yang merupakan senjata untuk menciptakan keunggulan bersaing. Penerapan struktur organisasi yang berorientasi konsumen tidak hanya berlaku pada perusahaan besar tetapi juga bagi perusahan kecil. Penerapan struktur berorientasi konsumen ini lebih mudah diterapkan pada perusahaan kecil relatif kecil pada tingkat lokal, lebih market-oriented daripada perusahaan besar. Dalam organisasi yang lebih kecil keputusan dibuat lebih cepat dan lebih dekat kepada pasar. Lebih mudah untuk mengembangkan kinerja pemasaran interaktif yang lebih baik dan memberikan kualitas fungsional yang lebih kompetitif pada situasi tersebut. Pemasaran internal tidak terlalu memakan waktu dan memberikan kesulitan. Tetapi Pada pihak lain, ada kekuatan potensial bila perusahaan jasa itu besar. Pada perusahaan yang lebih besar lebih banyak sumber daya yang bisa digunakan dengan maksud untuk mengembangkan dimensi kualitas teknikal pada kebanyakan kasus. Terkadang juga lebih mudah untuk menarik orang yang terlatih untuk memimpin posisi di organisasi besar. Terlebih lagi, skala ekonomi bisa dicapai pada fungsi yang berhubungan dengan produksi, administrasi, keuangan dan sebagainya, yang tidak terlihat di pasar. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
EFEK EKONOMI DAN FINANSIAL </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Efek Ekonomi Jasa Profit tidak dapat dipungkiri merupakan tujuan utama perusahaan, sehingga banyak perusahaan berusaha keras untuk meningkatkan pangsa pasarnya antara lain dengan melakukan penetrasi pasar. Tetapi tingginya profit yang dicapai perusahaan tidak menjamin kesuksesan perusahaan dan hanya memberikan indikasi sesaat padahal perusahaan harus bertahan dalam jangka panjang. Pada saat ini perusahaan harus melihat lebih melihat delivery proses dapat berjalan dengan optimal. Jika delivery berjalan dengan baik perusahaan dapat menahan konsumen (customer retention) yang diharapkan dapat meningkatkan konsumen loyal. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Efek Finansial Jasa: Pengukuran Kinerja Jasa dengan Balanced Scorecard Penilaian kinerja perusahaan tidak hanya dapat dilihat dari sisi keuangan saja yaitu dengan melihat dampak penawaran jasa terhadap profit karena hanya memperlihatkan kinerja sesaat dan parsial. Untuk mengetahui kinerja perusahaan yang dapat merepresentasikan kelangsungan hidup jangka panjangnya maka Model Balance Score Card dapat menjadi pilihan tepat. BSC ini menggunakan variabel pengukuran yang lebih komprehensif yaitu dengan memperhitungkan<br />
<br />
Sumber : www.ut.ac.idALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-47576315666629775332009-11-20T01:55:00.000-08:002009-11-20T01:55:35.611-08:00EKMA4567 Perilaku KonsumenDeskripsi Mata Kuliah :<br />
<b>EKMA4567 <br />
Perilaku Konsumen<br />
Tengku Ezni Balqiah </b><br />
<br />
<i>Harga Buku : Rp.47.000,-<br />
3 SKS - Modul 1-9 / Edisi 2 <br />
ISBN : 979011222x <br />
DDC22 : 658.8342 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2007 <br />
</i>Mata kuliah Perilaku Konsumen ini membahas 3 bagian besar, yaitu konsumen sebagai individu, konsumen sebagai bagian dari anggota masyarakat, dan pengambilan keputusan konsumen. Pembahasan diawali dengan pembahasan konsep-konsep dasar perilaku konsumen. Dalam mata kuliah ini juga membahasa persepsi, pembentukan sikap dan perubahannya, serta kepribadian sebagai determinan internal yang mempengaruhi perilaku konsumen. Di samping itu, dibahas juga faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi pengaruh kelompok, keluarga, kelas sosial, serta pengaruh budaya baik lokal maupun global (antarbudaya). Sementara itu, pembahasan topik pengambilan keputusan meliputi konsep dasar pengambilan keputusan itu sendiri, proses pengambilan keputusan, dan model-model pengambilan keputusan konsumen. Untuk mempertajam pembahasan pembahasan, mata kuliah ini juga dilengkapi dengan sejumlah studi kasus yang terjadi, baik di Indonesia maupun sejumlah negara asing. Selanjutnya, pembahasan ditutup dengan menyajikan hal-hal yang terkait dengan penelitian di seputar perilaku konsumen, konsumerisma, lembaga perlindungan konsumen, serta perilaku konsumen di era global. <br />
<br />
pembelian online: <br />
http://ebook.ut.ac.id <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah</b><br />
Mata kuliah Perilaku Konsumen ini terutama akan membahas tentang (1) aspek-aspek psikologis dari perilaku konsumen (2) berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen (3) mekanisme dari proses pengambilan keputusan, dan (4) bagaimana informasi tentang perilaku konsumen ini digunakan dalam penyusunan strategi pemasaran. Penjelasan tentang aspek-aspek tersebut mungkin tidak akan berdiri sendiri, akan tetapi dijelaskan secara integral. Pemahaman terhadap faktor-faktor tersebut dapat bermanfaat bagi para pemasar atau produsen serta siapa pun yang berkepentingan dengan konsumen untuk mempengaruhi keputusan konsumen dan memperkirakan perilaku konsumen. <br />
Studi Perilaku Konsumen merupakan bagian dari studi pemasaran yang dikembangkan dari kajian antar disiplin ilmu, seperti ilmu psikologi, ekonomi, sosiologi, dan antropologi. Studi ini berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang terpisah ketika para pemasar menyadari bahwa konsumen tidak selalu melakukan tindakan atau memberi reaksi sesuai dengan yang disarankan dalam teori-teori pemasaran yang ada. <br />
Buku materi pokok ini terbagi dalam 9 modul. Modul pertama membahas tentang perkembangan studi Perilaku Konsumen dan peran perilaku konsumen dalam pengembangan strategi pemasaran. <br />
Modul kedua sampai dengan modul keempat menjelaskan berbagai aspek psikologis dari perilaku konsumen. Modul kedua memaparkan tentang motivasi yang mendorong seseorang untuk berperilaku serta persepsi yang merupakan sikap seseorang terhadap sesuatu. Modul ketiga menjelaskan tentang konsep dasar dan model pembentukan dan perubahan sikap. Modul keempat membahas beberapa konsep yang terkait dengan konsumen sebagai individu yang meliputi kepribadian, konsep diri, gaya hidup, dan psikografi. <br />
Modul kelima sampai ketujuh membahas berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen. Modul kelima menjelaskan tentang pengertian kelompok, klasifikasi serta komponen kelompok. Modul ini juga memaparkan tentang peran kelompok dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Modul keenam menguraikan tentang konsep keluarga dan kelas sosial serta perannya dalam pembentukan perilaku konsumen. Modul ketujuh dimulai dengan pembahasan tentang berbagai konsep budaya dan bagaimana budaya mempengaruhi perilaku konsumen. Modul ini dilanjutkan dengan pembahasan tentang subbudaya yang meliputi subbudaya sebagai segmen pasar, serta pengaruh lintas budaya dan subbudaya terhadap perencanaan pemasaran. <br />
Modul kedelapan memaparkan tentang proses pengambilan keputusan konsumen. Modul ini dimulai dengan menjelaskan pengertian keputusan serta perspektif dalam pengambilan keputusan konsumen untuk memberikan pemahaman awal tentang pengambilan keputusan. Pembahasan dilanjutkan dengan tahap-tahap yang dilalui oleh konsumen dalam membuat keputusan pembelian yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi, keputusan pembelian, dan perilaku pascapambelian. Modul ini juga memaparkan berbagai model pengambilan keputusan. <br />
Buku materi pokok ini diakhiri dengan pembahasan tentang isu-isu yang terkait dengan konsumerisme, perlindungan konsumen, serta pengaruh globalisasi terhadap perilaku konsumen. <br />
Secara ringkas, proses pengambilan keputusan konsumen serta aspek-aspek yang mempengaruhinya dapat digambarkan, seperti gambar berikut ini. <br />
<br />
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan konsep dan teori perilaku konsumen dalam penyusunan strategi pemasaran. Sistematika dari Buku Materi Pokok ini dapat dilihat dari desain instruksional yang menggambarkan tujuan instruksional tiap topik bahasan dan kompetensi-kompetensi pendukung yang harus dikuasai untuk mencapai kompetensi utama mata kuliah ini. Desain instruksional ini juga merupakan sistematika yang dianjurkan bagi mahasiswa dalam mempelajari Buku Materi Pokok ini. <br />
<br />
<b>Rangkuman Mata Kuliah</b><br />
<b>MODUL 1<br />
PEMAHAMAN KONSEP DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN</b> <br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Konsep Dasar Perilaku Konsumen <br />
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan. <br />
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user. <br />
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Perilaku Konsumen sebagai Sebuah Studi <br />
yaitu lebih spesifik lagi bidang pemasaran. Studi tentang perilaku konsumen merupakan integrasi antara berbagai bidang ilmu, yaitu ekonomi, sosiologi, antropologi, dan psikologi. Seiring dengan perkembangan zaman, studi perilaku konsumen ini juga makin berkembang. <br />
Studi perilaku konsumen muncul seiring dengan berkembangnya konsep pemasaran, yang merupakan cara pandang pemasar dalam menghadapi konsumen dan pesaingnya, di mana pemasar berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih efektif dari para pesaingnya. Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan. Sehingga ilmu perilaku konsumen dibutuhkan untuk mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan konsumen dan pelanggan tersebut sehingga pemasar mampu menyusun dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang tepat untuk karakteristik konsumen yang menjadi target pasar. <br />
Pemahaman tentang konsumen ini diperoleh pemasar melalui penelitian-penelitian perilaku konsumen sehingga dapat dipertanggung-jawabkan kebenaran informasi yang terima dan digunakan dalam penyusunan strategi pemasaran. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Perilaku Konsumen dan Strategi <br />
Perilaku konsumen terkait dengan strategi pemasaran, di mana pemasaran harus mampu menyusun kriteria pembentukan segmen konsumen, kemudian melakukan pengelompokan dan menyusun profil dari konsumen tersebut. Kemudian, pemasar memilih salah satu segmen untuk dijadikan pasar sasaran. Dan setelah itu, pemasar menyusun dan mengimplementasikan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk segmen tersebut. <br />
Studi tentang perilaku konsumen juga tidak terlepas pada masalah riset pemasaran. Riset pemasaran adalah salah satu perangkat dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM), yang melakukan pengumpulan informasi tentang sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hal lainnya tentang konsumen. Informasi ini digunakan sebagai dasar bagi pembentukan karakteristik dari segmen konsumen sehingga konsumen dapat dikelompokkan dan diidentifikasikan, dan dapat dibedakan dari segmen lainnya. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
MOTIVASI DAN PERSEPSI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Motivasi <br />
Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. <br />
Untuk memahami kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland menggambarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat digunakan pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau jasa. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Persepsi <br />
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia, yaitu proses "bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita". Stimuli ini diterima oleh alat pancaindra manusia. Stimuli mana yang akan diproses tergantung dari apakah stimuli dapat masuk ke dalam proses untuk menginterpretasikannya. Untuk dapat masuk ke dalam proses interpretasi suatu stimuli harus mampu mengekspos manusia (mendapat perhatian) melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan ambang penerimaan stimuli manusia. Setelah stimuli diterima maka proses interpretasi dapat dilakukan yang terkait dengan faktor individu <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
KONSEP DASAR, MODEL, PEMBENTUKAN, DAN PERUBAHAN SIKAP </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Sikap <br />
Terdapat beberapa pengertian sikap yang disampaikan oleh para ahli. Intinya sikap adalah perasaan dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap yang terbentuk. <br />
Sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu dipahami beberapa karakteristik sikap, diantaranya memiliki objek, konsisten, intensitas dan dapat dipelajari. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Model dan Teori Sikap <br />
Perkembangan teori tentang sikap sudah sangat maju. Sikap juga dapat digambarkan dalam bentuk model. Model tradisional menggambarkan pengaruh informasi dari lingkungan luar pribadi seseorang, di mana informasi tersebut akan diolah dengan menggunakan elemen internal dari seseorang, untuk menghasilkan sikap terhadap objek. Model analisis konsumen menyebutkan bahwa sikap terdiri dari komponen perasaan (affect) dan kognitif, perilaku, serta lingkungan. Model tiga komponen dan model ABC menyatakan bahwa sikap konsumen dibentuk oleh faktor kognitif, afektif, dan konatif (perilaku atau kecenderungan untuk berperilaku). Teori kongruitas menggambarkan pengaruh antara dua jenis objek, di mana kekuatan satu sama lain dapat saling mempengaruhi persepsi konsumen. Dan model terakhir adalah model Fishbein yang merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan intensitas dari kepercayaan tersebut. Model Fishbein ini kemudian dimodifikasi dengan menambahkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku dan norma subjektif. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Pembentukan Sikap <br />
Sikap yang terbentuk biasanya didapatkan dari pengetahuan yang berbentuk pengalaman pribadi. Sikap juga dapat terbentuk berdasarkan informasi yang diterima dari orang lain, yang memiliki pengaruh. Kelompok juga menjadi sumber pembentukan sikap yang cukup berpengaruh. <br />
Alur pembentukan sikap dimulai ketika seseorang menerima informasi tentang produk atau jasa. Informasi tersebut, kemudian dievaluasi dan dipilah, berdasarkan kebutuhan, nilai, kepribadian, dan kepercayaan dari individu. Sehingga terjadilah pembentukan, perubahan atau konfirmasi dalam kepercayaan konsumen terhadap produk, serta tingkat kepentingan dari tiap atribut produk terhadap dirinya atau terhadap kebutuhannya saat ini. Hasil akhirnya adalah terbentuknya sikap dari individu terhadap suatu objek (produk, jasa atau hal lainnya). Tingkat komitmen dari pembentukan sikap beragam, mulai dari compliance, identification, sampai kepada internalization. Dalam prinsip konsistensi sikap, terdapat harmoni antara pemikiran, perasaan, dan perbuatan, yang cenderung menimbulkan usaha untuk menciptakan keseimbangan antara ketiganya. Adanya disonansi antara elemen sikap dan perilaku dapat direduksi dengan menghilangkan, menambah atau mengubah keduanya (teori disonansi kognitif). Teori persepsi diri menyatakan bahwa sikap dapat ditentukan dari perilaku yang diobservasi. Adanya penerimaan dan penolakan pesan berdasarkan standar yang dibentuk dari sikap sebelumnya terdapat dalam teori penilaian sosial. <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Perubahan Sikap <br />
Strategi perubahan sikap dapat dilakukan baik terhadap produk dengan keterlibatan tinggi, maupun untuk produk dengan tingkat keterlibatan rendah. Usaha mengarahkan audiens untuk produk dengan keterlibatan rendah ditempuh dengan mentransformasi situasi ke arah keterlibatan konsumen yang tinggi. Adapun strategi perubahan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tertentu dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi persuasif, yang mengikuti alur proses komunikasi yang efektif. Pemasar harus mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan dapat menyebabkan perubahan sikap dari penerima pesan atau konsumen. Faktor sumber, pesan, dan penerima pesan dapat digunakan secara optimal untuk menghasilkan perubahan sikap dan tentunya perubahan perilaku positif dari konsumen yang diharapkan oleh pemasar. Kredibilitas dari sumber pesan menjadi fokus dari komunikasi persuasif. Dalam mengelola pesan, yang harus diperhatikan adalah struktur, urutan, dan makna yang terkandung dalam pesan. Karakteristik dari penerima pesan, yang meliputi kepribadian, mood, dan jenis kepercayaan yang dimiliki juga menjadi faktor penentu keberhasilan komunikasi persuasif. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI, GAYA HIDUP, DAN PSIKOGRAFI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Kepribadian <br />
Konsep kepribadian (personality) dibahas secara teoretis oleh para pakar melalui berbagai sudut pandang yang beraneka ragam, diantaranya menekankan pembahasan kepribadian pada pengaruh sosial dan lingkungan terhadap pembentukan kepribadian secara kontinu dari waktu ke waktu, serta menekankan pada pengaruh faktor keturunan dan pengalaman di awal masa kecil terhadap pembentukan kepribadian. <br />
Tiga karakteristik yang perlu dibahas dalam pembahasan mengenai kepribadian adalah kepribadian mencerminkan perbedaan antarindividu, kepribadian bersifat konsisten dan berkelanjutan, dan kepribadian dapat mengalami perubahan. <br />
Dalam mempelajari kaitan antara kepribadian dan perilaku konsumen, 3 teori kepribadian yang sering digunakan sebagai acuan adalah teori Freudian, Neo Freudian dan teori traits. <br />
Teori Freudian yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud, mengungkapkan teori psychoanalytic dari kepribadian yang menjadi landasan dalam ilmu psikologi. Berdasarkan teori Freud, kepribadian manusia terdiri dari 3 bagian atau sistem yang saling berinteraksi satu sama lain. Ketiga bagian tersebut adalah id, superego dan ego. Teori kepribadian Neo-Freudian mengemukakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pembentukan kepribadian manusia bukan dari dirinya sendiri, tetapi dari hubungan sosial. Berdasarkan teori trait, kepribadian diukur melalui beberapa karakteristik psikologis yang bersifat spesifik yang disebut dengan trait. Salah satu tes yang dikenal adalah selected single- trait personality. <br />
Dalam pemahaman mengenai berbagai karakteristik konsumen yang mempengaruhi perilaku mereka dalam melakukan pembelian, beberapa diantaranya adalah keinovatifan konsumen, faktor kognitif konsumen, tingkat materialisme konsumen, dan ethnocentrism konsumen. <br />
Selain product personality, konsumen juga mengenal brand personality, di mana mereka melihat perbedaan trait pada tiap produk yang berbeda juga. Semua kesan yang berhasil ditampilkan oleh merek tersebut dalam benak konsumen menggambarkan bahwa konsumen dapat melihat karakteristik tertentu dari produk, kemudian membentuk brand personality. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Konsep Diri <br />
Konsep diri adalah bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri yang kadang-kadang akan berbeda dari pandangan orang lain. Konsep diri konsumen terbagi ke dalam 4 dimensi, yaitu bagaimana mereka sesungguhnya melihat dirinya sendiri, bagaimana mereka ingin melihat diri mereka sendiri, bagaimana sesungguhnya orang lain melihat diri mereka, dan bagaimana mereka ingin orang lain melihat diri mereka. <br />
Bagaimana konsumen memandang diri mereka dapat menjadi dorongan yang kuat pada perilaku mereka di pasar sehingga pemasar dapat menggunakan konsep diri ini dalam merancang strategi pemasaran, misalnya dalam menciptakan merek atau produk baru. <br />
Extended self merujuk pada kecenderungan seseorang untuk mendefinisikan dirinya sendiri berdasarkan kepemilikannya (possession). Kepemilikan yang dimaksud di sini tidak harus sesuatu yang besar, seperti rumah atau mobil, tetapi dapat berupa benda-benda kecil, seperti pigura. Penelitian memperlihatkan, konsumen cenderung untuk memilih produk atau merek yang sesuai dengan dirinya atau dengan apa yang ingin dicapainya sebagai manusia. Lebih banyak wanita daripada pria yang menganggap bahwa produk yang mereka gunakan mencerminkan kepribadiannya sendiri. <br />
Pemasar sebaiknya mengembangkan citra produk sedemikian rupa sehingga sesuai dengan konsep diri yang dianut oleh konsumen. Meskipun konsep diri yang dimiliki seseorang bersifat sangat unik, ada kemungkinan konsep diri antar individu memiliki beberapa kemiripan. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Gaya Hidup <br />
Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan. <br />
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu. <br />
Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut. <br />
Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998) menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat. <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Psikografi <br />
Psikografi adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya hidup. Bahkan sering kali istilah psikografi dan gaya hidup digunakan secara bergantian. Beberapa variabel psikografi adalah sikap, nilai, aktivitas, minat, opini, dan demografi. Analisis terhadap variabel-variabel psikografis telah banyak membantu pemasar untuk mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan tertentu. Hal ini akan membantu penetapan strategi pemasaran agar sesuai dengan target konsumen. <br />
Pengukuran psikografi dapat dilakukan dalam tingkat kespesifikan yang berbeda-beda. Pada satu sisi ekstrem terdapat pengukuran yang bersifat umum yang menyangkut cara-cara umum dalam menjalani kehidupan. Pada satu sisi ekstrem lainnya adalah pengukuran terhadap variabel secara spesifik. <br />
Kebanyakan pengukuran yang dilakukan terhadap psikografis menggunakan variabel-variabel sikap, nilai, demografis dan geografis untuk mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan-kesamaan tertentu. Pengelompokan yang dilakukan terhadap wanita Inggris menurut gaya hidup yang dicerminkan dari kosmetik yang digunakan, tempat membeli, usia serta kelas sosial menghasilkan 6 kelompok konsumen yaitu self aware, fashion-directed, green goodness, conscience-stricken, dan dowdies. Pengelompokan lainnya dikenal dengan sistem VALS (6 kelompok), MONITOR Mindbase Yankelovich (8 kelompok), Analisis Geo-Demographis (PRIZM) (8 kelompok), dan Global Scan (5 kelompok). <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
FUNGSI KELOMPOK DAN KELOMPOK REFERENSI DALAM MEMPENGARUHI KONSUMEN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Konsep Dasar Kelompok <br />
Kelompok merupakan kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya selama periode waktu tertentu untuk suatu kebutuhan atau tujuan bersama. <br />
Untuk dapat memahami karakteristik kelompok, perlu dipahami beberapa hal yang terkait dengan kelompok, yaitu status, norma, peran, sosialisasi, dan kekuasaan yang ada di dalam kelompok. <br />
Kekuasaan yang mempengaruhi kelompok ini dapat mempengaruhi perilaku anggotanya, diantaranya kekuasaan karena pemberian penghargaan/hadiah (reward power), kekuasaan karena paksaan melalui hukuman/sangsi (coercive power), kekuasaan yang sah (legitimate power), kekuasaan karena keahlian (expert power), dan kekuasaan karena perasaan/keinginan untuk menjadi anggota kelompok (referent power). <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Pengaruh Kelompok terhadap Perilaku Konsumen <br />
Kelompok referensi/acuan adalah individu/kelompok nyata atau khayalan yang memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain. Kelompok acuan (yang paling berpengaruh terhadap konsumen) mempengaruhi orang lain melalui norma, informasi, dan melalui kebutuhan nilai ekspresif konsumen. <br />
Pemasar harus dapat mengidentifikasi peran seseorang di dalam kelompoknya dalam pengambilan keputusan, dan harus menekankan pada si pengambil keputusan. Penyesuaian dilakukan hanya untuk sekadar menyesuaikan diri agar diterima oleh kelompok atau penyesuaian yang mengubah kepercayaan. Orang butuh untuk menilai opini dan kemampuan mereka dengan membandingkannya dengan opini dan kemampuan orang lain. Dalam polarisasi kelompok, perbedaan pandangan antara kelompok dengan individu, dan kelompok dapat berubah pandangannya dikarenakan informasi dan budaya yang ada. <br />
Kelompok acuan dapat berbentuk organisasi formal yang besar, terstruktur dengan baik, memiliki jadwal pertemuan rutin, dan karyawan-karyawan yang tetap. Di lain pihak, kelompok acuan juga dapat berbentuk kelompok kecil dan informal. Kelompok acuan terdiri dari orang-orang yang dikenal secara mendalam (seperti keluarga atau sahabat) atau orang-orang yang dikenal tanpa ada hubungan yang mendalam (klien) atau orang-orang yang dikagumi (tokoh atau artis). Karena orang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang memiliki kemiripan, mereka sering kali terpengaruh dengan mengetahui bagaimana orang lain menginginkan mereka menjalani hidup. <br />
Kecenderungan orang untuk menjadi bagian dari kelompok acuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keakraban, ekspos terhadap seseorang (Mere Exposure), dan kepaduan kelompok. <br />
Terdapat beberapa bentuk kelompok acuan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku konsumsi, yaitu kelompok pertemanan, kelompok belanja, kelompok kerja, komunitas maya dan kelompok aksi konsumen. <br />
Seorang pemberi opini ini adalah orang yang sering kali mampu mempengaruhi sikap atau perilaku orang lain. Opinion leader memiliki sumber informasi yang berharga. Yang biasanya menjadi opinion leader adalah artis, ahli atau pakar di bidang tertentu, orang awam (biasa), pimpinan perusahaan, dan karakter <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
KELUARGA DAN KELAS SOSIAL <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Keluarga <br />
Rumah tangga (a household) terdiri dari anggota yang terkait dengan keluarga (family) dan semua orang-orang yang tidak terkait yang berada dalam suatu unit tempat tinggal (baik itu rumah, apartemen, kelompok kamar-kamar, dan lain-lain). Rumah tangga dapat terdiri dari dua jenis/ bentuk: keluarga (families) dan non-keluarga (non families). <br />
Suatu keluarga mungkin merupakan suatu keluarga patriat (patriarchal family), di mana sang ayah dipertimbangkan sebagai anggota yang paling dominan, sedangkan dalam suatu keluarga matriat (matriarchal family), pihak wanita memainkan peran dominan, dan membuat banyak keputusan, sedangkan dalam equalitarian family, sang suami dan istri membagi secara seimbang pengambilan keputusan <br />
Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, di mana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran. Asumsi yang dibuat mengenai peran-peran pembelian harus dicek melalui riset konsumen sehingga pemasar dapat membuat bauran pemasaran yang tepat ditujukan terhadap individu yang tepat. <br />
Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu. <br />
Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah tangga, jika tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah (middle aged). Dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak pertama dan anak paling akhir. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Kelas Sosial <br />
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama`dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. <br />
Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. <br />
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk "kelas yang lebih rendah". <br />
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. <br />
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya. <br />
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri. <br />
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah. <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
BUDAYA DAN SUBBUDAYA <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Budaya <br />
Dalam studi tentang budaya kita perlu memperhatikan karakteristik-karakteristik dari budaya itu sendiri, yaitu budaya itu ditemukan (invented), budaya dipelajari, budaya diyakini dan disebarluaskan secara sosial, budaya-budaya itu serupa tapi tidak sama, budaya itu memuaskan kebutuhan dan diulang-ulang secara konsisten (persistent), budaya bersifat adaptif, budaya itu terorganisasi dan terintegrasi, dan budaya itu dasar aturan (prescriptive). <br />
Nilai adalah ide umum tentang tujuan yang baik dan yang buruk. Dari alur norma atau aturan yang menjelaskan tentang yang benar atau yang salah, yang bisa diterima dan yang tidak. Beberapa norma dikatakan sebagai enacted norms, di mana maksud dari norma tersebut terlihat secara eksplisit, benar dan salah. Namun, banyak norma lain yang lebih halus, ini adalah crescive norm yang telah tertanam dalam budaya dan hanya bisa terlihat melalui interaksi antaranggota dalam budaya. <br />
Nilai-nilai budaya yang berlaku berbeda di setiap wilayah. Nilai yang berlaku di suatu Negara belum tentu berlaku di Negara atau bahkan bisa bertolak belakang dari nilai yang berlaku di Negara lain tersebut. Budaya mempengaruhi konsumen dalam sudut pandang terhadap dirinya dan orang lain, dan karenanya mempengaruhinya dalam berperilaku. Oleh karenanya, budaya sangat mempengaruhi bagaimana konsumen bereaksi atau berperilaku terhadap produk atau inovasi tertentu <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Subbudaya <br />
Subbudaya adalah grup budaya dalam cakupan berbeda, yang menggambarkan segmen yang teridentifikasi dalam masyarakat yang lebih besar atau sebuah kelompok budaya tertentu yang berbeda yang hadir sebagai sebuah segmen dalam sebuah masyarakat yang lebih besar dan kompleks. <br />
Analisa subbudaya memungkinkan manajer pemasaran untuk fokus dalam menentukan ukuran segmen pasar dan segmen pasar yang lebih natural. Subbudaya yang penting untuk diperhatikan adalah subbudaya kewarganegaraan, agama, lokasi geografis, ras, usia dan jenis kelamin (Schiffman dan Kanuk, 2004). Selain ketujuh hal tersebut, kelas sosial juga tergolong sebagai subbudaya karena kelas sosial akan mempengaruhi perilaku sebagai akibat dari keanggotaan pada kelas sosial tertentu, termasuk perilaku pada setiap kelas sosial masyarakat seluruh dunia. <br />
Perusahaan yang bergerak dalam pasar global memiliki kebutuhan untuk mengembangkan perencanaan penasaran yang terpisah untuk tiap budaya atau penggunaan satu perencanaan pemasaran yang bisa diimplementasikan dalam tiap daerah/negara. Mengadaptasi budaya dari budaya lokal juga merupakan salah satu cara yang bisa dipertimbangkan. <br />
Saat ini makin banyak konsumen yang dapat menerima barang dan gaya hidup yang digunakan oleh orang yang berada dalam belahan dunia yang lain. Mereka mempunyai peluang untuk mengadopsi produk dan praktik yang berbeda. Tingkat penerimaan seseorang terhadap budaya yang berbeda juga tergantung dari inisiatif konsumen itu sendiri, pengalaman mereka mempengaruhi sikap mereka dalam menerima produk yang berasal dari negara lain. Analisis konsumen lintas budaya didefinisikan sebagai dorongan untuk mengenali persamaan atau perbedaan apa yang terkandung antara konsumen di dua atau lebih negara. Tujuan utama dari analisis konsumen lintas budaya adalah untuk melihat bagaimana persamaan konsumen dalam dua atau lebih masyarakat, dan bagaimana perbedaan mereka. <br />
Pengaruh lintas budaya dan subbudaya dapat berpengaruh terhadap strategi pemasaran, yang akan dibahas dalam bagian ini lebih pada strategi segmentasi dan 4P. Khusus terhadap 4P diharapkan dapat diambil dari pelajaran-pelajaran yang ada dalam kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi, misalnya dalam mendefinisikan produk, promosi, dan penetapan harga. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Konsep Dasar Pengambilan Keputusan Konsumen <br />
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seorang konsumen harus memilih produk dan/atau jasa yang akan dikonsumsinya. Banyaknya pilihan yang tersedia, kondisi yang dihadapi, serta pertimbangan-pertimbangan yang mendasari akan membuat pengambilan keputusan satu individu berbeda dari individu lainnya. Pada saat seorang konsumen baru akan melakukan pembelian yang pertama kali akan suatu produk, pertimbangan yang akan mendasarinya akan berbeda dari pembelian yang telah berulang kali dilakukan. Pertimbangan-pertimbangan ini dapat diolah oleh konsumen dari sudut pandang ekonomi, hubungannya dengan orang lain sebagai dampak dari hubungan sosial, hasil analisa kognitif yang rasional ataupun lebih kepada ketidakpastian emosi (unsure emosional). Schiffman dan Kanuk (2004) menggambarkan bahwa pada saat mengambil keputusan, semua pertimbangan ini akan dialami oleh konsumen walaupun perannya akan berbeda-beda di setiap individu <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen <br />
Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. <br />
Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Model Pengambilan Keputusan Konsumen <br />
Model-model pengambilan keputusan telah dikembangkan oleh beberapa ahli untuk memahami bagaimana seorang konsumen mengambil keputusan pembelian. Model-model pengambilan keputusan kontemporer ini menekankan kepada aktor yang berperan pada pengambilan keputusan yaitu konsumen, serta lebih mempertimbangkan aspek psikologi dan sosial individu. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
KONSUMERISME, PERLINDUNGAN KONSUMEN, DAN PERUBAHAN PERILAKU </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Konsumerisme <br />
Konsumerisme adalah suatu gerakan sosial yang dilakukan oleh berbagai pihak yang bertujuan untuk meningkatkan posisi konsumen dalam berinteraksi dengan pihak penjual, baik sebelum, pada saat, dan setelah konsumsi dilakukan. Konsumen perlu mengetahui hak-haknya secara jelas sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian yang dirasakan pada tiga fase tersebut, konsumen akan dapat mengidentifikasi letak ketidaksesuaiannya, di mana karena sumber permasalahan dapat berasal dari kecerobohan konsumen itu sendiri. <br />
Perkembangan teknologi informasi dan era perdagangan bebas memunculkan masalah konsumerisme baru yang harus diwaspadai oleh berbagai pihak sehingga dapat mencegah dampak yang merusak bagi konsumen <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Model dan Penelitian terhadap Perilaku Konsumen <br />
Dalam usaha untuk lebih memahami perilaku konsumen, seorang pemasar akan melakukan penelitian yang terkait dengan konsumen dan produk yang dipasarkan. Penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk mengumpulkan informasi mengenai karakteristik perilaku konsumen sehingga seorang pemasar akan dapat lebih mengenal siapa konsumennya, dan bagaimana perilaku mereka dalam mencari, menggunakan, dan membuang produk. Perilaku konsumen sangat kompleks dan melibatkan banyak variabel dalam analisis sehingga diperlukan model-model perilaku konsumen untuk menyederhanakan gambaran dan keterkaitan antar variabel tersebut dalam perilaku konsumen. Dengan berpedoman kepada model-model perilaku konsumen yang telah ada maka penelitian akan lebih mudah dilakukan karena variabel-variabel terkait sudah teridentifikasi di dalam model-model tersebut. <br />
Sumber : www.ut.ac.idALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-41573324972443542782009-11-20T01:50:00.000-08:002009-11-20T01:50:12.094-08:00EKMA4565 Manajemen PerubahanDeskripsi Mata Kuliah :<br />
<b>EKMA4565 <br />
Manajemen Perubahan<br />
Yun Iswanto <br />
Renny Purwanti </b><br />
<br />
<i>Harga Buku : Rp. 33.000,- (disertai multimedia)<br />
2 SKS - Modul 1-6 / Edisi 2 <br />
ISBN : 9796893223 <br />
DDC22 : 658 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2002</i> <br />
Mata kuliah ini membahas mengenai proses pengembangan organisasi, teori dan model-model perubahan organisasi, diagnosis organisasi, pengumpyulan data dan analisis diagnosis organisasi, penerapan dan proses perubahan dan diakhiri dengan evaluasi dalam pelaksanaan pengembangan organisasi. <br />
<br />
pembelian online: <br />
http://ebook.ut.ac.id <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah<br />
</b><br />
Manajemen perubahan adalah proses perubahan organisasi dalam rangka pengembangan organisasi. Perubahan organisasi dilakukan dengan didahului penyusunan suatu rencana perubahan. Data rencana perubahan diperoleh dengan dilaksanakannya diagnosis organisasi yang kemudian dianalisis. <br />
Buku Materi Pokok (BMP) Manajemen Perubahan ini menjelaskan tentang proses perubahan organisasi melalui teori-teori dan model-model perubahan organisasi. Untuk memudahkan mempelajari BMP ini perhatikan Gambar 1 yang dimaksudkan untuk memudahkan mahasiswa dalam mempelajari BMP ini. <br />
<br />
<b>Rangkuman Mata Kuliah</b><br />
<b>MODUL 1<br />
PROSES PENGEMBANGAN ORGANISASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pengertian Pengembangan Organisasi <br />
Bab ini memperkenalkan pengembangan organisasi (PO) sebagai suatu disiplin perubahan perencanaan yang menekankan pada penerapan ilmu pengetahuan dan praktek keperilakuan untuk membantu organisasi-organisasi mencapai efektivitas yang lebih besar. Para manajer dan staf ahli harus bekerja dengan dan melalui orang-orang untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dan PO dapat membantu mereka membentuk hubungan yang efektif di antara mereka. Di dalam menghadapi akselerasi perubahan yang semakin cepat, PO diperlukan untuk bisa mengatasi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan tersebut. <br />
Sejarah pengembangan organisasi ditunjukkan oleh lima latar belakang/batang: pelatihan laboratorium, umpan balik survei, riset tindakan, produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, serta perubahan strategik. Pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam sejumlah deversitas pendekatan PO, praktisi, dan keterlibatan organisasi membuktikan sehatnya suatu disiplin dan menawarkan suatu prospek yang menguntungkan di waktu mendatang. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Para Pelaku Pengembangan Organisasi <br />
Bab ini, mengkaji tentang praktisi pengembangan organisasi (PO). Pengertian tersebut diterapkan kepada tiga jenis manusia: spesialisasi individu di dalam PO sebagai profesi, orang-orang dari lapangan yang terkait, yang telah mencapai sejumlah kompetensi di dalam PO, dan para manajer yang memiliki keahlian PO yang diperlukan untuk perubahan dan mengembangkan organisasi atau departemen mereka. <br />
Peranan profesional PO dapat diterapkan terhadap konsultan internal, yang memiliki organisasi yang sedang mengalami perubahan, dan terhadap konsultan eksternal yang menjadi anggota universitas dan perusahaan konsultan atau bekerja sendiri, serta terhadap anggota tim konsultan internal-eksternal. Peranan PO akan dideskripsikan secara tepat didalam istilah marjinalitas. Orang-orang yang berorientasi pada marjinalitas nampak khususnya beradaptasi untuk peran PO, karena mereka dapat menjaga kenetralan dan objektivitas serta mengembangkan solusi yang integratif yang mengakurkan titik pandang antara departemen-departemen oposisi. Sementara peranan PO di masa lalu telah dideskripsikan sebagai ujung klien dari suatu kontinum mulai dari fungsi clien-centered kepada consultant-centered. Pengembangan intervensi baru dan beraneka ragam telah menggeser peranan profesional PO meliputi keseluruhan rentang dari kontinum tersebut. <br />
Walaupun masih menjadi suatu kemunculan profesi, sebagian besar profesional PO memiliki pelatihan khusus didalam PO, terbentang dari kursus-kursus jangka pendek dan workshop-workshop, serta pendidikan master dan doktor. Tidak ada jalur karir tunggal, namun demikian konsultan internal sering digunakan sebagai batu loncatan untuk menjadi konsultan eksternal. <br />
Nilai telah memainkan peran kunci di dalam PO, dan nilai-nilai tradisional mendukung kepercayaan, kerja sama, dan kejujuran yang pada akhir-akhir ini telah dilengkapi dengan nilai-nilai keefektifan dan produktivitas organisasional. Spesialis PO akan menghadapi dilema nilai dalam rangka mencoba untuk bekerja sama mengoptimalkan keuntungan <br />
sumber daya manusia dan kinerja organisasi. Mereka juga akan menjumpai konflik nilai ketika berhadapan dengan stakeholder eksternal yang penuh kekuatan, seperti pemerintah, pemegang saham, dan pelanggan. Berhadapan dengan kelompok dari luar tersebut akan memerlukan keahlian politik, begitu juga keahlian sosial tradisional yang lebih baik. <br />
Issue-issue yang berkaitan dengan etika di dalam PO melibatkan bagaimana para praktisi melaksanakan peran bantuan mereka dengan klien. PO senantiasa menunjukkan perhatiannya terhadap pelaksanaan yang berkaitan dengan etika para praktisi, dan pada akhir-akhir ini sebuah kode yang berkaitan dengan etika untuk praktek PO telah dikembangkan oleh berbagai macam asosiasi profesional di dalam PO. Issu-issu yang berkaitan dengan etika di dalam PO cenderung untuk muncul di sekitar issue-issue berikut ini: pemilihan intervensi, menggunakan informasi, menahan servis, ketergantungan klien, pemilihan partisipasi, dan memanipulasi klien. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
PERUBAHAN ORGANISASI <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Konsep Perubahan Organisasi <br />
Semua organisasi harus berubah karena adanya tekanan di dalam lingkungan internal maupun eksternal. Walaupun perubahan yang terjadi lebih pada lingkungan, namun pada umumnya menuntut perubahan lebih pada organisasional, dan organisasi-organisasi bisa melakukan lebih banyak perubahan ataupun lebih sedikit. Organisasi-organisasi bisa merubah tujuan dan strategi-strategi, teknologi, desain pekerjaan, struktur, proses-proses, dan orang. Perubahan-perubahan pada orang senantiasa mendampingi perubahan-perubahan pada faktor-faktor yang lain. <br />
Proses perubahan pada umumnya mencakup sikap dan perilaku saat ini yang unfreezing, perubahan-perubahannya dan akhirnya kepemilikan sikap dan perilaku yang baru yang refreezing. Sejumlah isu-isu kunci dan problem harus dihadapi selama dalam proses perubahan umum. Pertama adalah, diagnosis yang akurat mengenai situasi dan kondisi saat ini. Kedua adalah, penolakan yang ditimbulkan oleh adanya unfreezing dan perubahan. Terakhir adalah, isu pelaksanaan evaluasi yang memadai dari usaha perubahan yang sukses, di mana evaluasi-evaluasi semacam itu kebanyakan lemah atau bahkan tidak ada sama sekali <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Berbagai Pendekatan Perubahan Organisasi <br />
Ada tiga pandangan tentang konsep perubahan organisasi pertama, pada hakikatnya target perubahan organisasional adalah birokrasi yang digunakan sebagi alat administrasi dan sebagai instrumen kekuasaan dan pengaruh. Kedua, perubahan organisasi harus melalui cara demokrasi dan liberalisasi. Ketiga, organisasi dan manajemen dapat mengenali gap antara situasi yang ada dengan yang diharapkan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu yang biasa digunakan yaitu, efektivitas, efisiensi, dan kepuasan anggota organisasi. <br />
Di samping tiga pandangan tersebut ada sejumlah pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami perubahan organisasi. Berbagai pendekatan tersebut adalah pertama, pendekatan yang menekankan pada hubungan-hubungan antara struktur, teknologi dan orang. Dari ketiga unsur tersebut akan dapat ditentukan tentang apa yang akan diubah dan bagaimana cara mengubahnya. Kedua, dari mana ide konsep pendekatan tersebut berasal. Di sini ada dua konsep yaitu analisis Leavitt dan analisis Greiner. Leavitt cenderung menjawab persoalan apa yang dapat diubah, sedangkan Greiner cenderung menjawab bagaimana perubahan itu dilakukan atau diimplementasikan. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
DIAGNOSIS ORGANISASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Diagnosis Organisasi <br />
Untuk menyusun suatu perencanaan perubahan perlu dilakukan suatu diagnosis organisasi. Diagnosis organisasi dapat dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan maupun dengan bantuan pihak luar. <br />
Mendiagnosis organisasi dengan memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka dapat dipandang melalui 3 tingkatan, yaitu: <br />
1. Organisasi secara keseluruhan adalah cara memandang organisasi secara keseluruhan, termasuk bentuk perusahaan, struktur, mekanisme, sumber-sumber yang digunakan organisasi. <br />
2. Kelompok kerja (unit, bagian) adalah kelompok-kelompok kerja yang ada pada organisasi, berikut struktur interaksi yang terjadi antaranggota kelompok. <br />
3. Individu adalah pribadi-pribadi dalam organisasi, termasuk di sini adalah kewajiban individu dalam organisasi. <br />
Pada proses diagnosis organisasi yang perlu dilakukan adalah memperhatikan hal-hal yang terjadi pada tiap tingkat: <br />
a. Tingkat organisasi (secara keseluruhan) - pada tingkat ini dapat dilihat bentuk perusahaan dan bentuk-bentuk hubungan dalam pengalokasian sumber-sumber yang dimiliki. <br />
b. Tingkat kelompok kerja (departemen) - pada tingkat ini dapat diperhatikan bentuk-bentuk kelompok kerja dan hubungan yang terjadi antar anggota kelompok. <br />
c. Tingkat individu - pada tingkat ini yang diperhatikan adalah bagaimana deskripsi suatu jabatan kerja disusun sehingga individu dapat berkarya secara maksimal. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Diagnosis Organisasi dan Tingkatannya <br />
Proses diagnosis organisasi dilakukan dengan menganalisis tingkatan-tingkatan yang terdapat dalam organisasi, yaitu: <br />
1. Organisasi secara keseluruhan. <br />
2. Kelompok kerja (unit, bagian). <br />
3. Individu. <br />
Untuk menganalisis ketiga tingkatan dalam organisasi dengan memperhatikan unsur-unsur: inputs, design components dan outputs. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DIAGNOSIS </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Metode Pengumpulan Data dalam Diagnosis Organisasi <br />
Sebagai bahan dalam diagnosis organisasi diperlukan data mengenai organisasi yang bersangkutan. Proses pengumpulan data yang diperlukan dapat menggunakan metode: <br />
1. Kuesioner. <br />
2. Wawancara. <br />
3. Pengamatan (observasi). <br />
4. Data Sekunder. <br />
Metode-metode tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan, karenanya dalam penggunaannya dapat dilakukan dengan cara penggabungan agar memberi manfaat yang maksimal. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Analisis Diagnosis Data <br />
Proses analisis data dibedakan pada data kualitatif dan data kuantitatif. Metode yang biasa digunakan untuk menganalisis data kualitatif adalah: <br />
1. Content analysis; <br />
2. Force Field analysis; <br />
3. Diagram. <br />
Metode yang biasa digunakan untuk menganalisis data kuantitatif pada analisis diagnosis organisasi adalah: means, standard deviasi, distribusi frekuensi, diagram pencar (scattergram), koefisien korelasi, difference tests. <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
PENERAPAN DAN PROSES PERUBAHAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Penerapan Proses Perubahan <br />
Perubahan yang dilakukan pada individu, kelompok, maupun organisasional, perlu adanya suatu keterampilan, pengetahuan, dan pelatihan paling sedikit dalam dua bidang, yaitu diagnosis dan penerapan perubahan. <br />
Penerapan merupakan langkah lanjut dari tahap diagnosis organisasional, di mana pada tahap ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan: 1). bagaimana melakukan perubahan, baik dalam individu, kelompok, maupun organisasional. 2). bagaimana caranya agar orang-orang dapat menerima perubahan, dan 3). Apa saja yang mendukung dan menghambat perubahan. <br />
Ada dua (2) alat analisis yang dapat dipergunakan dalam penerapan pertama, analisis medan faktor dan kedua, analisis daur perubahan. Analisis medan faktor, dikembangkan oleh Kurt Lewin yang bermanfaat untuk menguji variabel-variabel guna menentukan tingkat efektivitas suatu perubahan organisasional. Sedangkan analisis daur perubahan akan menganalisis empat tingkat perubahan organisasional, yang mencakup perubahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan perilaku organisasional, dan perubahan prestasi kelompok atau organisasional. Tingkat-tingkat perubahan tersebut menjadi sangat signifikan pada pengkajian daur perubahan parsipatif dan daur perubahan direktif. <br />
Selanjutnya, salah satu pertimbangan yang paling penting dalam menentukan apakah akan menerapkan strategi perubahan partisipatif atau direktif atau kedua-duanya, adalah penggunaan pola komunikasi yang diterapkan pada organisasi atau kelompok yang dituju saat itu. Dalam menerapkan strategi perubahan, para manajer organisasi harus berusaha mencakup pengembangan pola komunikasi yang tepat ke dalam strategi perubahan organisasi. Sebelum melaksanakan strategi perubahan organisasi perlu pula dipertimbangkan struktur komunikasi yang diterapkan pada waktu itu. Bahwa strategi perubahan perlu disesuaikan dengan pola struktur komunikasi yang telah terbentuk sebelumnya. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Proses Perubahan dan Mengatasi Penolakan Terhadap Perubahan <br />
Semua organisasi harus berubah karena adanya tekanan-tekanan baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Walaupun kebanyakan perubahan lingkungan biasanya meminta lebih banyak perubahan organisasional, akan tetapi organisasi-organisasi dapat melakukan perubahan-perubahan yang begitu besar atau juga begitu kecil. Organisasi-organisasi dapat merubah tujuan dan strategi, teknologi, desain jabatan, struktur, proses dan orang-orangnya. Perubahan manusia hampir selalu mengikuti perubahan dalam faktor-faktor yang lain. <br />
Proses perubahan secara umum mencakup unfreezing sikap dan perilaku saat ini, berubahnya, dan refreezing sikap dan perilaku baru yang diminta. Beberapa isu atau masalah-masalah kunci harus dihadapi selama proses perubahan umum. Satu di antaranya adalah diagnosis secara akurat kondisi saat ini dan penolakan terhadap perubahan yang timbul dari kondisi unfreezing dan kondisi perubahan itu sendiri. <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
EVALUASI DALAM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN ORGANISASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Mengevaluasi Hasil Intervensi <br />
Yang dimaksud proses evaluasi dengan dilakukannya intervensi adalah: <br />
1. Penilaian selama intervensi diimplementasikan. <br />
2. Penilaian setelah proses intervensi diimplementasikan. <br />
Tujuan dilakukan evaluasi adalah: <br />
1. Memperoleh umpan balik (feedback) terhadap implementasi intervensi (implementation feedback). Umpan balik yang dihasilkan merupakan informasi yang akan menjadi bahan penuntun pelaksanaan implementasi. <br />
2. Memperoleh umpan balik dari hasil evaluasi yang dilakukan (evaluation feedback). Informasi yang diperoleh dari evaluation feedback adalah hasil intervensi yang dilakukan, apakah sesuai atau tidak dengan rencana. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Melembagakan Proses Intervensi pada Organisasi <br />
Keberhasilan sosialisasi proses intervensi dipengaruhi 4 hal, yaitu: <br />
1. Karakteristik Organisasi. <br />
2. Karakteristik Intervensi. <br />
3. Proses Sosialisasi. <br />
4. Indikator proses sosialisasi. <br />
Penjelasan sosialisasi proses intervensi akan lebih jelas dengan memperhatikan Gambar 6.1<br />
Sumber :www.ut.ac.idALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-68785599715864633002009-11-20T01:46:00.000-08:002009-11-20T01:46:19.325-08:00EKMA4533 Organisasi dan Struktur PerusahaanDeskripsi Mata Kuliah :<br />
<b>EKMA4533 Organisasi dan Struktur Perusahaan<br />
Sukanto Reksohadiprodjo <br />
Tamjudin </b><br />
<br />
<i>3 SKS - Modul 1-9 / Edisi 1 <br />
ISBN : 9796893914 <br />
DDC22 : 658.4012 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2002 </i><br />
Mata kuliah ini membahas tentang karakteristik kegiatan, perkembangan organisasi dan struktur perusahaan. Perubahan lingkungan bisnis yang memerlukan penyesuaian organisasi untuk dapat memenuhi permintaan pasar, lebih jauh lagi peranan manajemen menengah dan puncak sangat diharapkan dalam menentukan kebijakan untuk mencapai tujuan organisasi. Penentuan strategi dan implementasi yang tepat menuju kesuksesan suatu organisasi. <br />
<br />
pembelian online: <br />
http://ebook.ut.ac.id/product_info.php?cPath=21_33&products_id=162 <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah</b><br />
<br />
Beberapa pembahasan materi untuk mata kuliah Organisasi dan Struktur Perusahaan diuraikan pada mata kuliah ini dalam beberapa modul sebagai berikut. <br />
<b>Modul 1</b>, membahas permasalahan struktur yang tercermin pada hubungan: strategi, kebijakan, program, taktik dengan organisasi, spesialisasi, dan departementalisasi. Adapun persyaratan organisasi dilakukan beberapa pendekatan organisasi yang baik. <br />
<b>Modul 2</b>, membahas kegiatan organisasi dengan menggunakan alat yang disesuaikan dan pengembangan ke arahmana strategi dilakukan dengan memperhatikan realitas bahwa ada: konflik, ketidak jelasan, risiko serta reaksi organisasi terhadap perubahan dari produk, teknologi dan persaingan, oleh karena itu perubahan organisasi perlu dilakukan secara berhati-hati. <br />
<b>Modul 3</b>, pembahasan perkembangan organisasi yang sesuai dengan tuntutan situasi kondisi bertujuan dari aspirasi anggota. Kesiapan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang timbul diperlukan tindakan profesionalisme dan kewirausahaan dalam kenyataan untuk memenuhi tuntutan atau merubah sikap dalam hal tersebut tidak mudah. Pelaksanaan tugas dan memenuhi kewajiban dalam melayani masyarakat, produktivitas diupayakan untuk ditingkatkan atau dapat dipertahankan. <br />
<b>Modul 4</b>, adanya kebutuhan untuk memenuhi permintaan maupun penetrasi pasar baik domestik maupun luar negeri. Aturan dan kesepakatan perdagangan dunia internasional, organisasi dituntut bekerja efisien dan efektif. Perubahan organisasi perlu penyesuaian dan cepat tanggap dengan perubahan geografis, ekspansi dan diversifikasi produk di mana fungsionalisasi tidak lagi dapat mewadahi kegiatan-kegiatan yang terjadi, sehingga diperlukan divisionalisasi organisasi yang dapat mengikuti perubahan dan diikuti pula peranan koordinasi dalam mewujudkan program-program yang konkret. <br />
<b>Modul 5</b>, manajemen menengah berperanan menentukan kebijakan, prosedur, anggaran serta mengalokasikan sumber daya pada divisi dan subsistem untuk jangka waktu menengah dan dibahas pula peringkat yang terdapat pada hierarki: kewenangan pada organisasi (peringkat kedua atau ketiga) yang mendapat laporan dari manajemen bawah untuk diteruskan ke manajemen puncak. Suatu tugas yang perlu dikritisi oleh manajemen menengah adalah menginterpretasikan dan menterjemahkan strategi, sesuai dengan garis yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. <br />
<b>Modul 6</b>, manajemen puncak memilih peran dalam hal hubungan antarpribadi, interpersonal dan pengambilan keputusan; hubungan yang bersifat antarpribadi secara simbolik merupakan implementasi dari tugas rutin yang bersifat sosial dan hukumiyah sedangkan informasional adalah melaksanakan pemantauan, mencari dan menerima informasi yang diserap organisasi dan lingkungannya dan sebagai pengambil keputusan manajemen puncak adalah siapa yang berhak mengambil inisiatif untuk perbaikan organisasi guna mencapai produktivitas dengan cara mengimplementasikan fungsi. <br />
<b>Modul 7</b>, kesuksesan suatu organisasi dapat dilihat dari terpenuhinya persyaratan bagi yang memimpin dalam implementasinya. Organisasi sering ditentukan oleh manusia yang memimpin dan siapa yang akan dipengaruhi dengan proses mengubah sikap dan perilaku seseorang melalui kekuasaan, tetapi tidak selamanya metode ini sesuai, sedangkan metode lain seperti keahlian dan daya tarik akan lebih menantang untuk diimplementasikan, kepemimpinan dapat didekati dengan sifat kepribadian, perilaku serta situasi yang terjadi <br />
<b>Modul 8</b>, penilaian hasil bermaksud agar manajer mendapatkan pilihan strategi untuk dapat mengimplementasikan secara tepat dalam pencapaian tujuan, ketentuan batas sejauh mana dapat diterima dan atas dasar analisis dari penyimpangan, bila diperlukan temuan hasil dapat ditindaklanjuti dengan perubahan yang disesuaikan atas kelayakan, penilaian berdasarkan motivasi, kriteria yang digunakan secara kualitatif atau kuantitatif, maka tindakan yang diambil didasarkan atas temuan penilaian hasil pada akhirnya sesuai dengan harapan organisasi. <br />
<b>Modul 9</b>, tujuan organisasi adalah berupaya secara maksimal berorientasi pada keuntungan, di sisi lain ada kepentingan masyarakat yang perlu diperhatikan dalam memanajerial badan usaha. Ada keharusan bagi badan usaha untuk memenuhi tanggung jawab sosial dan mengikuti standar-standar yang etis, dengan melihat aspek sosial beserta cakupan perilaku etika. Oleh karena itu perlu penghayatan mengenai tujuan dan perubahan organisasi dari suatu tanggung jawab sosial dengan berbisnis berdasarkan atas etika yang disesuaikan situasi dan norma setempat. <br />
<b>Rangkuman Mata Kuliah<br />
</b><br />
<b>MODUL 1<br />
DIAGNOSIS ORGANISASI <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Hubungan antara Strategi, Kebijakan, Program, dan Taktik dengan Organisasi <br />
1. Diagnosis organisasi bertalian dengan apa yang dikelola manajemen, yaitu fungsi, orang, hubungan dan jaminan pelaksanaan. <br />
2. Pembagian kerja, koordinasi, kepemimpinan dan integrasi merupakan unsur yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan organisasi. <br />
3. Menghadapi ancaman lingkungan dan memenuhi kebutuhan, mungkin saja organisasi diretrukturisasi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Peranan Organisasi <br />
1. Dengan adanya organisasi jelas siapa yang akan melakukan apa, siapa bertanggung jawab kepada siapa, saluran komunikasi serta sumberdaya yang difokuskan pada tujuan-tujuan. <br />
2. Struktur organisasi memerlukan persyaratan tertentu dan pembentukan struktur organisasi memerlukan perhatian pada spesialisasi dan koordinasi <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Persyaratan Organisasi yang Baik <br />
1. Agar dapat mewadahi strategi, kebijakan dan taktik badan usaha, organisasi harus dirancang bangun dengan baik. <br />
2. Organisasi yang baik harus diciptakan berdasarkan keseimbangan antara struktur dan faktor lingkungan, teknologi, ukuran/besar, strategi dan manusia. <br />
3. Ada empat pendekatan terhadap persyaratan organisasi yang baik, yaitu pendekatan birokrasi, mekanistik dan organik, situasional dan sub-sistem. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
KEGIATAN ORGANISASI</b> <br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pengelolaan Organisasi Berdasarkan Realitas, Waktu dan Risiko <br />
1. Kegiatan organisasi harus didasarkan pada realitas, waktu dan risiko. <br />
2. Pertentangan (konflik) yang timbul harus dikelola dengan baik, demikian pula pengelolaan waktu dan risiko <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Standar-standar dan Ukuran Hasil Kerja <br />
1. Agar supaya kegiatan organisasi itu efisien dan efektif maka haruslah didasarkan pada standar-standar yang diterima dan yang kemudian dapat digunakan sebagai ukuran hasil kerja. <br />
2. Penentuan standar kerja didasarkan pada berbagai cara. <br />
3. Standar kerja tidak perlu harus ketat namun harus mengandung unsur manusiawi <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Implementasi dan Kontrol Strategi, Kebijakan, Program dan Taktik <br />
1. Agar supaya strategi, kebijakan dan taktik berhasil dilaksanakan perlu struktur organisasi yang sesuai, sumberdaya manusia yang memadai, imbalan yang cukup serta budaya organisasi yang menunjang. <br />
2. Pengawasan strategi, kebijakan dan taktik organisasi perlu dilakukan agar segala penyimpangan dapat diperbaiki. <br />
3. Pengawasan memerlukan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
PELEMBAGAAN ORGANISASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Sebab-sebab Fungsi/Tugas/Kegiatan Organisasi tak dapat Berjalan sebagaimana Diharapkan <br />
1. Profesionalisme merupakan tahap berikutnya setelah kewiraswastaan muncul. <br />
2. Tanda-tanda adanya malafungsi ialah tugas-tugas bertambah, delegasi tidak berjalan, dan pengambilan keputusan lambat. <br />
3. Untuk menanggulangi butir 2 (dua) di atas, perlu peningkatan kemampuan anggota organisasi, pendelegasian wewenang, dan koordinasi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Berbagai Peringkat Organisasi dan Reaksi Manajemen <br />
1. Pada fase ini pergeseran dari lembaga spesialisasi ke fungsionalisasi merupakan hal yang tak dapat dihindari, agar kegiatan organisasi tidak terhambat. <br />
2. Di dalam proses fungsionalisasi, koordinasi diperlukan terutama yang horisontal agar kegiatan operasional masing-masing fungsi terkait satu dengan yang lain. <br />
3. Proses fungsionalisasi tidak lepas dari peringkat organisasi. Pada fase awal dilaksanakan secara top-bottom dan pada fase dewasa dengan bottom-up. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Penyesuaian Organisasi <br />
1. Ciri-ciri situasi fungsionalisasi berbeda dengan situasi wiraswasta. <br />
2. Penyesuaian perlu dilakukan agar sikap, perilaku dan tindakan para anggota organisasi serasi dengan organisasi. <br />
3. Manajer perlu mendidik para anggotanya agar tidak menentang perubahan. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
DIVISIONALISASI ORGANISASI <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Struktur Divisi <br />
Karena kegiatan menyangkut aspek-aspek global, barang dan jasa semakin banyak, maka perlu adanya usaha divisionalisasi berdasar daerah atau produk. Untuk perlu koordinasi yang mantap sehingga dalam hal ini perlu sistem informasi yang dapat menunjang. Bagaimanapun juga divisionalisasi ada keuntungan dan kerugiannya <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Koordinasi <br />
1. Koordinasi penting dan perlu agar segala kegiatan dalam organisasi itu sejalan-searah mencapai tujuan bersama. <br />
2. Koordinasi tak mudah dicapai karena banyaknya faktor yang menghambat, seperti perbedaan tujuan, perbedaan waktu, tak ada hubungan pribadi dan adanya formalitas. <br />
3. Bagaimanapun juga koordinasi harus diciptakan agar segala sesuatu berjalan lancar. <br />
4. Koordinasi itu ada yang vertikal ada pula yang horisontal. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Rancang Bangun Sistem Informasi <br />
1. Untuk koordinasi diperlukan SIM. SIM juga membantu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah. <br />
2. SIM memerlukan berbagai syarat untuk keberhasilannya. <br />
3. SIM apat memberikan informasi yang berbeda bagi masing-masing ingkatan manajemen. <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
PERANAN MANAJEMEN MENENGAH </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Tugas Manajemen Menengah <br />
1. Manajemen menengah menafsirkan arahan manajemen puncak ke dalam rencana dan pedoman bertindak bagi personalia bawah. <br />
2. Keterampilan manajemen menengah adalah konseptual dan kemanusiawian. <br />
3. Manajemen menengah mengelola hubungan bahurangkap, sebagai pelatih sekaligus pemain, menerjemahkan tujuan ke dalam tindakan dan tindakan ke dalam pengukuran, bertanggung jawab penuh namun wewenangnya terbatas dan harus menghayati lingkungan politis. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Keuntungan Sebagai Manajemen Menengah <br />
1. Manajemen menengah yang memiliki keterampilan manajemen yang kebanyakan adalah konseptual dan separuh manusiawi dan teknis untuk menyelenggarakan fungsi manajemen agar berperan dalam membina hubungan antarpribadi, memberi informasi, dan memutuskan agar mencapai produktivitas. <br />
2. Manajemen menengah perlu selalu mencoba perilaku baru untuk memperoleh pengalaman dan pemikiran baru dalam menciptakan model, hal ini sangat penting untuk menghadapi masalah yang timbul. <br />
3. Apa yang dilakukan manajemen menengah akan membentuk semacam perbendaharaan atau sumber bagi pimpinan tingkat atas. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Tanggung Jawab dan Wewenang Manajemen Menengah <br />
Manajemen menengah memiliki tanggung jawab terutama pada fungsi manajemen, keterampilan dan peranan manajemen. Manajemen menengah berwenang pula terhadap fungsi manajemen, keterampilan dan peranan manajemen. <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
PERANAN MANAJEMEN PUNCAK <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Tugas Manajemen Puncak <br />
1. Manajemen puncak terdiri atas staf dan eksekutif kepala. Staf membantu dan memberi nasihat tak mengikat pada eksekutif. Eksekutif menjalankan tugas operasional. <br />
2. Di dalam menjalankan tugas/fungsinya, manajemen puncak mencurahkan sebagian besar waktunya pada aspek perencanaan dan pengorganisasian. <br />
3. Untuk butir-butir manajemen puncak harus berperan sebagai seseorang yang selalu mengadakan hubungan antarpribadi, pemprosesan informasi, dan pengambilan keputusan, serta perlu memiliki keterampilan konseptual. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Keuntungan Manajemen Puncak <br />
1. Keuntungan manajemen puncak disebabkan karena informasi yang diperolehnya, posisi hirarkisnya, dan pengalaman yang diperolehnya. <br />
2. Manajemen puncak menduduki posisi strategis pembuat rencana dan perancangbangun organisasi, pengarah, penentu standar, penilai, dan pengawas riil pengembang organisasi. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Tanggung Jawab dan Wewenang Manajemen Puncak <br />
1. Tanggung jawab dan wewenang berjalan seiring. <br />
2. Pendelegasian tanggung jawab harus lengkap. <br />
3. Sumber wewenang itu bermacam-macam. <br />
4. Wewenang harus dilaksanakan sesuai dengan hierarki. <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
PERSYARATAN KEPEMIMPINAN DAN KESUKSESAN ORGANISASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Persyaratan Kepemimpinan <br />
1. Memimpin merupakan salah satu fungsi manajemen. Oleh karena itu, pemimpin belum tentu manajer yang baik. Bagaimanapun juga, perlu diketahui persyaratan kepemimpinan itu agar paling tidak dipenuhi sebagian persyaratan manajemen yang baik. <br />
2. Kepemimpinan merupakan penggunaan kekuasaan oleh manajer untuk mempengaruhi perilaku orang di dalam kerjanya. <br />
3. Teori penerimaan menyatakan, bahwa kepemimpinan itu tercipta bila seseorang menerima permintaan pemimpin berdasar: (a) mengerti akan permintaan, (b) perasaan mampu melaksanakan permintaan, (c) kepercayaan bahwa permintaan itu untuk kepentingan organisasi, dan (d) kepercayaan permintaan itu sesuai dengan nilai pribadinya. <br />
4. Kepemimpinan yang efektif didekati dengan pendekatan atas sifat pribadi seseorang, perilaku seseorang, dan situasional. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Tugas-tugas Pemimpin <br />
1. Tugas pemimpin mengarahkan kegiatan anggota organisasi mencapai tujuan-tujuan, baik secara formal maupun informal. <br />
2. Pemimpin haruslah bijaksana di dalam melakukan tugas-tugasnya; yaitu harus memanfaatkan situasi agar permintaannya dilaksanakan; dapat dengan paksaan, dapat pula menggunakan legitimasi. <br />
3. Ideal sekali bila suatu organisasi mempunyai pemimpin yang transformasional dengan segala sifat-sifatnya yang baik. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Kesuksesan Pemimpin dan Organisasi <br />
1. Kesuksesan pemimpin dan organisasi bergantung pada kemampuan pemimpin dan organisasi mencapai tujuan dengan cara yang paling efisien. <br />
2. Ada beberapa kriteria kesuksesan yang saling berkaitan dan dalam kenyataannya hal ini sukar dilaksanakan. <br />
3. Bagaimanapun juga, pemimpin harus berusaha memenuhi kriteria tersebut agar berhasil. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
PENILAIAN HASIL DAN PENYESUAIAN KEGIATAN <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Penilaian Hasil <br />
1. Penilaian itu penting dan perlu untuk melihat apakah hasil kegiatan sesuai dengan standar/rencana, sehingga bila ada penyimpangan dapat dilakukan tindakan perbaikan. <br />
2. Organisasi yang secara sistematis menilai hasil-hasil pilihan strategik dan mengawasi implementasinya, akan lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Alat-alat Penilaian Hasil <br />
1. Penilaian hasil dapat makro, dapat pula mikro. <br />
2. Kriteria/ukuran penilaian adalah tercapainya tujuan, perolehan sumberdaya, efisiensi produksi dan kemampuan mengadakan reaksi dan penyesuaian diri. <br />
3. Keefektivan organisasi diukur dari kemampuan penyesuaian dan keluwesan, produktivitas, kepuasan kerja, tingkat keuntungan, dan kemampuan memperoleh sumberdaya. <br />
4. Alat penilai hasil kegiatan pasar adalah kemampuan menyesuaikan diri memperoleh bagian pasar; produktivitas adalah keluaran dibagi masukan/kinerja per satuan waktu, tingkat keuntungan adalah ROI; dan keuangan adalah rasio serta anggaran. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Kesiapan Menatap Lingkungan dan Penyesuaian Kegiatan <br />
1. Lingkungan selalu berubah dan oleh karena itu strategipun perlu diubah; mungkin juga organisasi dan seluruh aparat organisasi. <br />
2. Perubahan lingkungan dipantau dengan cara memperhatikan dokumen-dokumen, menciptakan sistem informasi manajemen, melakukan peramalan usaha dan melakukan industry spying. <br />
3. Sektor ekonomi dan teknologi perlu mendapatkan prioritas penanganan. <br />
4. Organisasi harus sedapat mungkin menjadi yang pertama kali meraih keuntungan dengan adanya perubahan lingkungan dan kesempatan. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
TUJUAN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA BISNIS </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Tujuan Bisnis <br />
1. Tujuan dapat berubah sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dewasa ini tujuan binis tak lagi memaksimumkan laba namun pemuasan saja sudah cukup. <br />
2. Tujuan menunjang organisasi memperoleh identifikasi, integrasi, kolaborasi (persekongkolan), adaptasi dan penyegaran kembali. <br />
3. Tujuan tanggung jawab sosial merupakan tujuan jangka panjang namun perlu diperhatikan <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Tanggung Jawab Sosial Bisnis <br />
1. Dewasa ini badan usaha mulai dituntut untuk tidak saja mengejar keuntungan, namun juga harus bertanggung jawab sosial. <br />
2. Tanggung jawab sosial berarti organisasi tidak mementingkan diri sendiri namun juga mementingkan publik. <br />
3. Dasar tanggung jawab sosial adalah etika bisnis. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Etika Bisnis/berusaha <br />
1. Etika bisnis perlu diterapkan pada sikap, perilaku dan tindakan badan usaha, agar tercapai situasi yang selaras, serasi dan seimbang di segala aspek kehidupan badan usaha di dalam masyarakat. <br />
2. Etika bisnis di Indonesia berakar pada Pancasila. <br />
3. Manajemen badan usaha di Indonesia harus mendasarkan diri pada Pancasila di dalam sikap, perilaku dan tindakannya<br />
<br />
<i>Sumber : www.ut.ac.id</i>ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-60643577853297897522009-11-20T01:40:00.000-08:002009-11-20T01:40:48.120-08:00EKMA4442 Manajemen KoperasiDeskripsi Mata Kuliah :<br />
<b>EKMA4442 <br />
Manajemen Koperasi<br />
Ch. Suparmi <br />
</b><br />
<i>Harga Buku : Rp. 43.500,- (disertai multimedia)<br />
3 SKS - Modul 1-9 / Edisi 1 <br />
ISBN : 9796894033 <br />
DDC22 : 658.84 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2002 <br />
</i>Mata kuliah ini membahas tentang pengertian koperasi, lingkungan koperasi Indonesia, tim manajemen koperasi, dasar-dasar manajemen yang dilanjutkan dengan apilkasi fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan dan fungsi pengawasan yang disesuaikan dengan kondisi koperasi, termasuk administrasi dan keuangan koperasi. <br />
<br />
pembelian online: <br />
http://ebook.ut.ac.id/product_info.php?cPath=21_33&products_id=161 <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah<br />
</b>Buku Materi Pokok (BMP) ini akan membahas tentang pengertian koperasi, lingkungan koperasi Indonesia, tim manajemen koperasi, dasar-dasar manajemen yang dilanjutkan dengan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan dan fungsi pengawasan yang disesuaikan dengan kondisi koperasi, termasuk administrasi dan keuangan koperasi. <br />
Dengan memahami materi ini, Anda dapat memberi masukan kepada koperasi yang ada di lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja Anda. Apalagi bila Anda menjadi anggota koperasi tersebut supaya Anda tidak dirugikan. Lebih-lebih apabila Anda sebagai pengurus atau pengawas atau pengelola koperasi, Anda akan lebih mantap dalam menjalankan manajemen koperasi. <br />
Secara umum dengan mempelajari topik-topik dalam BMP ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan manajemen koperasi yang ada dalam koperasi Indonesia. Secara lebih khusus dapat digambarkan seperti pada bagan berikut ini. <br />
<br />
<b>Rangkuman Mata Kuliah<br />
</b> <br />
<b>MODUL 1<br />
PENGERTIAN DASAR KOPERASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pengertian Koperasi, Tujuan serta Tugasnya <br />
1. Pengertian koperasi adalah perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang berasas kekeluargaan, bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. <br />
2. Koperasi harus menjalankan satu atau beberapa usaha di bidang ekonomi. Tujuan koperasi melakukan kegiatan usaha bukan semata-mata mencari keuntungan tetapi untuk mempertinggi kesejahteraan anggota dan masyarakat di sekitamya. <br />
3. Tujuan utama koperasi untuk mempertinggi kesejahteraan masyarakat, maka tidak semua hasil usaha dibagi kepada anggota, tetapi sebagian disimpan sebagai cadangan dana sosial yang dapat digunakan untuk mempertinggi kesejahteraan masyarakat. <br />
4. Koperasi memiliki beberapa prinsip koperasi yang dapat membedakan koperasi dari organisasi ekonomi yang lain. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Pelopor Penggerak Tumbuhnya Koperasi <br />
1. Koperasi konsumsi pertama kali muncul di Inggris sebagai akibat adanya keadaan yang sangat menyedihkan dalam kehidupan kaum buruh sesudah revolusi industri, sehingga menggerakkan hati R. Owen dan William King untuk turun tangan mengatasi masalah tersebut. <br />
2. Revolusi Perancis ternyata tidak dapat memperbaiki nasib rakyat kecil. Kesengsaraan rakyat Perancis mendorong orang-orang budiman seperti Ch. Fourier dan L. Blanc untuk mengusahakan berdirinya koperasi sebagai cara untuk ke luar dari kesengsaraan tersebut. <br />
3. Keadaan di Jerman, di mana sebagian besar tanah dikuasai oleh tuan tanah mengakibatkan rakyat kecil yang sebagian besar terdiri dari kaum tani terjerat hutang. Keadaan ini mendorong Raiffeissen dan Schulze mendirikan koperasi kredit sebagai salah satu pemecahan tersebut. <br />
4. Masyarakat Indonesia sudah terbiasa hidup dengan jiwa kegotongroyongan sehingga merupakan lahan subur bagi tumbuhnya koperasi. Akan tetapi untuk menjaga keberadaan koperasi diperlukan beberapa kondisi antara lain kesadaran anggota dan kemampuan pengurus. Selain itu koperasi tersebut memang benar-benar dibutuhkan, seperti yang pernah didirikan oleh R. Wiriaatmadja dan Margono Djojohadikoesoemo. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
MASALAH YANG DIHADAPI KOPERASI INDONESIA </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Masalah Koperasi Indonesia <br />
Dari uraian di atas dapat dipetik beberapa pelajaran yang bermanfaat bagi kita, tentang permasalahan yang dihadapi koperasi serta berbagai syarat yang harus dipenuhi agar koperasi mampu bertahan hidup di dalam masyarakat, dan seterusnya berkembang untuk mencapai cita-cita yang sudah ditanamkan di dalam segenap hati bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. <br />
Koperasi memang cocok untuk masyarakat Indonesia, dan sudah ada di dalam masyarakat kita jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada dasarnya bangsa Indonesia suka bekerja sama dan saling tolong-menolong. Koperasi yang pertama tumbuh subur di Indonesia adalah koperasi sosial yang dalam kegiatannya lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat sosial tanpa memperhitungkan segi keuntungan dalam arti ekonomi. Koperasi semacam ini dapat tumbuh subur dengan landasan rasa solidaritas dari anggotanya. <br />
Dengan bermodalkan rasa solidaritas yang tinggi dari para anggotanya saja, belumlah cukup untuk membina koperasi jenis yang kedua yaitu koperasi ekonomi yang bergerak di bidang ekonomi. Supaya koperasi ekonomi bertahan hidup dan seterusnya berkembang, diperlukan individualitas (kepercayaan pada diri sendiri) dari para anggotanya. Sebab hanya anggota yang percaya akan kemampuannya sendiri yang dapat bertindak/bekerja untuk memajukan koperasi dan setia kepada koperasi yang diikutinya. Selain itu, walaupun koperasi adalah organisasi yang tidak mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya tetapi cara kerjanya tidak boleh meninggalkan prinsip-prinsip ekonomi, supaya dapat berkembang dengan layak. <br />
Apabila kegiatan usaha koperasi semakin luas maka masalah yang dihadapi semakin kompleks, sehingga penanganannya tidak boleh dikerjakan secara amatiran tetapi harus secara profesional. Dalam keadaan seperti itu, apabila anggota koperasi tidak ada yang mampu dan cocok untuk menangani usaha koperasi tersebut tidak ada salahnya, bahkan dianjurkan untuk mengambil orang atau sekelompok orang di luar anggota koperasi yang benar-benar profesional untuk menangani usaha koperasi. Hanya saja perlu diingat bahwa tanggung jawab atas pekerjaan tersebut tetap berada di tangan pengurus. Sehingga pengurus harus benar-benar melaksanakan pengawasan secara ketat agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Pengurus harus bertindak dengan baik dan jujur agar dapat mengawasi kerja karyawannya, sebab hanya orang yang berbuat baik dan jujur saja yang dapat memperbaiki tindakan orang lain yang kurang baik. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Lingkungan Hidup Koperasi Indonesia <br />
Koperasi Indonesia mempunyai ciri yang khas, yaitu bercorak khas Indonesia, karena sangat dipengaruhi lingkungan yang juga khas Indonesia. <br />
Lingkungan yang dapat mempengaruhi koperasi dapat digolongkan menjadi empat kelompok yaitu lingkungan sosial, politik dan hukum, ekonomi, pertahanan dan keamanan. Lingkungan tersebut sangat berpengaruh terhadap koperasi, baik pengaruh yang bersifat positif, artinya menguntungkan koperasi, tetapi ada juga yang bersifat negatif yaitu merugikan koperasi. <br />
Pengaruh lingkungan terhadap koperasi dapat mengakibatkan koperasi maju dengan pesat, tetapi dapat juga terjadi sebaliknya, koperasi tidak berkembang atau bahkan mati sama sekali. Selain itu lingkungan tertentu mengakibatkan koperasi mempunyai corak yang tertentu pula, oleh karena itu dalam mengelola koperasi harus memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan di sekitar koperasi. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
DASAR-DASAR MANAJEMEN DAN MANAJEMEN KOPERASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Dasar-dasar Manajemen <br />
Semua organisasi baik formal maupun informal membutuhkan adanya fungsi manajemen. Sebab tanpa manajemen yang baik, tujuan organisasi tidak akan tercapai secara efisien. Selain itu dalam pencapaian tujuan organisasi sering ada berbagai hal yang bertentangan dengan kepentingan pribadi beberapa anggota, atau bahkan ada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Untuk menjaga keseimbangan antara para anggota yang mempunyai berbagai kepentingan tersebut sangat dibutuhkan manajemen yang baik, sehingga pertentangan antaranggota dapat dikendalikan dan selanjutnya pencapaian tujuan organisasi tidak terganggu. <br />
Seperti ilmu sosial yang lain, manajemen mempunyai banyak pengertian, ada yang mengartikan manajemen sebagai suatu proses, adapula yang mengartikan manajemen sebagai suatu seni untuk mencapai suatu tujuan melalui pengaturan terhadap orang lain. Definisi yang lebih sering digunakan adalah definisi yang dikemukakan oleh Stoner yang mengatakan: <br />
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Manajemen Koperasi <br />
Koperasi seperti halnya organisasi yang lain membutuhkan manajemen yang baik agar tujuan koperasi tercapai dengan efisien. <br />
Hal yang membedakan manajemen koperasi dengan manajemen umum adalah terletak pada unsur-unsur manajemen koperasi yaitu rapat anggota, pengurus, dan pengawas. Adapun tugas masing-masing dapat diperinci sebagai berikut : Rapat anggota bertugas untuk menetapkan anggaran dasar, membuat kebijaksanaan umum, mengangkat/memberhentikan pengurus dan pengawas. Pengurus koperasi bertugas memimpin koperasi dan usaha koperasi sedangkan Pengawas tugasnya mengawasi jalannya koperasi. <br />
Untuk koperasi yang unit usahanya banyak dan luas, pengurus dimungkinkan mengangkat manajer dan karyawan. Manajer atau karyawan tidak harus anggota koperasi dan seyogyanya memang diambil dari luar koperasi supaya pengawasannya lebih mudah. Mereka bekerja karena ditugasi oleh pengurus, maka mereka juga bertanggung jawab kepada pengurus. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
FUNGSI PERENCANAAN <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Pengertian, Manfaat dan Tujuan Perencanaan <br />
a. Perencanaan merupakan proses dasar manajemen. Dalam perencanaan manajer memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan harus dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang harus melakukan. <br />
b. Setiap organisasi memerlukan perencanaan. Baik organisasi yang bersifat kecil maupun besar sama saja membutuhkan perencanaan. Hanya dalam pelaksanaannya diperlukan penyesuaian-penyesuaian mengingat bentuk, tujuan dan luas organisasi yang bersangkutan. <br />
c. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang fleksibel, sebab perencanaan akan berbeda dalam situasi dan kondisi yang berubah-ubah di waktu yang akan datang. Apabila perlu dalam pelaksanaannya diadakan perencanaan kembali sehingga semakin cepat cita-cita/tujuan organisasi untuk dicapai. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Tipe dan Proses Perencanaan <br />
a. Ada empat-tahap dasar perencanaan, yaitu : (1) menetapkan tujuan dan serangkaian tujuan, (2) merumuskan keadaan saat ini, (3) mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan dan (4) mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. <br />
b. Perencanaan yang dibuat oleh perusahaan yang satu belum tentu sama dengan yang dibuat oleh perusahaan lain. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan tipe organisasi, jangka waktu yang digunakan dan tipe manajer yang mengelola perusahaan. <br />
c. Secara garis besar ada dua tipe rencana yaitu rencana strategis dan operasional. Perencanan strategis mencakup proses pemilihan tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan dan program untuk menjamin bahwa tujuan tersebut dapat dicapai, sedangkan rencana operasional menguraikan lebih rinci bagaimana rencana-rencana strategis akan dicapai. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Perencanaan dalam Koperasi <br />
a. Organisasi koperasi sama dengan organisasi yang lain, perlu dikelola dengan baik agar dapat mencapai tujuan akhir seefektif mungkin. <br />
b. Fungsi perencanaan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting karena merupakan dasar bagi fungsi manajemen yang lain. Agar tujuan akhir koperasi dapat dicapai maka koperasi harus membuat rencana yang baik, dengan melalui beberapa langkah dasar pembuatan rencana yaitu menentukan tujuan organisasi mengajukan beberapa alternatif cara mencapai tujuan tersebut dan kemudian alternatif-alternatif tersebut harus dikaji satu per satu baik buruknya sebelum diputuskan alternatif mana yang dipilih <br />
c. Tipe rencana yang dapat diambil dalam koperasi dapat bermacam-macam tergantung pada jangka waktu dan jenjang atau tingkatan manajemen. <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
PENGORGANISASIAN SUATU ORGANISASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pengorganisasian dan Struktur Organisasi <br />
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien. Pelaksanaan proses pengorganisasian akan mencerminkan struktur organisasi yang mencakup beberapa aspek penting seperti: <br />
a. pembagian kerja, <br />
b. departementasi, <br />
c. bagan organisasi, <br />
d. rantai perintah dan kesatuan perintah, <br />
e. tingkat hierarki manajemen, dan <br />
f. saluran komunikasi dan sebagainya. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Struktur Organisasi dalam Koperasi <br />
Sebagai pengelola koperasi, pengurus menghadapi berbagai macam masalah yang harus diselesaikan. Masalah yang paling sulit adalah masalah yang timbul dari dalam dirinya sendiri, yaitu berupa keterbatasan. Keterbatasan dalam hal pengetahuan paling sering terjadi, sebab seorang pengurus harus diangkat oleh, dan dari anggota, sehingga belum tentu dia merupakan orang yang profesional di bidang perusahaan. Dengan kemampuannya yang terbatas, serta tingkat pendidikan yang terbatas pula, pengurus perlu mengangkat karyawan yang bertugas membantunya dalam mengelola koperasi agar pekerjaan koperasi dapat diselesaikan dengan baik. <br />
Dengan masuknya berbagai pihak yang ikut membantu pengurus mengelola usaha koperasi, semakin kompleks pula struktur organisasi koperasi tersebut. Pemilihan bentuk struktur organisasi koperasi harus disesuaikan dengan macam usaha, volume usaha, maupun luas pasar dari produk yang dihasilkan. Pada prinsipnya semua bentuk organisasi baik, walaupun masing-masing mempunyai kelemahan. <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
PENGARAHAN DAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pengertian, Manfaat dan Tujuan Pengarahan <br />
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting. Sebab masing-masing orang yang bekerja di dalam suatu organisasi mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Supaya kepentingan yang berbeda-beda tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain, maka pimpinan perusahaan harus dapat mengarahkannya untuk mencapai tujuan perusahaan. <br />
Seorang karyawan dapat mempunyai prestasi kerja yang baik, apabila mempunyai motivasi. Maka dari itu, tugas pimpinan perusahaan adalah memotivasi karyawannya agar mereka menggunakan seluruh potensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Supaya manajer atau pimpinan perusahan dapat memberikan pengarahan yang baik, pertama-tama ia harus mempunyai kemampuan untuk memimpin perusahaan dan harus pandai mengadakan komunikasi secara vertikal. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Manajemen Kepegawaian <br />
Seorang manajer kepegawaian adalah pembantu pengurus yang diserahi tugas mengurus administrasi kepegawaian, yang mencakup: <br />
a. mendapatkan pegawai yang mau bekerja dalam koperasi, <br />
b. meningkatkan kemampuan kerja pegawai, <br />
c. menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik sehingga para karyawan tersebut tidak bosan bekerja bahkan dapat meningkatkan prestasinya, <br />
d. melaksanakan kebijaksanaan yang dibuat pengurus, mengawasi pelaksanaannya dan menyampaikan informasi maupun laporan kepada pengurus secara teratur, <br />
e. memberikan saran-saran/usul-usul perbaikan. <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
FUNGSI PENGAWASAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pengertian dan Tujuan Pengawasan <br />
Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk membuat semua kegiatan perusahaan sesuai dengan rencana. Proses pengawasan dapat dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu menetapkan standar, membandingkan kegiatan yang dilaksanakan dengan standar yang sudah ditetapkan, mengukur penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, kemudian mengambil tindakan koreksi apabila diperlukan. Setiap perusahaan mengadakan pengawasan dengan tujuan agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. <br />
Ada beberapa alasan yang dapat diberikan mengapa hampir setiap perusahaan menghendaki adanya proses pengawasan yang baik. Alasan-alasan tersebut antara lain: <br />
1. manajer dapat lebih cepat mengantisipasi perubahan lingkungan, <br />
2. perusahaan yang besar akan lebih mudah dikendalikan, <br />
3. kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota organisasi dapat dikurangi.<br />
Berdasarkan waktu melakukan pengawasan, dikenal ada tiga tipe pengawasan yaitu, feedforward controll, concurrent controll, dan feedback control. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Teknik dan Metode Pengawasan <br />
Secara garis besar pengawasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode pengawasan kualitatif dan metode pengawasan kuantitatif. Pengawasan kualitatif dilakukan oleh manajer untuk menjaga performance organisasi secara keseluruhan, sikap serta performance karyawan. Metode pengawasan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data, biasanya digunakan untuk mengawasi kuantitas maupun kualitas produk. Ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengadakan pengawasan kuantitatif, antara lain: dengan menggunakan anggaran, mengadakan auditing, analisis break even, analisis rasio dan sebagainya. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
MANAJEMEN KOPERASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Hubungan Kerja antara Manajer dengan Pengurus dan Pihak Lain <br />
Dewasa ini semakin banyak koperasi yang mengangkat manajer untuk menangani usaha koperasi dengan berbagai macam alasan. Alasan yang biasa dikemukakan adalah yang menyangkut kemampuan pengurus. Pengurus diangkat dari anggota koperasi yang mempunyai kemampuan terbatas di bidang manajemen perusahaan. Selain itu pengurus mempunyai tugas yang lebih luas, yaitu memimpin koperasi secara keseluruhan, sehingga hal-hal yang bersifat operasional dapat diserahkan kepada manajer. Dari segi waktu, pengurus dipilih hanya untuk jangka waktu tertentu untuk mengurus usaha koperasi, sebab biasanya pengurus mempunyai pekerjaan sendiri selain menjadi pengurus koperasi. Sedangkan menjalankan usaha koperasi tidak dapat dilakukan sambil lalu, tetapi harus dikerjakan penuh ketekunan. <br />
Seorang manajer koperasi diangkat pengurus untuk membantu menjalankan usaha koperasi, oleh karena itu manajer harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada pengurus, bukan kepada orang lain. Manajer hanya boleh mengerjakan sesuatu kalau diberi kewenangan atau kekuasaan oleh pengurus, misalnya dalam berhubungan dengan bank, manajer hanya boleh mengadakan kontak dengan bank untuk hal-hal yang diizinkan oleh pengurus. Di luar hal-hal yang diizinkan tersebut, manajer tidak boleh mengadakan hubungan dengan bank, melainkan pengurus sendiri yang akan melakukannya. <br />
Dewasa ini masih banyak koperasi yang membutuhkan bimbingan dari pihak lain, misalnya koperasi ditingkat atasnya, Departemen Koperasi maupun pemerintah daerah di mana koperasi tersebut beroperasi. Manajer koperasi yang masih mendapat binaan dari pihak lain, harus mampu membawa diri dalam berhubungan dengan pengurus maupun pembinanya. Selain itu juga harus bersiap-siap seandainya suatu saat bimbingan tersebut dikurangi atau dihilangkan sama sekali. Oleh karena itu pengurus maupun manajer harus mempersiapkan diri dalam masa transisi tersebut, sehingga pada suatu saat koperasi dapat mandiri, tidak memerlukan bimbingan lagi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Tugas dan Tanggung Jawab Manajer <br />
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pengurus agar manajer yang diangkatnya dapat bekerja sebaik-baiknya, misalnya status manajer harus jelas, sistem gaji yang mampu memotivasi manajer dan memberi kesempatan kepada manajer untuk meningkatkan kemampuannya. <br />
Seorang manajer diangkat oleh pengurus, diberi wewenang untuk melaksanakan tugas di bidang usaha koperasi yang mencakup semua pelaksanaan usaha koperasi, seperti di bidang perencanaan, pelaksanaan usaha, kepegawaian, administrasi, dan pengawasan terhadap jalannya usaha. <br />
Manajer memperoleh wewenang dari pengurus, maka dia harus mempertanggung-jawabkan semua tindakannya kepada pengurus dan selanjutnya pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota. Manajer yang melakukan penyelewengan, berhak dilakukan tindakan-tindakan tertentu oleh pengurus. Tindakan tersebut ada yang ringan, misalnya diperingatkan atau diskors, tetapi dapat pula dilakukan tindakan yang keras apabila kesalahan manajer cukup berat. Misalnya manajer tersebut dipecat, atau bahkan dituntut di muka pengadilan, apabila tindakan manajer menimbulkan kerugian yang besar bagi koperasi. <br />
Berhubung tugas manajer sangat berat maka hendaknya manajer yang diangkat memenuhi beberapa persyaratan seperti taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, jujur, berpendidikan cukup dan berpengalaman di bidang yang akan dikelolanya. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
ADMINISTRASI DAN KEUANGAN KOPERASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Administrasi Koperasi <br />
Suatu perkumpulan dari sekelompok orang, yang mempunyai tujuan tertentu membutuhkan administrasi yang baik. Ada dua macam pengertian administrasi, pertama, administrasi berasal dari kata administratie dalam bahasa Belanda yang mencakup kegiatan tulis-menulis, surat-menyurat serta penyusunan dan penyimpanan naskah-naskah beserta pencatatan-pencatatan yang diperlukan. Yang kedua, administrasi yang berasal dari kata administration dalam bahasa Inggris, mencakup semua proses penyelenggaraan usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. <br />
Penyelenggaraan administrasi yang baik mempunyai suatu tujuan yaitu efisiensi. Efisiensi di sini menggambarkan adanya perbandingan yang paling baik antara suatu usaha dengan hasil yang dicapai dari usaha tersebut. Dilihat dari hasilnya, suatu usaha dikatakan efisien bila usaha tersebut memberikan hasil yang terbaik. Sebaliknya dilihat dari segi usaha, suatu usaha dapat dikatakan efisien apabila hasil yang ditentukan dapat dicapai dengan usaha yang paling ringan. <br />
Proses penyelenggaraan usaha bersama meliputi rangkaian perbuatan yang dapat dibagi menjadi delapan jenis yang sering disebut sebagai delapan unsur administrasi. Kedelapan unsur tersebut adalah organisasi, manajemen, komunikasi, kepegawaian, keuangan, perbekalan, ketatausahaan dan perwakilan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Sumber Keuangan dan Penggunaan Dana Koperasi <br />
Sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi, koperasi membutuhkan modal untuk menjalankan usahanya. Ada empat macam modal koperasi menurut penggunaannya, yaitu (1) modal untuk organisasi, (2) modal untuk alat perlengkapan, (3) modal kerja atau modal lancar dan (4) modal untuk uang muka. <br />
Untuk memenuhi kebutuhannya akan modal, koperasi memiliki beberapa sumber modal, antara lain: dari anggota, berupa simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela; dari Sisa Hasil Usaha dan dari luar koperasi, yang dapat berupa pinjaman dari bank maupun dari penanam modal. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Auditing Koperasi <br />
Koperasi supaya dapat bersaing dengan perusahaan lain harus dalam kondisi sehat, baik dari sudut organisasi maupun keuangannya. Untuk keperluan tersebut, koperasi harus menjalani pemeriksaan secara periodik. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh pihak intern koperasi, yaitu oleh pengawas. Salah satu tugas pengawas adalah memeriksa jalannya koperasi, baik dari aspek organisasi, manajemen maupun keuangan. Pemeriksaan oleh pihak intem sering kurang objektif, karena dalam kenyataan memang sulit memeriksa diri sendiri dan mencari kesalahan sendiri. Selain itu ada kemungkinan anggota pengawas tidak mempunyai bekal pengetahuan tentang akuntansi. <br />
Pemeriksaan yang lebih baik dapat dilakukan oleh seorang akuntan, meskipun untuk itu dibutuhkan biaya yang banyak. Di Indonesia telah dibentuk suatu badan yang disebut Koperasi Jasa Audit (KJA), yang anggotanya adalah koperasi dan bertugas mengaudit anggotanya. Selain mengaudit, KJA juga bertugas membina koperasi yang bersangkutan dan apabila diperlukan, memberi tambahan pengetahuan kepada pengurus koperasi binaannya mengenai masalah keuangan dan perkoperasian. <br />
Unsur-unsur akuntansi yang diaudit KJA pada dasamya sama dengan yang dilakukan akuntan publik. Akan tetapi dalam praktik, tidak semua koperasi melaksanakan pembukuan dengan baik. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diadakan penyederhanaan, sesuai dengan situasi dan kondisi koperasi yang bersangkutan, dan selanjutnya tugas KJA adalah membina koperasi yang bersangkutan supaya dapat melaksanakan pembukuan sesuai dengan hukum akuntansi yang berlaku secara umum.<br />
<i>Sumber : www.ut.ac.id</i>ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-85784044663646586662009-11-20T01:34:00.000-08:002009-11-20T01:34:51.260-08:00EKMA4437 Peramalan UsahaDeskripsi Mata Kuliah :<br />
<b>EKMA4437 Peramalan Usaha<br />
Sukanto Reksohadiprodjo </b><br />
<br />
<i>Harga Buku : Rp. 55.000,- (disertai multimedia)<br />
3 SKS - Modul 1-9 / Edisi 1 <br />
ISBN : 9796894114 <br />
DDC22 : 338.544 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2002 <br />
</i>Mata kuliah ini membahas tentang peranan peramalan usaha dalam badan usaha, teknik-teknik peramalah usaha kuantitatif, kualitatif maupun teknik kata hati nurani serta penerapan teknik-teknik peramalah usaha dalam berbagai sektor perekonomian dan bisnis. <br />
<br />
pembelian online: <br />
http://ebook.ut.ac.id/product_info.php?cPath=21_33&products_id=160 <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah</b><br />
Pada program Studi Manajemen, Peramalan Usaha (EKMA4437) merupakan salah satu mata kuliah pilihan berkarya (MPB) dengan bobot kredit 3 (tiga) satuan kredit semester (SKS). Untuk dapat mempelajari mata kuliah Peramalan Usaha dengan baik dan optimum, diharapkan mahasiswa telah belajar mata kuliah Statistik Ekonomi II (ESPA4214). <br />
Peramalan Usaha diperlukan untuk menerjemahkan segala sesuatu ketidakpastian dan risiko yang terjadi di masa yang akan datang ke dalam hal-hal sekarang, sehingga relatif lebih mudah diperkirakan, dikendalikan dan dicari alternatif pemecahan masalahnya. Buku Materi Pokok (BMP) ini menjelaskan tentang peranan, teknik-teknik, metode-metode dan penerapan peramalan usaha dalam sesuatu badan usaha. <br />
Pembahasan BMP secara lebih detail dapat dilihat pada desain instruksional berikut ini: <br />
<b>Rangkuman Mata Kuliah</b><br />
<b>MODUL 1<br />
PERANAN PERAMALAN USAHA DALAM BADAN USAHA </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Sistem Badah Usaha Sebagai Keseluruhan <br />
Suatu badan usaha menjalankan kegiatan operasional (pemasaran, produksi, personalia, keuangan, administrasi/akuntansi) dan kegiatan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengawasan). <br />
Kegiatan ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan efisien dan efektif. Untuk ini perlu peramalan usaha untuk melihat apa yang akan terjadi di masa yang akan datang di segi pemasaran, produksi, personalia, keuangan dan akuntansi sehingga dapat ditentukan tindakan apa yang perlu diambil sekarang. Bila tujuan belum ada, maka peramalan usaha dapat membantu di dalam penentuan tujuan itu sendiri. <br />
Dengan menilai kekuatan dan kelemahan, baik di aspek operasional maupun manajerial, di dalam menghadapi lingkungan (lokal, provinsial, nasional, regional, internasional) baik itu bertalian dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial serta pertahanan dan keamanan, dapatlah ditentukan kesempatan berusaha (erat bertalian dengan kekuatan) dan hambatan/ancaman (erat bertalian dengan kelemahan), sehingga dapat diestimasikan berdasar ramalan, yaitu tujuan yang akan dicapai. <br />
Tujuan yang akan dicapai ini merupakan soal atau masalah yang harus diselesaikan. Untuk itu perlu digariskan strategi, kebijaksanaan dan taktik pencapaian tujuan baik parsial (pemasaran, dan lain-lain) maupun total/sistem keseluruhan. Ini semua merupakan usaha perencanaan strategik. Dengan demikian peramalan usaha adalah bagian dari perencanaan. <br />
Pada hakikatnya apa yang disebut pada butir 1, 2, 3, dan 4 di depan merupakan proses pendekatan suatu badan usaha sebagai sistem keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 1.3. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa makin kuat suatu badan usaha, makin relatif mudah dilakukan peramalan usaha. <br />
ada gambar<br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Lingkungan Badan Usaha <br />
Badan usaha yang melakukan kegiatan operasional dan manajerial di dalam mencapai tujuan-tujuan menghadapi lingkungan luar tertentu yang sifatnya dinamis. Lingkungan ini pada satu pihak memberikan kemudahan-kemudahan bagi badan usaha, di lain pihak dapat menghambat jalannya badan usaha. <br />
Lingkungan badan usaha terdiri atas lingkungan ideologi, politik, ekonomi, teknologi, sosial budaya, dan pertahanan-keamanan baik lokal, provinsial, nasional, regional dan internasional. <br />
Kedinamisan lingkungan perlu dimanfaatkan oleh badan usaha. Bagaimanapun juga lingkungan yang penuh dinamika ini perlu diperkirakan atau diramalkan kecenderungannya, sehingga badan usaha siap menghadapi perubahan yang terjadi. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Identifikasi Kesempatan Serta Ancaman Terhadap Badan Usaha <br />
Pengkajian terhadap kesempatan dan ancaman dilakukan sesudah (a) penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan badan usaha kala dilakukan pengkajian sistem badan usaha serta (b) usaha menatap lingkungan badan usaha. <br />
Penentuan kesempatan berusaha biasanya dikaitkan dengan kekuatan badan usaha sedang penentuan ancaman terhadap badan usaha dikaitkan dengan kelemahan badan usaha. <br />
Kesempatan muncul karena kemajuan teknologi dan penemuan pasar baru; ancaman timbul karena adanya pesaing atau persaingan. <br />
Berbagai unsur mempengaruhi usaha mengidentifikasi kesempatan dan ancaman berusaha badan usaha. Unsur-unsur tersebut adalah: identifikasi dan analisis masalah, peramalan usaha, tujuan, kebijaksanaan yang diambil dan keberanian mengambil risiko. <br />
Titik tolak semua kegiatan adalah produktivitas. Kesempatan dan ancaman berusaha berubah setiap waktu. <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Penentuan Tujuan, Strategi Kebijaksanaan dan Taktik Badan Usaha <br />
Suatu badan usaha mengkaji kekuatan dan kelemahan diri, menatap lingkungan serta menentukan kesempatan dari ancaman sebelum menetapkan tujuan. <br />
Oleh karena apa yang akan dicapai itu berada di waktu yang akan datang maka perlulah dilakukan peramalan terhadap kejadian di waktu yang akan datang (yang tak pasti dan penuh risiko), sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan tentang segala sesuatu dan dimasukkan dalam rencana. <br />
Yang dimasukkan dalam rencana adalah tujuan yang akan dicapai, prioritas masalah yang harus ditangani, strategi, kebijaksanaan serta taktik yang akan ditempuh. <br />
Proses penentuan tujuan, penggarisan strategi, kebijaksanaan, dan taktik merupakan proses pemulihan. Disusul dengan proses implementasi atau pelaksanaan dan penilaian hasil. <br />
Kegiatan Belajar 5<br />
Peranan Peramalan Usaha di dalam Badan Usaha <br />
Badan usaha menghadapi lingkungan di dalam menjalankan kegiatan operasional dan manajerial mencapai tujuan. <br />
Lingkungan dan kegiatan operasional dan manajerial makin kompleks. Karena itu perlu bantuan peramalan usaha untuk menimbang faktor atau peristiwa yang terjadi di masa datang yang sifatnya tak pasti. <br />
Putusan menjadi sangat penting demi suksesnya badan usaha sehingga perlu dukungan peramalan usaha. <br />
Peramalan usaha itu bermacam-macam dan berada dalam suatu perbendaharaan teknik peramalan usaha. <br />
Pemanfaatan teknik peramalan usaha harus disesuaikan dengan persyaratan dan kebutuhan serta perlu diukur ketepatannya dengan suatu kriterium ketepatan tertentu. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
TEKNIK-TEKNIK PERAMALAN USAHA <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Teknik Peramalan Usaha Kuantitatif <br />
Metode peramalan usaha kuantitatif didasarkan pada data atau informasi yang dikuantifikasikan. Data atau informasi yang diperlukan disimpan dan dapat dimasukkan dalam sistem komputer yang ada. <br />
Perbendaharaan metode peramalan usaha kuantitatif berisi cukup banyak metode peramalan. Pimpinan badan usaha dapat memanfaatkan metode yang paling tepat dengan bantuan komputer disesuaikan dengan data yang ada, pola serta hubungan yang diidentifikasi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Teknik Peramalan Usaha Teknologis <br />
Teknik peramalan usaha teknologis mengidentifikasi faktor perubahan teknologi dan lingkungan di dalam jangka panjang. Teknik ini biasanya untuk menggambarkan situasi yang berubah karena perkembangan baru. Metodenya bisa bersifat eksploratif, eksploratif/ normatif, normatif dan prospektif. <br />
Mereka yang memanfaatkan metode ini harus sadar bahwa memperpanjang cakrawala waktu mengandung risiko. Peramalan harus dilakukan secara bertahap. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Teknik Peramalan Usaha (Berdasarkan) Kata Hati Nurani <br />
Teknik peramalan usaha berdasar kata hati nurani paling banyak dilakukan karena mudah dan cepat. Pelaksanaannya perlu dilatarbelakangi oleh pengetahuan terhadap teknik peramalan usaha kuantitatif dan teknologis karena banyak kelemahannya. <br />
Kelemahan pada teknik peramalan usaha berdasar kata hati nurani, ialah orang terlalu percaya pada diri sendiri, pendapat anggota kelompok peramal tidak satu dan informasi dan pemrosesannya terbatas. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
METODE RUNTUT WAKTU </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Metode Runtut Waktu Sederhana/Penghalusan <br />
Metode runtut waktu sederhana/penghalusan merupakan metode yang paling mudah dalam perbendaharaan peramalan usaha. <br />
Metode runtut waktu sederhana/penghalusan dibagi ke dalam metode rata-rata, baik bergerak 3 maupun 6 periode, dan seterusnya atau metode penghalusan eksponensial. <br />
Metode rata-rata bergerak menggunakan timbangan yang sama bagi setiap data, sedang timbangan yang dipakai metode penghalusan eksponensial berbeda; untuk data yang baru dianggap lebih penting sehingga timbangan lebih besar. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Metode Dekomposisi <br />
Metode Dekomposisi mengidentifikasikan tiga komponen pola yang mensifati rangkaian peristiwa bisnis dan ekonomi, yaitu faktor "trend", siklus dan musiman. <br />
"Trend" mencerminkan perilaku jangka panjang yang sifatnya meningkat, menurun atau tak berubah. Faktor siklus mencerminkan naik turunnya ekonomi atau industri, mulai dari nilai yang kecil, membesar, mengecil dan membesar lagi. Faktor musiman menunjukkan fluktuasi periodik yang berkepanjangan karena faktor-faktor tertentu. <br />
Dengan demikian perlu analisis "trend", variasi siklus, dan variasi musiman. Faktor tak menentu merupakan sisanya. Apabila dirumuskan: <br />
<br />
di mana: <br />
X = data runtut raktu <br />
T = nilai "trend" <br />
S = faktor siklus <br />
M = faktor musiman <br />
E = kesalahan, residual. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Metode Runtut Waktu Lanjutan <br />
Metode runtut waktu lanjutan dipakai orang sesuai dengan setiap pola yang ada, tidak khusus untuk sub-pola tertentu saja. <br />
Metode runtut waktu lanjutan ada bermacam-macam, antara lain metode otokorelasi, otoregresif, Box-Jenkins, Parzen dan model multivariat. <br />
<br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
METODE REGRESI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Metode Regresi Sederhana <br />
Metode regresi sederhana adalah metode pendekatan peramalan usaha kuantitatif yang menerangkan sebab-akibat beberapa variabel yang penting dan mempengaruhi dapat berubah. <br />
Metode regresi dibagi dalam 2 kelompok: <br />
1. metode regresi runtut waktu <br />
2. metode regresi belah silang <br />
Selanjutnya agar metode yang dipakai itu terpercaya perlu dilakukan tingkat kemuradan/pentingnya koefisien regresi dengan memperhatikan kesalahan standar koefisien, yaitu <br />
<br />
Perlu pula dilihat apakah Y berada dekat dengan Y dengan menggunakan rumus kesalahan standar peramalan. <br />
<br />
sehingga Y = a + bXO dengan XO diketahui dan ternyata Y berada pada Y 2 SEf, maka persamaan regresi mencerminkan keadaan senyatanya dan dapat diterima. <br />
Akhirnya perlu dikaji seberapa kuat hubungan antara variabel tak bebas (Y) dengan variabel bebas (X) yang mempengaruhinya. Ini dapat dilihat dengan koefisien korelasi, <br />
<br />
Selanjutnya r2 (koefisien determinasi) menunjukkan persentase variasi dari rata-rata Y diterangkan oleh garis regresi, atau bahwa perubahan Y memang sebagian besar karena perubahan X. <br />
<br />
Kemuradan variasi ini dicerminkan dari uji <br />
<br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Metode Regresi Ganda <br />
Metode regresi ganda membantu para pimpinan badan usaha untuk melihat pengaruh beberapa variabel bebas (lebih dari satu) pada variabel tak bebas. <br />
Metode kuadrat terkecil dapat dipakai untuk menentukan parameter konstanta a, koefisien regresi b1, b2, ... bn. <br />
Uji kemuradan estimasi parameter didasarkan pada uji-t; uji kemuradan regresi didasarkan pada uji-F. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Model Ekonometrika <br />
Ekonometrika adalah cabang ilmu ekonomi yang memanfaatkan matematika dan statistika untuk menganalisis peristiwa ekonomi sehingga dapat digunakan untuk peramalan usaha. <br />
Studi ekonometrika mengambil langkah: formulasi matematis teori ekonomi, penciptaan hipotesis peristiwa ekonomi, kelembagaan dan teknologi, permodelan yang diukur statistik dan diuji, pengumpulan data, estimasi statistik dan pengambilan kesimpulan statistik yang mengaitkan teori ekonomi dengan analisis empirik. <br />
Bagaimanapun setiap pengamatan tidak akan selalu b; jatuh tepat pada suatu garis. Karena itu perlu dimasukkan variabel gangguan/kesalahan U pada persamaan garis regresi Y = a + bX sehingga berubah menjadi Y = a + bX + U. <br />
Anggapan dasar statistik yang perlu diperhatikan dalam model linier pada metode ekonometrika ialah: <br />
1. E(Ui) = 0 untuk i = 1, 2, . ,n. <br />
2. V(U:) = E(U: - EU)2, = E (Ui)2 = 2 untuk i = 1, 2, ., n. <br />
3. E (U:Uj) = 0 untuk i j, i, j = 1, 2, .... , n. <br />
4. E (X:Ui) = 0 untuk i = 1, 2, . , n. <br />
Apabila anggapan ini disimpangi muncul masalah heteroskedastisitas, otokorelasi, variabel kesalahan, muncul tikolinearitas, dan lain-lain yang perlu diperbaiki terlebih dahulu agar estimasi tidak "bias" sehingga peramalan usaha dapat diandalkan. <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
METODE PEMANTAUAN SERTA KEBUTUHAN DATA, KOMPUTER DAN PEMILIHAN METODE KUANTITATIF YANG TEPAT <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Metode Pemantauan Otomatis Kuantitatif <br />
Metode pemantauan berguna karena dapat dimanfaatkan untuk melihat secara dini perubahan pola/hubungan. <br />
Metode pemantauan otomatis kuantitatif menentukan pola/hubungan yang telah berubah dengan berdasar tanda penelusuran. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Metode Pemantauan Kata Hati Nurani <br />
Pemantauan kata hati nurani merupakan pemantauan siklus "trend". <br />
Pemantauan siklus "trend" perlu karena keacakan tak begitu penting pada jangka panjang sedang faktor musim juga dapat dipisah agar dapat diketahui pola "trend" siklus. <br />
Demikian data baru masuk, "trend" dapat disesuaikan. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Kebutuhan Data, Komputer dan Pemilihan Metode Kuantitatif yang Tepat <br />
Proses peramalan usaha melalui fase disain, spesifikasi dan evaluasi. <br />
Komputer dapat membantu didalam penyimpanan, memproses, dan memperbaharui data. <br />
Komputer dapat membantu memilih teknik/metode peramalan usaha yang terbaik. <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
METODE PERAMALAN USAHA TEKNOLOGIS/KUALITATIF </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Metode Peramalan Usaha Teknologis Eksploratif <br />
Metode peramalan usaha teknologis eksploratif itu berdasar pada pengetahuan dan penilaian situasi masa lalu dan berusaha meramalkan situasi masa datang. <br />
Metode teknologis eksploratif dibagi lagi ke dalam berbagai metode yang masih jarang dipakai orang kecuali metode Delphi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Metode Peramalan Usaha Teknologis Normatif <br />
Metode peramalan usaha teknologis normatif memprediksi masa yang akan datang berdasarkan tujuan dan harapan lembaga dan masyarakat. <br />
Metode ini dibagai ke dalam metode pohon berhubungan, analisis sistem dan prospektif. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Penilaian Terhadap Metode Peramalan Usaha Teknologis/Kualitatif <br />
Metode peramalan teknologis merupakan metode yang dapat menjadi pelengkap metode peramalan kuantitatif. <br />
Metode ini kaya akan berbagai teknik/cara peramalan. <br />
Metode ini bagaimanapun juga tak dapat terlepas dari penilaian tentang kesahihannya setiap waktu. <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
METODE PERAMALAN USAHA KATA HATI NURANI ATAU INTUITIF </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Metode Peramalan Usaha Intuitif Mikro <br />
Metode peramalan usaha intuitif merupakan pelengkap metode peramalan usaha kuantitatif dan kualitatif. <br />
Metode peramalan usaha intuitif mikro dibagi ke dalam <br />
a. metode intuisi perorangan dan <br />
b. metode intuisi kelompok. <br />
Metode intuisi perorangan dibagi lagi ke dalam <br />
a. metode intuisi individu dan <br />
b. metode putusan sifat ganda. <br />
Metode intuisi kelompok dibagi ke dalam <br />
a. metode komite, <br />
b. metode estimasi para penjual, dan <br />
c. metode yuri pendapat eksekutif. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Metode Peramalan Usaha Intuitif Makro <br />
Metode peramalan usaha intuitif makro merupakan bagian metode peramalan usaha intuitif yang didasarkan pada agregasi informasi banyak orang. <br />
Metode peramalan usaha intuitif makro dibagi ke dalam metode survei antisipasi dan metode penelitian pasar. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Penilaian Terhadap Metode Peramalan Intuitif <br />
Suatu kenyataan bahwa metode peramalan usaha intuitif dilakukan orang. Agar supaya orang berhasil menjalankan metode peramalan usaha intuitif dia harus mengikuti langkah: <br />
1. mengumpulkan data yang penting dan perlu, <br />
2. menganalisis data untuk menentukan dampak pada barang yang diproyeksikan; dan <br />
3. mengintegrasi dampak tersebut dengan rencana dan putusan. <br />
Selain itu orang perlu menetralkan diri dari kepercayaan berlebih pada diri sendiri/ kelompok, memperoleh informasi yang objektif, dan menggunakan metode lain untuk melengkapi. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
PENERAPAN METODE PERAMALAN USAHA PADA BERBAGAI SEKTOR PEREKONOMIAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Penerapan Metode Peramalan Usaha Pada Sektor Pertanian <br />
Untuk melihat pertumbuhan atau perkembangan sektor/subsektor pertanian perlu ditelaah faktor-faktor apa yang terlihat di dalamnya. Tahap pertama adalah mengkaji pertumbuhan alamiah. Tahap kedua mengidentifikasi faktor penyebabnya. <br />
Terhadap perbendaharaan metode peramalan untuk mengkaji situasi masa datang berbagai aspek yang ada dalam sektor/subsektor pertanian ini sehingga badan usaha yang berada di dalam sektor/subsektor dapat menggariskan tujuan, strategi, kebijaksanaan dan taktik mengikuti perkembangan dalam sektor/subsektornya. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penerapan Metode Peramalan Usaha Pada Sektor Pertambangan dan Energi <br />
Penerapan metode peramalan, usaha pada sektor pertambangan energi meliputi aspek-aspek produksi, konsumsi, ekspor, impor, biaya, penawaran dan permintaan. <br />
Kebutuhan akan bahan tambang naik turun, namun kebutuhan akan energi meningkat terus. <br />
Peramalan situasi pertambangan dan energi merupakan keharusan agar dapat dipersiapkan rencana jangka pendek maupun jangka panjang. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Penerapan Metode Peramalan Usaha Pada Sektor Industri <br />
Sektor industri dibagi ke dalam subsektor industri dasar logam dan mesin; subsektor aneka industri; dan industri kecil. <br />
Metode peramalan usaha yang biasa diterapkan di dalam sektor industri adalah metode runtut waktu, regresi, masukan-keluaran dan simulasi <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Penerapan Metode Peramalan Usaha Pada Sektor Jasa <br />
Sektor jasa merupakan sektor perekonomian yang terakhir dan memegang peranan cukup penting dalam penentuan Produk Domestik Bruto suatu negara. <br />
Sektor jasa terdiri atas subsektor listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah, pemerintahan, dan jasa-jasa lain. <br />
Metode peramalan yang dapat diterapkan meliputi metode pertumbuhan alami, metode regresi, dan persamaan simultan. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
METODE PERAMALAN USAHA UNTUK BISNIS <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Penerapan Metode Peramalan Pada Kegiatan Operasional Badan Usaha <br />
Peramalan usaha merupakan ujung tombak perencanaan bagian-bagian dalam suatu badan usaha. Peramalan harus dipertimbangkan ketepatan dan biayanya. <br />
Bagaimanapun juga badan usaha yang mengadakan peramalan usaha lebih berhasil dibandingkan yang tidak. Manajemen yang menghayati peramalan usaha dengan baik akan lebih tanggap daripada yang tidak. <br />
Peramalan usaha di bagian pemasaran bertalian dengan penjualan; peramalan usaha di bagian produksi bertalian dengan perencanaan produksi (biasanya bertalian dengan peramalan penjualan); peramalan usaha di bagian personalia bertalian dengan perencanaan kebutuhan akan tenaga kerja, dan peramalan usaha di bagian keuangan bertalian dengan perencanaan kebutuhan akan modal kerja dan aktiva tetap serta dana. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Peramalan Usaha Pada Masa Depan <br />
Dibuktikan bahwa dengan meningkatnya kebutuhan akan peramalan usaha, metode peramalan usaha berkembang sepanjang waktu. <br />
Berbagai faktor mendukung perkembangan metode peramalan usaha baik sekarang maupun di waktu yang akan datang: <br />
a. sumber daya yang tersedia; <br />
b. sikap manajer, lingkungan badan usaha dan situasi yang menantang; <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Peranan Manajemen Masa Depan <br />
Manajemen masa depan harus menghayati situasi serta syarat keberhasilan pengambilan keputusan, harus berminat terhadap perbaikan proses pengambilan keputusan, serta harus menghayati teknik peramalan usaha dan menghargai nilainya. <br />
Untuk itu manajer masa depan harus berpengetahuan lengkap tentang fungsi operasional dan manajerialnya, mengkaji kekuatan dan kelemahannya, menghayati lingkungan, serta mampu menelaah kesempatan dan hambatan yang mungkin timbul. Selain itu manajer harus melengkapi diri dengan pengetahuan ekonomi makro dan mikro<br />
<i>Sumber : www.ut.ac.id</i>ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-48584935029221376162009-11-19T18:40:00.000-08:002009-11-19T18:41:32.470-08:00EKMA4414 Manajemen StratejikDekripsi Matakuliah :<br />
<b>EKMA4414 Manajemen Stratejik<br />
Indrianawati Usman </b><br />
<br />
<i>Harga Buku : Rp. 47.000,- (disertai multimedia)<br />
3 SKS - Modul 1-9 / Edisi 1 <br />
ISBN : 9796894076 <br />
DDC22 : 658.4012 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2002 </i><br />
<br />
Memberikan arahan untuk membuat atau memformulasikan strategi bisnis, pemecahan masalah dalam implementasi, memfokuskan pada pemecahan masalah-masalah strategi generik, dan berbagai isu yang berkaitan dalam perencanaaan strategi, termasuk strategi yang akan datang berkaitan dengan kompetensi. Materi yang dibahas pada modul ini dimulai dari formulasi strategi yang terdiri dari penyusunan visi, misi, tujuan dari para penyusunan strategi, penganalisaan lingkungan eksternal dan internal serta lingkungan persaingan, sebagai dasar penyusunan strategi pada tingkat korporasi, tingkat bisnis dan tingkat fungsi. Implementasi strategi yang berisi tentang penyesuaian struktur organisasi kepemimpinan dan budaya organisasi. Evaluasi strateji yang berisi tentang proses pengendalian strateji dan kinerja organisasi. Pada bagian akhir akan membahas manajemen strateji pada lingkungan pasar global. <br />
<br />
pembelian.online: <br />
http://ebook.ut.ac.id/product_info.php?cPath=21_33&products_id=159 <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah</b><br />
Materi Manajemen Stratejik ini sangat menarik untuk disimak dan dipelajari, karena berisi tentang tata cara penyusunan rencana strategi organisasi secara sistematis. Penyusunan rencana strategi ini bukan hanya diperlukan oleh perusahaan yang bermotif laba saja, melainkan juga diperlukan bagi organisasi pemerintahan, organisasi layanan masyarakat dan organisasi-organisasi yang lain yang tidak bermotifkan keuntungan semata, sehingga manfaat dari pemahaman materi Manajemen Stratejik ini akan dirasakan baik oleh kalangan akademisi maupun praktisi. Untuk memudahkan mempelajari BMP ini perhatikan Gambar 1.1. <br />
<br />
Materi BMP ini membahas tentang area manajemen strategik yang terdiri dari tiga tahap utama, dimulai dari formulasi strategi yang terdiri dari penyusunan visi, misi dan tujuan , analisa lingkungan eksternal dan internal serta lingkungan persaingan, sebagai dasar penentuan strategi pada tingkat korporasi, tingkat bisnis dan tingkat fungsi. Tahap kedua adalah Implementasi strategi yang berisi tentang penyesuaian struktur organisasi, kepemimpinan, dan budaya organisasi. Tahap ketiga adalah Evaluasi Strategi, yaitu proses evaluasi implementasi strategi dan pengukuran kinerja organisasi. <br />
Manajemen Stratejik merupakan integrasi dari berbagai fungsi organisasi seperti Manajemen Pemasaran, Manajemen Operasional, Manajemen Keuangan dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu Manajemen Stratejik ini akan lebih mudah dipahami apabila telah menguasai materi fungsi fungsi organisasi diatas. <br />
Tujuan Instruksional Umum <br />
Secara umum setelah mempelajari buku materi pokok ini, Anda diharapkan mampu menganalisis proses manajemen stratejik untuk mendukung kesinambungan hidup dan pertumbuhan organisasi. <br />
Tujuan Instruksional Khusus <br />
Secara khusus setelah mempelajari buku materi pokok manajemen stratejik, Anda diharapkan mampu menjelaskan: <br />
1. Konsep serta proses manajemen strategik <br />
2. Analisa lingkungan eksternal dan pengidentifikasian peluang dan ancaman organisasi <br />
3. Analisa lingkungan internal dan pengidentifikasian kekuatan dan kelemahan organisasi <br />
4. Strategi level korporasi <br />
5. Strategi level bisnis dan level fungsi <br />
6. Proses pemilihan strategi <br />
7. Implementasi strategi <br />
8. Proses pengendalian strategi dan kenerja organisasi <br />
9. Proses manajemen strategi pada lingkup pasar global <br />
<br />
<b>Rangkuman Mata Kuliah<br />
</b> <br />
<b>MODUL 1<br />
PENGENALAN MANAJEMEN STRATEJIK <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Proses Manajemen Stratejik <br />
Manajemen stratejik adalah merupakan keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja jangka panjang organisasi, yang meliputi analisa lingkungan internal dan eksternal, disertai perumusan visi dan misi serta tujuan organisasi guna menghadapi lingkungan tersebut. <br />
Model proses manajemen stratejik meliputi tiga tahap: 1) Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi dan tujuan, 2) Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke dalam tindakan-tindakan, dan 3) Tahap evaluasi strategi, yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi dapat mencapai tujuan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Hirarki Manajemen Stratejik <br />
Proses manajemen stratejik memiliki dua hierarki yaitu hierarki tujuan dan strategi. Hierarki strategi memiliki tiga komponen yaitu strategi korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional. <br />
Organisasi bisnis dibedakan dalam dua kategori dalam yaitu Strategic Business Unit (SBU), yaitu kelompok organisasi yang menjual satu produk/sedikit produk atau disebut dengan industri tunggal dan Multiple Stretegic Business Unit (Multiple-SBU), yaitu kelompok organisasi yang memiliki banyak produk dalam banyak industri melalui beberapa unit usaha. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Visi, Misi, dan Tujuan <br />
Setiap organisasi mempunyai tujuan dan alasan yang unik untuk keberadaannya. Keunikan ini harus dicerminkan dalam visi dan misi. Pernyataan visi yang baik mengungkapkan pelanggan, produk atau jasa, teknologi, pasar, pemikiran untuk bertahan hidup (pertumbuhan dan keuntungan), pemikiran untuk karyawan, pemikiran untuk citra publik/masyarakat, dan konsep perusahaan. Terdapat delapan karakteristik dasar yang berfungsi sebagai kerangka kerja praktis untuk mengevaluasi dan menuliskan pernyataan misi. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
LINGKUNGAN EKSTERNAL </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Analisis Lingkungan Makro <br />
Analisis lingkungan eksternal merupakan aktivitas memonitor dan mengevaluasi lingkungan eksternal dan internal organisasi kepada orang-orang penting yang ada dalam perusahaan. Lingkungan eksternal dibedakan atas lingkungan makro dan lingkungan industri. Untuk menganalisis lingkungan tersebut menggunakan metode SWOT ( Strength and Weaknesses untuk analisa lingkungan internal, Opportunities and Threats untuk analisa lingkungan eksternal). <br />
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi keputusan-keputusan stratejik perusahaan dalam jangka panjang dan bersifat uncontrollable. Secara umum lingkungan makro dikategorikan menjadi empat, yaitu: 1) ekonomi, 2) teknologi, 3) politik-hukum, dan 4) sosial budaya. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Analisis Lingkungan Industri <br />
Analisa industri merupakan analisa terhadap kelompok yang terkait (stake holder) seperti pemasok, pelanggan, pesaing dan pendatang baru. Perusahaan harus melakukan penilaian secara hati-hati terhadap tekanan-tekanan dari pendatang baru, pesaing, pemasok, pelanggan, substitusi maupun kekuatan relatif dari stake holder. Karena semakin besar kekuatan dari tiap-tiap elemen tersebut maka kemampuan perusahaan untuk meningkatkan harga atau laba semakin terbatas. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
LIGKUNGAN INTERNAL</b> <br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Analisis Lingkungan Internal <br />
Dalam proses perumusasn strategi sebuah perusahaan perlu melakukan identifikasi dan evaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan. Hasil dari identifikasi dan evaluasi tersebut diharapkan perusahaan dapat mengetahui profil keunggulan strategis perusahaan (strategic- advantage profile) yang dimiliki. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mengantisipasi peluang bisnis dan menyikapi ancaman bisnis yang ada dengan cepat. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Analisis SWOT <br />
Analisa SWOT merupakan alat yang membantu menajer menentukan dan mengembangkan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan. Namun yang perlu diperhatikan bahwa tujuan dalam menentukan strategi yang digunakan dari hasil SWOT adalah pada dasarnya menghasilkan strategi alternatif yang layak, bukan untuk memilih atau menetapkan strategi yang terbaik. Sehingga seorang menajer dapat menilai bahwa tidak semua strategi dalam SWOT dipilih untuk dikembangkan. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
STRATEGI KORPORASI <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Strategi Integrasi Vertikal <br />
Strategi integrasi vertikal (vertical integration strategies) merupakan strategi yang menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas distributor, pemasok dan atau para pesaing baik melalui merjer, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri. Strategi integrasi dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Integrasi ke depan (Forward Integration) merupakan strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer, 2) Integrasi ke belakang (Backward Integration) merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok, dan 3) Integrasi horisontal (Horizontal Integration) merupakan strategi untuk mengendalikan para pesaing <br />
Perusahan tertarik melakukan integrasi vertikal didasarkan atas alasan: 1) dapat menciptakan "barrier to entry" bagi pendatang baru, 2) memberikan fasilitas investasi, 3) menjaga kualitas produk, dan 4) memperbaiki penjadualan. Meskipun memiliki manfaat, stategi integrasi vertikal juga memiliki kelemahan, yaitu: 1) kelemahan dalam hal biaya, 2) teknologi, dan 3) adanya permintaan berfluktuasi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Strategi Diversifikasi <br />
Strategi diversifikasi merupakan pendekatan utama strategi pada level koroporasi. Tingkatan (level) strategi diversifikasi dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: 1) Tingkat diversifikasi rendah (Single business dan Dominant business), 2) Tingkat diversifikasi menengah (Related constrained dan Related linked) dan 3) Tingkat diversifikasi tinggi (Unrelated). Selain itu juga dikenal dengan istilah diversifikasi related (diversifikasi konsentris) dan diversifikasi unrelated (diversifikasi konglomerat dan diversifikasi horisontal). <br />
Perusahaan mengimplementasikan strategi diversifikasi, dilandasi alasan dan motif untuk mempertahankan keunggulan strategis, insentif dan sumber daya, serta motif manajerial. Di samping itu juga didorong oleh lingkungan internal (kinerja yang rendah, ketidakpastian aliran kas mendatang, dan semua pengurangan resiko) dan lingkungan eksternal (peraturan pemerintah, ketentuan pajak, atau aturan-aturan yang baru). <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Merjer dan Akuisisi <br />
Akuisisi dan merjer memiliki peran yang penting dalam perusahaan. Latar belakang perusahaan melakukan akuisisi adalah untuk meningkatkan kekuatan pasar, mendapatkan "barrier to entry", meningkatkan kecepatan memasuki pasar, meningkatkan diversifikasi, dan menghindari persaingan yang berlebihan. <br />
Masalah-masalah yang dihadapi untuk mencapai keberhasilan akuisisi antara lain adalah 1) kesulitan integrasi, 2) evaluasi target kurang, 3) hutang luar biasa yang terlalu besar, 4) ketidakmampuan mencapai sinergi, 5) terlalu banyak diversifikasi, dan 6) manajer terlalu berfokus pada akuisisi. Untuk itu maka diperlukan adanya akuisisi yang efektif. <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
STRATEGI BISNIS DAN FUNGSI <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Strategi Level Bisnis <br />
Untuk dapat mencapai keunggulan bersaing, perusahaan harus melakukan evaluasi lingkungan eksternal, guna mengidentifikasikan peluang, ancaman, dan kemampuan sumber daya internal untuk menentukan kompetensi inti dan strategi yang akan diimplementasikannya, yang disebut dengan strategi level bisnis. Tipe strategi pada level bisnis ini disebut dengan strategi generik, yang tediri dari : 1) Cost Leadership (Keunggulan Biaya), 2) Differentiation (Diferensiasi), 3) Focused Low Cost (Fokus pada Biaya Rendah, dan 4) Focused Differentiation (Fokus pada Diferensiasi) <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Strategi Level Fungsional <br />
Penjabaran strategi pada level fungsional memegang peranan yang sangat menentukan atas berhasil tidaknya sasaran strategi bisnis yang telah ditetapkan, oleh karenanya diperlukan suatu penjabaran aktivitas yang sedetil mungkin atas strategi bisnis yang telah dicanangkan. Penjabaran tersebut selain memudahkan kontrol dari manajer juga memudahkan bagian pelaksana untuk mengimplementasikan. <br />
Pada tingkatan strategi fungsional yang cukup strategis adalah: <br />
1. Fungsi produksi dan operasi yang meliputi <br />
a. Fasilitas dan peralatan. <br />
b. Sumber bahan baku <br />
c. Perencanaan dan pengendalian produksi. <br />
2. Fungsi pemasaran yang meliputi <br />
a. Produk <br />
b. Harga <br />
c. Distribusi <br />
d. Promosi <br />
3. Fungsi keuangan yang meliputi <br />
a. Kebutuhan modal <br />
b. Alokasi modal <br />
c. Manajemen dividen dan modal kerja. <br />
4. Fungsi Sumber daya manusia yang meliputi <br />
a. Proses rekrutmen dan orientasi <br />
b. Pengembangan karir dan pelatihan. <br />
c. Kompensasi <br />
d. Evaluasi, disiplin dan pengendalian. <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
PEMILIHAN STRATEGI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Proses Pemilihan Strategi <br />
Sarana dan konsep perumusan strategi digambarkan melalui kerangka yang terdiri dari tiga tahap. Sarana-sarana seperti matrik SWOT, SPACE, BCG, dan Multi faktor serta Perencanaan strategi kuantitatif yang merupakan sarana-sarana yang digunakan untuk melakukan pemilihan strategi yang sangat membantu pengambil keputusan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Analisis Lain Dalam Pemilihan Strategi <br />
Perilaku individu-individu yang ada dalam organisasi, aspek budaya dan aspek politik dalam pemilihan strategi sangat penting untuk diperhatikan dan di manajemeni. Ketidak selarasan budaya dengan strategi akan berdampak negatif dalam implementasi strategi. Demikian juga halnya dengan politik, politik dalam organisasi kalau tidak dikelola dengan baik akan berdampak pada kinerja organisasi. <br />
Pengaruh dari semakin aktifnya Board of Directors dalam analisa lingkungan dan penyusunan strategi mempunyai dampak positif pada kinerja organisasi. <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
IMPLEMENTASI STRATEGI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pertumbuhan dan Struktur Organisasi <br />
Tahap implementasi strategi memerlukan pertimbangan dalam penyusunan struktur organisasi, karena keselarasan struktur dengan strategi merupakan satu hal yang penting untuk tercapainya implementasi strategi. Pertumbuhan organisasi terjadi kala skala organiasi berkembang. Pertumbuhan yang terjadi bisa vertikal dan bisa juga horizontal. <br />
Pertumbuhan organisasi menghasilkan berbagai bentuk struktur organisasi seperti struktur fungsional, divisional produk, divisional geografis, organisasi unit bisnis, organisasi matrik dan struktur organiasi horizontal. Masing masing struktur tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan masing masing. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi <br />
Kepemimpinan strategis berkenaan dengan penentuan arah perusahaan dengan mengembangkan dan mengkomunikasikan visi kedepat serta memotivasi dan inspirasi para anggota organisasi untuk mengarah pada visi tersebut <br />
Terdapat tiga elemen yang melekat pada kepemimpinan, yaitu mengajak dan memandu orang untuk mencapai tujuan, melibatkan kelompok orang yang diarahkan sehingga terdapat interaksi antar personal dan merupakan penggerak yang dapat memberikan arti atau nili yang lebih bagi bawahannya. <br />
Salah satu teori kepemimpinan yang berorientasi pada perubahan adalah kepemimpinan transaksional, dan kepemimpinan transformasional. <br />
Budaya organisasi sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi, yang diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada setiap anggota baru. <br />
Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lainnya. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
PENGENDALIAN STRATEGI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Proses Pengendalian Stratejik <br />
Aktivitas pengendalian meliputi tiga pandangan, yaitu pengendalian stratejik, pengendalian operasional dan pengendalian mutu. Proses pengendalian stratejik terdiri dari enam tahap (gambar 8.1). Dua tahap pertama berkenaan dengan penyusunan misi dan tujuan organisasi tahap berikutnya adalah mengukur kinerja untuk dibandingkan dengan standar atau target yang telah disepakati. Tahap 5-6 Melakukan tindakan koreksi kala terjadi kesenjangan antara target dan kinerja aktual atas implementasi stratejik yang telah dilakukan oleh perusahaan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Pengendalian Operasional dan Kualitas <br />
Sistem pengendalian operasional merupakan pedoman untuk melakukan evaluasi tujuan-tujuan jangka pendek, umumnya jangka waktu satu bulan hingga satu tahun. Terdapat tiga sistem untuk pengendalian operasional yaitu anggaran (budgets), jadwal (schedule), dan faktor penentu keberhasilan (key success factors). <br />
Pengendalian kulitas mengetengahkan istilah Total Quality Management (TQM) yang menjadi semakin populer pemanfaatannya dalam bisnis, sejak dipopulerkan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Amerika. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
MANAJEMEN STRATEGI PADA LINGKUNGAN GLOBAL </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Globalisasi Bisnis <br />
Globalisasi terjadi karena pergeseran dunia ekonomi secara terintegrasi dan terjadinya ketergantungan ekonomi dunia. Terdapat dua komponen globalisasi yaitu globalisasi pasar dan globalisasi produksi <br />
Globalisasi berkenaan dengan terjadinya penyatuan di berbagai industri secara global dikenal dengan globalisasi pasar. Globalisasi produksi berkenaan dengan tendensi antara perusahaan-perusahaan memberikan sumber komoditi dan jasa yang berasal dari beberapa lokasi yang berbeda diseluruh dunia. <br />
Perbedaan yang ada pada sektor ekonomi politik, sistem ekonomi dan sistem legal (hukum) secara bersama sama telah mempengaruhi perkembangan ekonomi antar negara. <br />
Perbedaan ini lalu membawa dampak pada implikasi bisnis berupa adanya daya tarik suatu negara sebagai pasar tempat berinvestasi, dengan ukuran manfaat, biaya dan resiko. Isu etika yang berlainan disetiap negara ditinjau dari segi demokratisasi, seperti di Amerika atau totalitarisme seperti Cina <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Manajemen Stratejik dalam Lingkup Pasar Global <br />
Kegiatan belajar dua ini membahas tentang, strategi global, memasuki pasar asing, pemasaran global, operasional global, sumber daya manusia global. <br />
Memasuki pasar global perusahaan dihadapkan pada beberapa pilihan strategi seperti Strategi global, strategi internasional, strategi multi domestik dan strategi transnasional. Namun demikian terdapat satu komponen yang harus diperhatikan yaitu aliansi strategi.Aliansi strategi ini menyajikan banyak kemudahan bagi perusahaan yang akan memasuki pasaran global. Namun demikian, harus juga diwaspadai karena terdapat pula faktor-faktor kegagalan yang mewarnai aliansi strategi, seperti keliru memilih partner, struktur aliansi yang tidak jelas, serta penanganan aliansi yang kurang pengalaman <br />
Perusahaan juga di berikan beberapa alternatif cara untuk memasuki pasar asing, seperti ekspor, proyek turnkey, Lisensi, Waralaba, join venture dan kepemilikan sepenuhnya bagi negara tujuan. Bagian akhir kegiatan belajar ini membahas masalah pemasaran global, operasional global dan sumber daya manusia global <br />
<br />
Sumber :www.ut.ac.idALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-90907268198062880312009-11-19T18:36:00.000-08:002009-11-19T18:42:55.652-08:00EKMA4413 Riset OperasiDeskripsi Matakuliah :<br />
<b>EKMA4413 Riset Operasi<br />
<br />
</b><i>Harga Buku : Rp.74.500,- (disertai multimedia)<br />
3 SKS - Modul 1-6 / Edisi 1 <br />
ISBN : <br />
DDC22 : 000 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2000 <br />
</i><br />
Mata kuliah ini membicarakan beberapa metode kuantitatif yang berguna bagi pimpinan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan atau pemecahan masalah-masalah yang dihadapinya. Lebih lanjut mata kuliah ini membahas mengenai Perencanaan Penugasan; Pengawasan Persediaan, Linear Programming, Metode Transportasi, Analisis Jaringan Kerja, Model Antrian, Teori Keputusan, serta Game Theory. <br />
<br />
pembelian online: <br />
http://ebook.ut.ac.id/product_info.php?cPath=21_33&products_id=158 <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah</b><br />
Mata kuliah Riset Operasi (EKMA4413) dengan bobot 3 SKS membahas beberapa metode kuantitatif yang dapat digunakan pimpinan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan atau pemecahan masalah-masalah yang diha-dapinya. Kemampuan dasar yang setidaknya perlu Anda miliki sebelum mempelajari mata kuliah ini dapat diperoleh dari mata kuliah Matematika Ekonomi I (ESPA 4112). <br />
Setelah mempelajari mata kuliah ini, diharapkan Anda mampu menerapkan metode-metode, teknik-teknik, dan peralatan ilmiah lainnya untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam operasional perusahaan dengan tujuan mencari pemecahan optimum. Selanjutnya lebih rinci sesuai dengan urutan Modul 1 hingga Modul 9 Anda diharapkan mampu untuk mempelajari: <br />
1. Modul 1: Pendahuluan dan Perencanaan Penugasan; <br />
2. Modul 2: Pengawasan Persediaan; <br />
3. Modul 3: Linear Programming Metode Grafik; <br />
4. Modul 4: Linear Programming Metode Simplex; <br />
5. Modul 5: Metode Transportasi; <br />
6. Modul 6: Analisis Jaringan Kerja; <br />
7. Modul 7: Model Antrian; <br />
8. Modul 8: Teori Keputusan; <br />
9. Modul 9: Game Theory. <br />
Pembahasan mata kuliah secara lebih detail dapat dilihat pada analisis instruksional berikut ini. <br />
<br />
Rangkuman Mata Kuliah<br />
<br />
<b>MODUL 1<br />
PENDAHULUAN DAN PERENCANAAN PENUGASAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pendahuluan <br />
Dalam bagian ini diuraikan tentang kedudukan operations research dalam Ilmu Sosial, sebagai pembantu analisis data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Namun, hasil pemecahan optimal dalam operations research itu hanya salah satu pertimbangan yang bersifat kuantitatif saja, di samping itu masih ada hal-hal yang bersifat kualitatif yang sulit diukur dengan angka, tetapi juga harus dipertimbangkan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Perencanaan Penugasan <br />
Dalam bagian ini dibahas cara alokasi para karyawan pada tugas-tugas yang ada. Alokasi yang berbeda akan mengakibatkan biaya atau laba yang berbeda. Hal ini disebabkan karena keahlian karyawan untuk tiap-tiap pekerjaan juga berbeda-beda. Tujuan dalam alokasi ini adalah untuk mencari biaya terkecil atau laba terbesar. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
PENGAWASAN PERSEDIAAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Model Persediaan yang Sederhana <br />
Dalam kegiatan belajar ini dibahas cara perencanaan pembelian yang sederhana. Ada variasi sedikit, yaitu apabila terjadi kemungkinan kekurangan barang. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Beberapa Macam Model Persediaan yang Lain <br />
Pada kegiatan belajar ini mula-mula dibahas model inventory kalau terdapat potongan harga. Dalam hal ini kita harus memilih titik optimal dengan ketentuan sebagai berikut. <br />
1. Kalau Qminimum lebih dari batas potongan harga maka titik Qoptimal pada titik Qminimum. <br />
2. Kalau Qminimum lebih dari batas potongan harga maka Qoptimal harus dipilih di antara Q minimum dan batas potongan harga yang memiliki JHB terendah. <br />
Pada bagian berikutnya dibahas perencanaan persediaan atas kebutuhan barang yang dibuat sendiri. Oleh karena itu, pada model ini kita masukkan tingkat produksi di samping tingkat kebutuhan untuk menghitung Q optimal. Pada saat berproduksi (membuat barang yang dibutuhkan) bersama-sama dengan pemakaian barang. Produksi dilakukan sedikit demi sedikit sehingga persediaan bertambah secara berangsur-angsur pula. Tingkat pertambahan persediaan sebesar kelebihan produksi di atas pemakaian. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
LINEAR PROGRAMMING, METODE GRAFIK </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pemecahan Masalah yang Masih dalam Bentuk Standar dengan Metode Grafik <br />
Dalam uraian di depan telah dibahas cara membuat formulasi masalah yang dihadapi ke dalam persamaan-persamaan linear yang siap dikerjakan dengan menggunakan Metode Simpleks. Pembahasan di atas hanya dilakukan pada masalah yang memiliki bentuk standar saja. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman konsep ini. Tanda dari bentuk standar ini adalah fungsi tujuan bersifat memaksimumkan nilai Z, batasan bertanda lebih kecil atau sama dengan nilai maksimum tertentu ( ) dan terdapat batasan nonegatif. <br />
Dalam metode grafik ini masalah diselesaikan dengan menggambarkan setiap persamaan ke dalam suatu diagram. Untuk memecahkan masalah dengan metode ini ada dua cara, yaitu dengan menggambarkan fungsi tujuan dan dengan membandingkan nilai tujuan (Z) pada tiap-tiap titik sudut yang feasible. Karena dalam bentuk standar ini tujuan kita memaksimumkan nilai Z, maka untuk mencapai pemecahaan optimal garis fungsi batasan kita geser ke kanan atas sampai melalui titik sudut feasible yang paling jauh. Kalau menggunakan cara yang membandingkan nilai-nilai Z pada tiap-tiap titik sudut maka kita pilih titik sudut yang memiliki nilai Z tertinggi. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
LINEAR PROGRAMMING, METODE SIMPLEKS </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pemecahan Masalah yang Formulasinya Berbentuk Standar dengan Metode Simpleks <br />
Dalam modul ini dibahas cara pemecahan masalah linear programming dengan metode simpleks. Penyelesaiannya dengan menggunakan tabel sehingga metode ini sering juga disebut sebagai metode simpleks tabel. Kelebihan dari metode ini dibandingkan dengan metode grafik adalah metode ini bisa digunakan untuk memecahkan masalah yang memiliki variabel lebih dari dua macam. <br />
Dalam modul ini dibahas pula beberapa penyimpangan dari bentuk standar, agar bisa diselesaikan harus diadakan beberapa perubahan dulu. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Analisis Sensitivitas <br />
Dalam analisis sensitivitas dapat dihitung akibat-akibat perubahan kendala dan fungsi tujuan pada nilai tujuan (hasil). Metode Simpleks menggunakan tabel optimal untuk menghitung perubahan-perubahan itu. <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
METODE TRANSPORTASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Beberapa Metode untuk Memperoleh Alokasi Optimal <br />
Dalam modul ini diuraikan cara alokasi barang dari beberapa sumber ke beberapa tempat tujuan. Kita cari cara alokasi yang bisa meminimumkan biaya pengangkutan, dengan fasilitas yang sama hanya dilakukan perubahan terhadap pembagiannya saja. Ada beberapa metode yang bisa digunakan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Beberapa Masalah dan Penyimpangannya <br />
Kalau kebutuhan tidak sama dengan kapasitas maka perlu bantuan baris atau kolom dummy agar seolah-olah kapasitas sama dengan kebutuhan. Setelah itu bisa diselesaikan dengan metode-metode yang ada. <br />
Kalau pengisian terputus di tengah maka kalau diselesaikan dengan metode MODI harus diberi isian dummy agar pencarian nilai-nilai baris dan kolom bisa dilakukan. <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
ANALISIS JARINGAN KERJA </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pembuatan Jaringan Kerja <br />
Dalam kegiatan belajar ini dikemukakan bagaimana merencanakan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan suatu proyek. Karena kegiatan dalam suatu proyek itu banyak sekali maka untuk mempermudah digunakan jaringan kerja. Lama waktu menyelesaikan suatu proyek tergantung panjangnya jalur kritis. Jalur kritis adalah jalur terpanjang suatu network, dan merupakan waktu tercepat untuk menyelesaikan suatu proyek. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Perpendekan Waktu Penyelesaian Proyek <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
MODEL ANTRIAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pengenalan Teori Antrian <br />
Dalam Kegiatan belajar ini telah dikemukakan pengenalan dasar mengenai teori antrian. Dapat terlihat dengan jelas bagaimana pengaruh tingkap pelayanan terhadap pengangguran fasilitas pelayanan, waktu tunggu dan panjangnya antrian. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Model-model Antrian <br />
Dalam kegiatan belajar ini dijelaskan dua model antrian, yaitu dengan satu unit dan dengan dua unit fasilitas pelayanan. Sebenarnya model yang lain masih ada, tetapi tidak dijelaskan semua. Di samping bisa menghitung rata-rata jumlah masukan dalam berbagai hal, rata-rata waktu dalam berbagai keadaan, juga bisa dihitung biaya yang berkaitan dengan suatu kebijaksanaan penyediaan fasilitas pelayanan. Hal ini bisa membantu dalam mengambil keputusan. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
TEORI KEPUTUSAN <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Pasti <br />
Dalam kegiatan belajar ini diuraikan cara menentukan alternatif yang seharusnya dipilih, yaitu dengan menghitung hasil yang diperkirakan akan diperoleh. Dalam bagian terakhir dibahas pula pemilihan alternatif keputusan apabila memiliki tujuan ganda dengan memasukkan unsur bobot. Anggapan dalam kegiatan belajar ini adalah semua informasi akan terjadi sesuai dengan yang diperkirakan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Belum Tentu <br />
Dalam kegiatan belajar ini dibahas cara pemilihan keputusan yang akan diambil kalau terdapat informasi yang belum tentu, tetapi diketahui probabilitasnya. Untuk masalah yang sangat sederhana bisa segera dicari nilai harapannya, sedangkan yang lebih rumit bisa digunakan bantuan pohon keputusan. Pemilihan dilakukan berdasarkan nilai harapan yang tertinggi. <br />
Untuk menentukan keputusan dalam keadaan ketidakpastian kita bisa melihat dalam Modul 9, yaitu sebagian dalam Game Theory. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
GAME THEORY </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Dasar-dasar Game Theory <br />
Konsep ini mengemukakan tentang pemecahan masalah persaingan, tetapi dengan pendekatan yang abstrak. Secara teoretis konsep ini baik, tetapi dalam praktek perhitungan payoff matrix agak sulit dilakukan. Namun demikian, konsep ini cukup membantu proses berpikir seseorang atau suatu pihak yang dalam keadaan bertanding atau bersaing. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Pengambilan Keputusan dalam Keadaan yang Belum Tentu <br />
Bagian ini mengemukakan penggunaan grafik untuk memecahkan masalah game, tetapi cara ini memiliki keterbatasan, yaitu hanya bisa digunakan kalau paling tidak salah satu peserta hanya memiliki dua macam strategi saja<br />
<br />
<b>Daftar Pustaka</b><br />
Churchman, C.W., Ackoff, R.L. dan Arnoff, E.L. Introduction to Operations Research. New York: John Wiley & Sons, Inc. <br />
Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko, T. H. Dasar-dasar Operations Research. Yogyakarta: BPFE. <br />
Churchman, C.W., Ackoff, R.L. dan Arnoff, E.L. Introduction to Operations Research. New York: John Wiley & Sons, Inc. <br />
Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko, T. H. Dasar-dasar Operations Research. Yogyakarta: BPFE. <br />
Taha, H. A. 1982. Operations Research, An Introduction. MacMillan Publishing Co. Inc. <br />
Churchman, C.W., Ackoff, R, dan Arnoff, E.L. Introduction to Operations Research. New York: John Wiley & Sons, Inc. <br />
Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko. T. H. 1998. Dasar-dasar Operations Research. Yogyakarta: BPFE. <br />
Taha, H. A. 1982. Operations Research, An Introduction. MacMillan Publishing Co. Inc <br />
Churchman, C.W., Ackoff, R.L. dan Arnoff, E.L. Introduction to Operations Research. New York.: John Wiley & Sons, Inc. <br />
Subagyo, P., Asri, M., dan Handoko, H. 1985. Dasar-dasar Operations Research. Yogyakarta: BPFE. <br />
Churchman, C.W., Ackoff, R.L., dan Arnoff, E.L. Introduction to Operations Research. New York: John Wiley & Sons, Inc. <br />
Metzeger, R.W. Elementary Mathematical Programing. New York: John Wiley & Sons, Inc. <br />
Subagyo, P., Asri, M., dan Handoko.H. 1995. Dasar-dasar Operations Research. Yogyakarta: BPFE <br />
Taha, H. A. 1982. Operations Research, An Introduction. New York: Macmillan Publishing Co., Inc. <br />
Churchman, C.W., Ackoff, R.L., dan Arnoff, E.L. Introduction to Operations Research. New York: John Wiley & Sons, Inc. <br />
Metzeger, R.W.; Elementary Mathematical Programing. New York : John Wiley & Sons, Inc. <br />
Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko. H. 1985. Dasar-dasar Operations Research, Yogyakarta : <br />
Taha, H. A. 1982. Operations Research, An Introduction , Macmillan Publishing Co., Inc., New York. <br />
Churchman, C.W., Ackoff, R.L., dan Arnoff, E.L. Introduction to Operations Research. New York: John Wiley & Sons, Inc. <br />
Metzeger, R.W.; Elementary Mathematical Programing. New York : John Wiley & Sons, Inc. <br />
Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko. H. 1985. Dasar-dasar Operations Research, Yogyakarta : <br />
Taha, H. A. 1982. Operations Research, An Introduction , Macmillan Publishing Co., Inc., New York. <br />
Churchman, C.W., Ackoff, R.., dan Arnoff, E.L. Introduction to Operations Research. New York: John Wiley & Sons, Inc. <br />
Metzeger, R.W.; Elementary Mathematical Programing. New York : John Wiley & Sons, Inc. <br />
Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko. H. 1985. Dasar-dasar Operations Research, Yogyakarta : <br />
Taha, H. A. 1982. Operations Research, An Introduction , Macmillan Publishing Co., Inc., New York. <br />
Churchman, C.W., Ackoff, R.., dan Arnoff, E.L. Introduction to Operations Research. New York: John Wiley & Sons, Inc. <br />
Metzeger, R.W.; Elementary Mathematical Programing. New York : John Wiley & Sons, Inc. <br />
Subagyo, P., Asri, M. dan Handoko. H. 1985. Dasar-dasar Operations Research, Yogyakarta : <br />
Taha, H. A. 1982. Operations Research, An Introduction , Macmillan Publishing Co., Inc., New York<br />
<br />
Sumber :www.ut.ac.idALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-42099014814644769342009-11-19T18:32:00.000-08:002009-11-19T18:43:49.107-08:00EKMA4333 Organisasi PerusahaanDeskripsi Matakuliah :<br />
<b>EKMA4333 Organisasi Perusahaan<br />
Sukanto Reksohadiprodjo </b><br />
<br />
<i>3 SKS - Modul 1-9 / Edisi 1 <br />
ISBN : 9796894009 <br />
DDC22 : 658.1 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2002 </i><br />
<br />
Mata kuliah membahas tentang organisasi dengan segala permasalahannya sehingga mereka (mahasiswa) dapat menjelaskan organisasi dan menyelesaikan masalah-masalah organisasi. <br />
<br />
pembelian online: <br />
http://ebook.ut.ac.id/product_info.php?cPath=21_33&products_id=156 <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah<br />
</b>Organisasi perusahaan adalah teori dan perilaku organisasi dan segala aspek yang saling berkaitan dalam rangka operasionalisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan. Dalam praktik suatu badan usaha untuk mencapai tujuannya sering melakukan kegiatan operasionalnya berupa pemasaran, produksi, personalia, keuangan serta administrasi dan akuntansi. Agar tujuan tercapai dengan efisien dan efektif maka dilakukan pengelolaan dan manajemen kegiatan operasional, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan setiap kegiatan operasional. Karena di dalam melakukan kegiatan operasional dan manajerial, badan usaha menghadapi lingkungan yang terdiri atas ideologi, politik, hukum, ekonomi, teknologi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Untuk menghadapi ini semua perlu dilakukan strategi, kebijaksanaan dan taktik pencapaian tujuan yang semuanya dimasukkan dalam rencana badan usaha. <br />
Secara umum dengan mempelajari topik-topik dalam mata kuliah Organisasi Perusahaan ini, mahasiswa dapat memahami tentang pentingnya organisasi perusahaan untuk kegiatan sehari-hari pada suatu perusahaan. <br />
Secara lebih khusus lagi dapat digambarkan seperti bagan berikut ini: (baganya tidak ada)<br />
Rangkuman Mata Kuliah<br />
<br />
<b>MODUL 1<br />
TEORI ORGANISASI <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Teori Organisasi Klasik <br />
1. Agar supaya seseorang dapat ikut mengembangkan organisasi di mana dia berada, maka perlulah dia menghayati perkembangan teori organisasi yang pada hakikatnya mendasari terbentuknya organisasi. <br />
2. Teori organisasi dibedakan ke dalam Teori Klasik, Teori Neoklasik dan Teori Modern. <br />
3. Teori Klasik berpangkal tolak pada struktur, hubungan, fungsi formal kegiatan orang dalam rangka mencapai tujuan bersama. Teori Neoklasik berdasarkan pada hubungan-hubungan "informal" yang manusiawi. Teori Modern berdasarkan pada hubungan formal dan informal, makro dan mikro <br />
4. Teori Klasik dibagi lagi ke dalam: <br />
a. Teori Birokrasi: organisasi berdasarkan aturan tertentu; <br />
b. Teori Administrasi: organiaasi berdasarkan unsur-unsur manajemen yaitu perencana-an, pengorganisasian, perintah, koordinasi dan pengawasan; dan <br />
c. Teori Manajemen Ilmiah: organisasi berdasarkan metode kerja ilmiah. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Teori Organisasi Neo-Klasik <br />
1. Teori Organisasi Neoklasik mendekati organisasi sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama. <br />
2. Teori Organisasi Neoklasik berkembang dengan pembenahan Teori Organisasi Klasik berdasar percobaan Hawthorne yang memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka di mana segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan dengan erat dan sikap karyawan merupakan faktor yang penting bagi peningkatan produktivitas. <br />
3. Pembenahan meliputi aspek pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur organisasi, serta rentang kendali. <br />
4. Teori Organisasi Neoklasik memahami adanya organisasi "informal" yang muncul karena faktor lokasi, jenis pekerjaan, minat dan masalah khusus (vested). <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Teori Organisasi Modern <br />
1. Teori Organisasi Modern merupakan teori yang mendekati masalah sebagai suatu sistem keseluruhan, memperhatikan berbagai variabel, dan memahami adanya proses dinamis. <br />
2. Teori Organisasi Modern membicarakan sistem dan ketergantungan bagian, organisasi formal, organisasi informal, struktur status dan peranan, dan lingkungan fisik. Selain itu dikemukakan pula proses hubungan dalam sistem dan tujuan organisasi. <br />
3. Organisasi, menurut Teori Organisasi Modern, adalah proses yang tersusun dalam suatu sistem di mana orang di dalamnya berinteraksi untuk tujuan. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
FUNGSI DALAM ORGANISASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Fungsi Garis <br />
1. Organisasi atau badan usaha yang sederhana cukup dijalankan dengan fungsi yang dirangkap oleh seseorang. <br />
2. Dengan semakin kompleksnya organisasi, pencapaian tujuan harus dilaksanakan oleh fungsi yang dipecah diferensiasi fungsional ke bawah menunjang usaha ini. <br />
3. Diferensiasi fungsional ke bawah dengan fungsi primer merupakan apa yang dikenal dengan fungsi "garis". <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Fungsi Garis dan Staf <br />
1. Dengan makin berkembangnya perusahaan kekompleksan fungsi yang perlu untuk pelaksanaan tugas berkembang lebih cepat sehingga manajemen perlu bantuan melalui spesialisasi fungsi yang disebut staf. <br />
2. Penciptaan fungsi staf atau fungsi sekunder ini dengan mendiferensiasikan kegiatan ke luar dari rantai komando. <br />
3. Fungsi staf membantu dan memperlancar kerja fungsi garis. <br />
4. Agar fungsi staf bermanfaat harus jelas fungsinya, dibatasi jumlahnya, tugas pimpinan memang meningkat, staf diberi informasi yang diperlukan, dimintai nasihat, didorong berinisiatif. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Fungsi Fungsional <br />
1. Wewenang fungsional adalah izin menyiapkan dan mengeluarkan perintah bertalian dengan aspek tertentu dan dianggap datang dari pimpinan sendiri. <br />
2. Wewenang fungsional mempercepat pelaksanaan tugas, namun mungkin menimbulkan kebingungan. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
HUBUNGAN DALAM ORGANISASI <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Tanggung Jawab <br />
1. Tanggung jawab merupakan aspek kedua dari hubungan di dalam organisasi setelah wewenang. <br />
2. Tanggung jawab merupakan kewajiban seseorang yang diberikan padanya sesuai dengan kemampuan dan arahan yang apabila tak dijalankan akan menimbulkan rasa kegagalan. <br />
3. Dasar pemberian tanggung jawab adalah harus lengkap, tak boleh ada kesenjangan, tumpang tindih dan pecahnya perhatian. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Wewenang <br />
1. Wewenang merupakan aspek hubungan di dalam organisasi, di samping struktur dan fungsi. Sedang wewenang, ada tanggung jawab dan pelaporan. <br />
2. Wewenang yang dimanfaatkan dengan baik dapat dipergunakan untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia melakukan kegiatan yang diharapkan. <br />
3. Wewenang dibedakan ke dalam wewenang rasional hukumiah, tradisional, kharismatik; juga dapat dibedakan ke dalam wewenang hukum, teknis, terakhir dan operasional. <br />
4. Hierarki wewenang berupa rantai komando, kesatuan komando dan rentang manajemen. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Pelaporan (Akuntabilitas Wajib-Jawab) <br />
1. Pelaporan merupakan aspek ketiga hubungan di dalam organisasi, yaitu setelah tanggung jawab dan wewenang. <br />
2. Pelaporan adalah wajib beritahu atau wajib-jawab atas hasil-hasil atau prestasi kerja seseorang. <br />
3. Pelaporan merupakan turunan wewenang dan oleh karena itu perlu dipertanggung jawabkan dan dilaporkan hasil pemanfaatannya. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
STRUKTUR ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Struktur Organisasi Vertikal <br />
1. Struktur organisasi dapat formal, dapat pula informal. Struktur formal terdiri atas struktur vertikal dan horisontal. <br />
2. Struktur vertikal muncul karena adanya diferensiasi vertikal. Timbul hierarki baik struktur maupun proses. <br />
3. Hierarki struktur menentukan struktur komunikasi dan wewenang yang disebut kesatuan komando. Hierarki proses meliputi penentuan tujuan, strategi, kebijaksanaan, taktik/program, ukuran keberhasilan, pengawasan, serta hal-hal yang bertalian dengan pengambilan keputusan. <br />
4. Diferensiasi kegiatan secara vertikal menciptakan struktur piramida dengan tingkatan dan pelaksana sendiri. <br />
5. Proses organisasi meliputi usaha perincian tugas untuk mencapai tujuan, pembagian tugas agar mudah dilaksanakan, dan penciptaan mekanisme koordinasi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Struktur Organisasi Horizontal <br />
Karena kebutuhan menjalankan fungsi tertentu secara efisien dan efektif maka diciptakan struktur organisasi horisontal dengan diferensiasi horisontal. <br />
1. Dasar departementalisasi adalah (a) fungsi dan (b) divisi. <br />
2. Perubahan lingkungan mendorong diciptakannya struktur horisontal yang lebih luwes, antara lain struktur program, struktur matriks dan struktur adaptif-organik. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Struktur Organisasi Informal <br />
1. Organisasi informal adalah hubungan pribadi dalam organisasi yang mempengaruhi putusan di dalam organisasi tersebut tetapi ditiadakan dari skema formal dan tidak panggah dengan struktur formal organisasi. <br />
2. Organisasi informal tumbuh karena berbagai faktor baik ekstern (pendidikan, umur, senioritas, jenis kelamin, latar belakang etnis dan kepribadian), maupun intern (jabatan, upah, jadwal kerja, mobilitas, dan simbol status) <br />
3. Organisasi informal membentuk klik, status dan peranan, norma dan sanksi serta metode kerja sendiri lain dengan aturan formal. <br />
4. Organisasi informal dapat bermanfaat bagi pribadi anggota dan organisasi, namun juga dapat membahayakan organisasi. <br />
5. Organisasi informal berkembang dalam berbagai bentuk. <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
STRUKTUR ORGANISASI LAIN <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Struktur Organisasi untuk Pimpinan dan Komite <br />
1. Organisasi pimpinan diperlukan dalam bentuk Dewan Direksi dan Komisaris untuk menentukan tujuan organisasi, garis besar haluan perusahaan, kebijaksanaan dan program-program serta memilih pimpinan badan usaha. <br />
2. Komite bertugas menyelesaikan masalah khusus organisasi yang memerlukan pemikiran berbagai pihak dalam organisasi, kerja sama dan koordinasi pelaksanaannya. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Organisasi untuk Kelompok Kepentingan <br />
1. Perusahaan harus memperhatikan kelompok kepentingan seperti langganan, karyawan, perusahaan, masyarakat, pemerintah, perbankan, para penanam modal lain serta pesaing. <br />
2. Pembentukan public relations office (Purel) mewadahi kepentingan kelompok dalam masyarakat <br />
3. Purel harus menjalankan strategi "menjalin hubungan baik" dengan kelompok kepentingan, demi manfaat bersama. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Organisasi Penunjang dan Unit Fasilitas <br />
1. Guna membantu dan memperlancar kerja unit operasional perlu dibentuk unit penunjang dan fasilitas. <br />
2. Kebaikan unit pembantu ialah adanya spesialisasi dan fokus perhatian, namun keburukannya ialah memperlama putusan (kurang terkoordinasi) dan mahal. <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
DELEGASI, SENTRALISASI, DAN DESENTRALISASI <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Delegasi <br />
1. Delegasi merupakan proses manajer membebankan tugas-tugas luar; wewenang serta tanggung jawab untuk menyelesaikannya. Hal ini disebabkan manajer atau atasan tak mungkin menjalankan tugas-tugas sendiri. <br />
2. Delegasi harus mengikuti asas lengkap, jelas, dan cukup serta tak boleh ada gaps, overlaps, dan splits. <br />
3. Delegasi harus dilakukan oleh atasan dan diterima bawahan, untuk itu atasan harus benar-benar memberikan kebebasan pada bawahan untuk menyelesaikan tugas, berkomunikasi dengan bawahan, ada penyertaan pada bawahan, tujuan selalu digariskan, pembatasan wewenang dan tanggung jawab, bawahan dimotivasi, bawahan diberi pedoman, dilatih dan diawasi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Sentralisasi <br />
1. Sentralisasi merupakan konsentrasi wewenang dan pengambilan keputusan pada peringkat atas organisasi. <br />
2. Sentralisasi dilakukan bila bawahan tidak banyak yang tampil, organisasi kecil, ingin diperoleh putusan yang cepat. <br />
3. Bawahan dalam sentralisasi merupakan pelaksana. <br />
4. Dalam sentralisasi inisiatif dan kemampuan bawahan tak berkembang dan bila tak ada koordinasi dan motivasi. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Desentralisasi <br />
1. Desentralisasi perlu diselenggarakan dengan berkembangnya organisasi karena pimpinan tak akan mampu menjalankan sendiri segala sesuatu bagi perusahaan. <br />
2. Dengan desentralisasi atasan terbebas dari beban berat, sedang bawahan memperoleh kesempatan untuk berkembang. <br />
3. Desentralisasi perlu koordinasi dan kepemimpinan. <br />
4. Desentralisasi dilakukan bertahap. <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
PENGARAHAN, KOORDINASI, DAN KOMUNIKASI </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pengarahan <br />
1. Setelah fungsi perencanaan dan organisasi untuk tata laksana perusahaan selesai dirancang, perlu pengarahan kegiatan. <br />
2. Pengarahan merupakan cara pimpinan memberikan perintah pada bawahan untuk menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan. <br />
3. Pengarahan melalui instruksi haruslah masuk akal, lengkap, jelas, dan tertulis; selain itu perlu tindak lanjut, dipakai standar-standar dan konsultasi seperlunya. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Koordinasi <br />
1. Koordinasi penting untuk memadukan kegiatan dan tujuan berbagai unit suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien. <br />
2. Walau sulit dicapai karena berbagai alasan koordinasi harus diselenggarakan dengan penyederhanaan organisasi, harmonisasi kebijaksanaan dan program pemanfaatan metode komunikasi, mengutamakan tujuan, mengembangkan kebiasaan, memanfaatkan hubungan informal, komite dan penghubung. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Komunikasi <br />
1. Komunikasi merupakan proses penyampaian dan interpretasi informasi mereka yang bekerja di dalam organisasi. <br />
2. Komunikasi berperan besar di dalam rangka meningkatkan keefisiensian dan keefektifan kerja para anggota organisasi. <br />
3. Sistem komunikasi yang mewadahi proses komunikasi ada berbagai jenis dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
MOTIVASI, PROSES MEMPENGARUHI DAN KEPEMIMPINAN, SERTA KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN</b> <br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Motivasi <br />
1. Motivasi merupakan sesuatu yang berasal dari diri orang seorang, yang menyebabkan, menyalurkan, serta melestarikan perilaku seseorang. <br />
2. Dengan motivasi prestasi seseorang akan meningkat, mencegah konflik, menunjukkan kemampuan kepemimpinan seseorang, serta kepuasan kerja. <br />
3. Berbagai model/teori motivasi telah ditemukan orang. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Proses Mempengaruhi dan Kepemimpinan <br />
1. Pengaruh merupakan transaksi sosial di mana seseorang atau sekelompok orang digerakkan oleh seseorang atau sekelompok orang lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi. <br />
2. Metode mempengaruhi bermacam-macam, yaitu dengan kekuatan, fisik, penggunaan sanksi, keahlian dan kharisma; <br />
3. Ada hubungan antara pengaruh, kekuasaan dan wewenang; timbul kepemimpinan daripadanya; <br />
4. Kepemimpinan didekati dari sifat-sifat yang melekat pada seseorang, perilaku dan situasi tertentu. <br />
5. Gaya kepemimpinan bermacam-macam: <br />
a. yang berorientasi orang lawan yang berorientasi pekerjaan <br />
b. yang eksploitatif-otoritatif, otoritatif, konsultatif, dan partisipatif. <br />
c. keras-lunak. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Konflik dan Pengambilan Keputusan <br />
1. Walaupun fungsi, hubungan, struktur dan proses organisasi sudah diatur dengan baik, masih saja terjadi konflik karena satu dan lain hal. <br />
2. Konflik merupakan peristiwa di mana orang atau sekelompok orang merasa frustrasi oleh orang atau kelompok lain dan berperilaku seakan tak puas. <br />
3. Konflik dikatakan sebagai hal yang merugikan dan tak perlu, ada yang mengatakan dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan permasalahan; ada yang mengatakan bersifat fungsional dan perlu dikelola dengan baik. <br />
4. Sebab-sebab konflik bermacam-macam, yang penting bagaimana menstimulasi, mengurangi dan menyelesaikan konflik. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI SERTA ORGANISASI MASA DEPAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Perubahan Organisasi <br />
1. Perubahan organisasi perlu untuk mengikuti perubahan lingkungan agar organisasi itu dapat terus berkembang. <br />
2. Perubahan organisasi dilakukan dengan menghayati penting dan perlunya perubahan, mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah dan mendisain strategi pengobatan serta penilaian. <br />
3. Sumber perubahan itu bermacam-macam dan harus dimanfaatkan. <br />
4. Usaha melawan perubahan harus diredam. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Pengembangan Organisasi <br />
1. Pengembangan organisasi perlu agar organisasi dapat menangkal perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungan badan usaha. <br />
2. Pengembangan organisasi dilakukan dengan berbagai cara dan dengan menggunakan berbagai model diagnosis organisasi. <br />
3. Pengembangan sumber daya manusia di dalam organisasi pun perlu agar produktivitas sumber daya manusia meningkat; semangat kerja meningkat; kemandirian, kreativitas dan usaha inovatif maju, serta stabil dan luwes. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Organisasi Masa Depan <br />
1. Organisasi masa depan harus lebih memperhatikan lingkungan luar yang selalu beeubah sehingga dapat lebih tanggap dengan demikian tetap hidup, stabil dan bahkan berkembang. <br />
2. Berbagai ciri keefektifan organisasi perlu dihayati agar dapat dijadikan pegangan mengembangkan organisasi. <br />
3. Kecenderungan adanya heterogenitas, penting dan perlunya informasi dan berkurangnya kesetiakawanan sosial memaksa kita untuk selalu berusaha memilih personalia yang terbaik, membuat sistem informasi yang baik dan mengusahakan kedisiplinan dan kesetiaan yang tinggi<br />
<i>Sumber : www.ut.ac.id</i>ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-60115146003595458732009-11-19T18:26:00.000-08:002009-11-19T18:44:38.689-08:00EKMA4315 Akuntansi BiayaDeskripsi Matakuliah :<br />
EKMA4315 <br />
Akuntansi Biaya<br />
Mulyadi <br />
<br />
Harga Buku : Rp. 74.500,- (disertai multimedia)<br />
3 SKS - Modul 1-9 / Edisi 1 <br />
ISBN : 9796895706 <br />
DDC22 : 657.48 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2003 <br />
Mata kuliah ini membahas proses pencatatan, penggolongan, peningkatan dan penyajian informasi biaya untuk menentukan harga pokok produksi, baik menggunakan metode harga pokok pesanan, metode biaya standar maupun menggunakan metode harga pokok proses pada perusahaan manufaktur. <br />
<br />
pembelian online: <br />
http://ebook.ut.ac.id/product_info.php?cPath=21_33&products_id=155 <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah<br />
</b><br />
Mata kuliah Akuntansi Biaya (EKMA4315) ini membahas proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian informasi biaya, untuk menentukan harga pokok produksi baik dengan metode harga pokok pesanan maupun harga pokok proses dengan sistem biaya penuh (full costing), sistem biaya standar maupun sistem biaya variabel (variable costing). Informasi biaya di sini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Untuk metode harga pokok proses dibahas dengan berbagai variasi seperti adanya persediaan awal proses, produk hilang awal proses dan produk hilang akhir proses dan hal-hal yang terjadi selama proses produksi seperti produk rusak, produk cacat dan produk sampingan dengan berbagai perlakuan akuntansinya. Dengan usaha yang serius dari Anda untuk mempelajari BMP ini akan membantu dalam memahami sehingga dapat menghitung dan membuat laporan harga pokok produksi secara benar. <br />
BMP ini meliputi 9 modul berikut ini. <br />
Modul 1 mengenai Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menjelaskan pengertian akuntansi biaya, objek yang menjadi sasaran akuntansi biaya dan berbagai pengertian dasar mengenai biaya. <br />
Modul 2 mengenai Metode Harga Pokok Pesanan. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menjelaskan dan menghitung metode pengumpulan biaya dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan. <br />
Modul 3 mengenai Biaya Overhead Pabrik. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menghitung tarif biaya overhead pabrik dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen produksi. <br />
Modul 4 mengenai Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menghitung tarif biaya overhead pabrik dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui lebih dari satu departemen produksi. <br />
Modul 5 mengenai Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menjelaskan akuntansi biaya bahan baku dan tenaga kerja. <br />
Modul 6 mengenai Metode Harga Pokok Proses Pengantar. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menjelaskan metode pengumpulan biaya produksi dan menghitung biaya produksi serta menyusun laporan biaya produksi dalam perusahaan yang memproduksi produknya secara massal. <br />
Modul 7 mengenai Metode Harga Pokok Proses Lanjutan. Tujuan pokok bahasan ini agar Anda mampu menjelaskan metode pengumpulan biaya produksi dan menghitung biaya produksi serta menyusun laporan biaya produksi dalam perusahaan yang berproduksi secara massal dengan memperhitungkan adanya produk dalam proses pada awal priode dan memperhitungkan tambahan bahan baku dalam departemen setelah departemen produksi pertama. <br />
Modul 8 mengenai Penentuan Harga Pokok Produk Bersama dan Produk Sampingan. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menjelaskan dan menghitung biaya bersama, produk bersama dan produk sampingan serta perlakuan akuntansinya. <br />
Modul 9 mengenai Sistem Biaya Standar dan Penentuan Harga Pokok Variabel. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menghitung biaya standar, menjelaskan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya dan penilaian prestasi manajer juga dapat membedakan metode penentuan harga pokok penuh dan harga pokok variabel, menyajikan informasi yang disusun berdasarkan metode harga pokok variabel, dan mengetahui keunggulan dan kelemahan harga pokok variabel. <br />
Setelah mengikuti mata kuliah ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengertian akuntansi biaya dan kedudukan akuntansi biaya dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, menghitung dan membuat laporan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan maupun metode harga pokok proses, sistem biaya standar, sistem biaya penuh maupun sistem biaya variabel. <br />
Untuk lebih memudahkan dalam memahami Buku Materi Pokok mata kuliah ini, berikut ini disampaikan desain intruksional yang menggambarkan tujuan dari intruksional tiap topik bahasan dan kompetensi-kompetensi pendukung yang harus Anda kuasai untuk mencapai kompetensi utama mata kuliah ini. <br />
<br />
<b>Rangkuman Mata Kuliah<br />
</b><b>MODUL 1<br />
AKUNTANSI BIAYA DAN PENGERTIAN BIAYA </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Menejemen <br />
Secara garis besar akuntansi dapat dibagi menjadi dua tipe pokok: akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan menghasilkan informasi terutama untuk memenuhi kebutuhan pihak luar, sedangkan akuntansi manajemen menghasilkan informasi terutama untuk memenuhi kebutuhan para manajer dari berbagai jenjang organisasi. <br />
Karena perbedaan karakteristik pemakai informasinya, akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen menpunyai perbedaan karakteristik. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan mencakup perusahaan secara keseluruhan, berorientasi pada masa yang lalu, menpunyai rentang waktu yang kurang fleksibel, dibatasi oleh prinsip akuntansi yang lazim, ringkas, teliti, sama sekali tidak menyangkut aspek perilaku manusia dalam organisasi, dan bersumber pada ilmu ekonomi. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen mencakup bagian dari perusahaan, berorientasi pada masa yang akan datang, mempunyai rentang waktu yang fleksibel tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang lazim, terinci, memiliki unsur taksiran yang besar, berhubungan langsung dengan perilaku manusia dalam organisasi, dan bersumber pada ilmu ekonomi dan psikologi sosial. <br />
Pemahaman karakteristik kedua tipe akuntansi tersebut akan membantu Anda memahami karakteristik akuntansi biaya. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Akuntansi Biaya Merupakan bagian dari Akuntans Keuangan dan Akuntansi Menejemen <br />
Akuntasi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. <br />
Akuntansi biaya menghasilkan informasi biaya untuk memenuhi berbagai macam tujuan. Untuk tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya menyajikan biaya yang telah terjadi di masa yang lalu. Untuk tujuan pengendalian biaya, akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang diperkirakan akan terjadi dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, kemudian menyajikan analisis terhadap penyimpangannya. Untuk tujuan pengambilan keputusan khusus, akuntansi biaya menyajikan biaya yang relevan dengan keputusan yang akan diambil, dan biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus ini selalu berhubungan dengan biaya masa yang akan datang. <br />
Akuntansi biaya dapat berperan sebagai bagian dari akuntansi keuangan. Dalam hal ini akuntansi biaya harus memenuhi karakteristik akuntansi keuangan seperti yang telah dibahas dalam Kegiatan Belajar 1. Akuntansi biaya dapat pula berperan sebagai bagian dari akuntansi manajemen. Dalam hal ini akuntansi biaya harus memenuhi karakteristik akuntansi manajemen, seperti telah dibahas dalam Kegiatan Belajar 1. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Biaya <br />
Biaya merupakan objek yang diproses oleh akuntansi biaya. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. <br />
Tidak semua pengorbanan sumber ekonomi disebut dengan istilah biaya. Istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan pengorbanan sumber ekonomi, baik yang sudah terjadi maupun yang secara potensial akan terjadi adalah harga pokok dan rugi. <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Struktur Organisasi dan Proses Produksi suatu Perusahaan Manufaktur <br />
Akuntansi biaya dapat diterapkan baik dalam perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Dalam Modul 1 sampai dengan Modul 9, akuntansi biaya yang akan dibahas adalah akuntansi biaya yang diterapkan dalam perusahaan manufaktur. <br />
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan pokoknya mengolah bahan baku menjadi produk jadi dan memasarkan hasil produksinya tersebut. Ada tiga fungsi pokok dalam organisasi perusahaan manufaktur: fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum. <br />
Bagian-bagian yang dibentuk untuk melaksanakan fungsi produksi di bagi menjadi dua kelompok: bagian-bagian yang mengolah secara langsung bahan baku menjadi produk jadi dan bagian-bagian yang membantu menyediakan jasa untuk memperlancar proses pengolahan bahan baku departemen-departemen produksi dan kelompok kedua disebut departemen-departemen pembantu (jasa). <br />
Kegiatan Belajar 5<br />
Cara Penggolongan Biaya <br />
Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam kelompok biaya sesuai dengan kebutuhan pemakai. Pengelompokan biaya yang paling sederhana dan paling mendasar, yang selalu dilakukan oleh setiap perusahaan adalah pengelompokan biaya menurut objek pengeluaran. Biaya dapat dikelompokkan menurut fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan, menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai, menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan dan menurut jamgka waktu manfaatnya. <br />
Kegiatan Belajar 6<br />
Metode Pengumpulan Harga Pokok Produk <br />
Secara garis besar proses pengolahan produk dalam perusahaan manufaktur dapat dibagi menjadi dua kelompok besar: proses produksi berdasar pesanan dan proses produksi massa. Perusahaan yang proses produksinya berdasar pesanan mengumpulkan biaya produksinya dengan metode harga pokok pesanan. Perusahaan yang proses produksinya berupa produksi massa mengumpulkan biaya produksinya dengan metode harga pokok proses. <br />
Laporan laba-rugi perusahaan manufaktur dan laporan laba-rugi perusahaan dagang berbeda elemen yang tercantum di dalamnya. <br />
Kegiatan Belajar 7<br />
Sistem Akuntansi Biaya <br />
Secara garis besar sistem akuntansi biaya dibagi menjadi tiga yaitu: (1) sistem biaya sesungguhnya, (2) sistem biaya normal, (3) sistem biaya standar. Sistem biaya sesungguhnya adalah sistem pembebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik pada produk berdasar biaya sesungguhnya. Sistem biaya normal adalah sistem pembebanan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung pada produk berdasar biaya sesungguhnya, sedangkan biaya overhead pabrik berdasar tarif yang ditentukan di muka. Sistem biaya standar adalah sistem pembebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik pada produk berdasar biaya seharusnya. <br />
Kegiatan Belajar 8<br />
Metode Pembiayaan (Costing) <br />
Perusahaan dapat menggunakan dua metode costing yaitu: (1) metode costing penuh, dan (2) metode costing variabel. Metode costing penuh memasukkan semua biaya produksi ke dalam biaya produk sedangkan metode costing variabel hanya memasukkan biaya produksi variabel ke dalam biaya produk. Metode costing penuh menggunakan pendekatan fungsional untuk menyusun laporan laba-rugi sedangkan metode costing variabel menggunakan pendekatan variabilitas. Metode costing penuh digunakan oleh pihak eksternal sedangkan metode costing variabel banyak digunakan oleh pihak internal perusahaan. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
METODE HARGA POKOK PESANAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Siklus Akuntansi Biaya dalam Perusahaan Manufaktur <br />
Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan mengikuti siklus kegiatan usaha perusahaan yang bersangkutan. Siklus kegiatan perusahaan dagang dimulai dengan pembelian barang dagangan dan tanpa melalui pengolahan lebih lanjut, diakhiri dengan penjualan kembali barang dagangan tersebut. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya juga dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajian harga pokok barang yang dijual. Siklus perusahaan jasa dimulai dengan persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan. Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsikan untuk produksi serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan <br />
Perusahaan yang produksisinya berdasarkan pesanan memproses produksinya sesuai dengan spesifikasi pemesan, dan proses produksinya terputus-putus untuk memenuhi pesanan. Karakteristik kegiatan perusahaan ini menentukan karakteristik metode harga pokok pesanan yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi dalam perusahaan tersebut. <br />
Akuntansi biaya banyak sekali menggunakan rekening pembantu yang diawasi dengan membentuk rekening kontrol biaya dalam buku besar. Rekening kontrol yang digunakan untuk menampung biaya produksi adalah rekening-rekening: Barang dalam Proses, Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan. Rekening kontrol untuk menampung biaya non produksi adalah rekening-rekening: Biaya Administrasi dan Umum dan Biaya Pemasaran. Untuk merinci biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu digunakan kartu harga pokok produk, yang berfungsi sebagai rekening pembantu rekening Barang dalam Proses yang terdapat dalam buku besar. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Metode Harga Pokok Pesanan <br />
Dalam metode harga pokok proses, biaya produksi dibagi menjadi dua kelompok: biaya produksi langsung dan biaya produksi tak langsung. <br />
Biaya produksi langsung dibebankan kepada pesanan berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Untuk mencatat biaya produksi, baik yang langsung maupun tak langsung, di dalam buku besar disediakan rekening Barang Dalam Proses. Untuk merinci biaya produksi yang dicatat dalam rekening Barang Dalam Proses tersebut, dibentuk rekening pembantu berupa Kartu Harga Pokok. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
BIAYA OVERHEAD PABRIK <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik <br />
Perusahaan yang melaksanakan aktivitas suatu produk akan dibebani biaya overhead pabrik disamping biaya-biaya lain yang lebih penting. Hal ini biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik menurut sifatnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu: biaya bahan penolong, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya tenaga kerja tak langsung, beban biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap, beban biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu, dan biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai. <br />
Bila ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, maka biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu: biaya overhead pabrik tetap, Biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik semivariabel. <br />
Adapun unsur biaya overhead pabrik yang bersifat semivariabel dalam keperluan penentuan tarif dan pengendalian biaya, hal ini dapat dipecah menjadi dua yaitu: biaya tetap dan biaya variabel. <br />
Perusahaan di samping memiliki departemen produksi, juga mempunyai departemen-departemen pembantu. Dari hubungan antar departemen yang ada dalam pabrik, maka biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi dua yaitu: biaya overhead pabrik langsung departemen dan biaya overhead pabrik tak langsung departemen. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Langkah-Langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik <br />
Dalam perusahaan yang produksinya berdasar pesanan, biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Alasan penggunaan tarif yang ditentukan di muka untuk memperhitungkan biaya overhead pabrik ke dalam harga pokok produk adalah kebutuhan manajemen akan informasi harga pokok produk yang tidak dipengaruhi oleh adanya: perubahan tingkat kegiatan produksi yang bersifat sementara, perubahan tingkat efisiensi produksi, terjadinya biaya overhead yang bersifat sporadik, dan adanya biaya overhead yang terjadinya hanya pada saat-saat tertentu saja. Disamping itu dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produk per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan, sedangkan beberapa elemen biaya overhead pabrik ada yang baru dapat diketahui jumlahnya dengan pasti pada akhir periode. Dengan demikian penggunaan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka untuk membebankan jenis biaya tersebut kepada produk, merupakan sesuatu keharusan. <br />
Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik: menyusun anggaran biaya overhead pabrik, memilih dasar pembebanan, dan menghitung tarif biaya overhead pabrik. Dasar yang dapat dipakai sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk adalah: satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung dan jam mesin. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dan Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik <br />
Setelah tarif biaya overhead pabrik ditentukan, produk yang diproduksi dalam tahun anggaran dibebani biaya overhead pabrik dengan tarif tersebut. Dalam tahun anggaran tersebut dikumpulkan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Pada akhir tahun, biaya overhead yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Selisih yang terjadi antara biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan tarif dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dianalisis menjadi dua macam selisih: selisih anggaran dan selisih kapasitas. Selisih tersebut pada akhir tahun diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan atau diperlakukan sebagai penyesuaian perhitungan laba-rugi. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Langkah-langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Per Departemen <br />
Untuk pengendalian biaya dan penentuan harga pokok produk secara teliti, perlu diadakan departementalisasi biaya overhead pabrik dan ditentukan tarif biaya overhead pabrik per departemen produksi. Penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen ini sangat diperlukan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi. Pada dasarnya penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen tidak berbeda langkahnya dengan penentuan tarif tunggal untuk seluruh pabrik. Masalah yang perlu mendapat perhatian dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen pembantu lainnya dan ke departemen produksi. Secara garis besar alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi dapat dikelompokkan menjadi dua macam: metode alokasi langsung dan metode alokasi bertahap. Metode alokasi langsung dibahas dalam Kegiatan Belajar 1 ini, sedangkan metode alokasi bertahap dibahas dalam Kegiatan Belajar 2 dan Kegiatan Belajar 3. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Metode Alokasi Bertahap yang Memperhitungkan Jasa Timbal Balik Antar Departemen Pembantu <br />
Dalam Kegiatan Belajar 2 ini Anda telah mempelajari bagaimana mengalokasikan biaya overhead pabrik dengan memperhitungkan jasa timbal balik yang dikonsumsi oleh departemen pembantu. Metode yang digunakan untuk memperhitungkan transfer jasa timbal balik antardepartemen pembantu tersebut adalah metode alokasi kontinyu dan metode aljabar. Dua metode tersebut akan menjamin perhitungan tarif alokasi biaya departemen pembantu yang lebih teliti. bila dibandingkan Dengan metode alokasi langsung yang telah Anda pelajari dalam Kegiatan Belajar 1. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Metode Alokasi Bertahap yang tidak Memperhitungkan Transfer Jasa Timbal Balik AntarDepartemen Pembantu <br />
Dalam Kegiatan Belajar 3 Anda telah mempelajari secara lengkap mengenai bagaimana mengalokasikan biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen pembantu lain dan departemen produksi tanpa memperhitungkan jasa timbal balik antardepartemen pembantu, perhitungan tarif biaya overhead per departemen produksi, perhitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik. Dengan demikian Anda telah mempelajari secara lengkap saluran aspek akuntansi biaya overhead pabrik dan sudah siap untuk mempelajari akuntansi elemen harga pokok produk yang lain, yang akan saya sajikan dalam Modul 5 (Akuntansi Biaya Bahan dan Akuntansi biaya Tenaga kerja). <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Elemen Biaya yang Membentuk Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli <br />
Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan elemen harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli yang tercantum dalam faktur dari penjual ditambah biaya angkutan, biaya-biaya pembelian lain serta biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah. <br />
Biaya angkutan dapat diperlakukan dengan dua cara; diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli atau diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik. Biaya angkutan diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli dengan dasar perbandingan kuantitas, perbandingan harga faktur, atau dengan tarif yang ditentukan di muka. <br />
Dalam memperhitungkan biaya-biaya unit organisasi yang terkait dalam perolehan bahan baku, perusahaan membuat tarif pembebanan biaya pembelian untuk dibebankan kepada bahan baku yang dibeli. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai dalam Produksi <br />
Bahan baku yang disimpan di gudang berasal dari berbagai pembelian, yang kemungkinan besar mempunyai harga per satuan yang berbeda dari pembelian yang satu ke pembelian yang lain. Hal ini menimbulkan masalah pemilihan harga pokok per satuan bahan baku yang dipakai dalam produksi, metode penentuan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi adalah: metode identifikasi khusus, metode rata-rata bergerak, MTKP, metode biaya standar, metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan. <br />
Pencatatan persediaan bahan baku dapat dilakukan dengan metode mutasi persediaan atau metode persediaan fisik. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Masalah-masalah Khusus yang Berhubungan dengan Bahan Baku <br />
Sisa bahan merupakan bahan baku yang rusak dalam proses produksi, sehingga tidak dapat menjadi bagian produk jadi. Jika sisa bahan tidak mempunyai nilai jual, akibat yang ditimbulkan adalah harga pokok per satuan produk jadi menjadi lebih tinggi. Jika sisa bahan masih mempunyai nilai jual, masalah yang timbul adalah bagaimana memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut, sebagai pengurang biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, atau sebagai pendapatan di luar usaha. <br />
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. Masalah akuntansi yang timbul dari adanya produk rusak adalah bagaimana memperlakukan kerugian yang timbul dari adanya produk rusak tersebut. Kerugian adanya produk rusak dapat dibebankan kepada pesanan yang menghasilkannya atau diperhitungkan sebagai elemen biaya overhead pabrik. <br />
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, namun dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik. Masalah akuntansi yang timbul dari adanya produk cacat adalah bagaimana memperlakukan biaya pengerjaan kembali produk cacat tersebut. Biaya pengerjaan kembali produk cacat dapat dibebankan kepada pesanan yang menghasilkan produk cacat tersebut atau diperlukan sebagai elemen biaya overhead pabrik. <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Pengertian Biaya Tenaga Kerja dan Cara Penggolongannya <br />
Dalam perusahaan biaya tenaga kerja digolongkan dengan berbagai macam cara: menurut fungsinya pokok dalam perusahaan, menurut kegiatan bagian-bagian dalam perusahaan, menurut jenis pekerjaan, dan menurut hubungannya dengan produk atau jasa yang dihasilkan. <br />
Akuntansi biaya tenaga kerja melalui empat tahap: pencatatan distribusi biaya tenaga kerja, pencatatan utang upah, pencatatan pembayaran upah kepada karyawan yang berhak, dan penyetoran pajak penghasilan karyawan ke Kas Negara. <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
METODE HARGA POKOK PROSES PENGANTAR <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Metode Harga Pokok Proses Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk dalam Proses Awal <br />
Metode harga pokok proses diterapkan untuk mengolah informasi biaya produksi dalam perusahaan yang produksinya dilakukan secara massa. Metode harga pokok proses berbeda dengan metode harga pokok pesanan dalam hal pengumpulan biaya produksi, perhitungan harga pokok per satuan, klasifikasi biaya produksi, pengelompokan biaya yang dimasukan dalam elemen biaya overhead pabrik. <br />
Masalah pokok yang terdapat dalam metode harga pokok proses adalah bagaimana menentukan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen produksi berikutnya atau ke gudang dan bagaimana menentukan harga pokok produk yang pada akhir periode masih dalam proses di suatu departemen untuk menentukan harga pokok tersebut, diperlukan perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh suatu departemen untuk menghitung biaya per satuan produk yang dihasilkan oleh suatu departemen, perlu ditentukan unit ekuivalensi. Unit ekuivalensi ini dipengaruhi oleh jumlah produk selesai yang ditransfer ke departemen pada akhir periode, dan ada tidaknya produk yang hilang dalam proses. <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
METODE HARGA POKOK PROSES LANJUTAN <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Persediaan Produk dalam Proses Awal <br />
Harga pokok produk dalam proses awal menimbulkan masalah penentuan harga pokok produk selesai yang ditransfer dari suatu departemen ke departemen produksi berikutnya atau ke gudang. Untuk mengatasi masalah tersebut ada dua metode penentuan harga pokok: metode harga pokok rata-rata tertimbang dan metode masuk pertama, ke luar pertama. <br />
Dalam metode harga pokok rata-rata tertimbang, tiap elemen harga pokok yang melekat pada produk dalam proses dijumlahkan dengan elemen biaya produksi yang dikeluarkan dalam periode sekarang untuk menghitung harga pokok rata-rata tertimbang. Kemudian harga pokok rata-rata tertimbang ini dikaitkan dengan kuantitas produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang untuk menentukan harga pokok produk tersebut. <br />
Dalam metode masuk pertama ke luar pertama, harga pokok produk dalam proses awal merupakan harga pokok pertama yang membentuk harga pokok produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang. <br />
Tambahan bahan baku di departemen setelah departemen produksi yang pertama mempunyai dua kemungkinan: menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen yang bersangkutan atau tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen yang bersangkutan. Jika bahan baku tersebut tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen yang bersangkutan, tambahan biaya bahan baku tersebut hanya menambah biaya bahan baku per satuan dalam departemen tersebut. Jika bahan baku tersebut menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen yang bersangkutan, tambahan bahan baku tersebut akan berakibat terhadap penyesuaian harga pokok per satuan produk yang berasal dari departemen sebelumnya dan tambahan biaya bahan baku per satuan dalam departemen setelah departemen produksi pertama. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Biaya Bersama <br />
Untuk kepentingan penentuan penghasilan dan perhitungan harga pokok persediaan, biaya bersama perlu dialokasikan kepada produk bersama. Empat, metode alokasi biaya bersama kepada produk bersama adalah: metode nilai jual relatif, metode satuan fisik, metode rata-rata biaya per satuan, dan metode rata-rata tertimbang. Karena produk sampingan merupakan produk yang mempunyai nilai jual relatif jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk utamanya, maka ada dua kelompok metode perlakuan terhadap produk sampingan. Kelompok metode yang pertama tidak berusaha untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk sampingan, karena rendahnya nilai jual produk sampingan tersebut, sedangkan kelompok metode kedua berusaha mengalokasikan biaya bersama kepada produk sampingan. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
SISTEM BIAYA STANDAR DAN PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Definisi dan Deskripsi Sistem Biaya Standar <br />
Sistem biaya standar merupakan proses untuk menentukan biaya di muka yang mencerminkan biaya yang seharusnya untuk mengolah produk atau jasa, mengumpulkan biaya sesungguhnya, menghitung dan menganalisis selisih, serta perlakuan selisih biaya yang timbul. <br />
Beberapa manfaat yang diperoleh dengan pemakaian sistem biaya standar antara lain untuk: <br />
1. perencanaan kegiatan; <br />
2. koordinasi kegiatan antar bagian; <br />
3. pengambilan keputusan; <br />
4. pengendalian biaya; <br />
5. memungkinkan penerapan prinsip pengecualian; <br />
6. penentuan insentif para personal, serta <br />
7. mengurangi biaya administrasi. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Prosedur Akuntansi Biaya Standar, Analisis Selisih Komposisi dan Selisih Hasil <br />
Ada dua prosedur akuntansi biaya standar yakni pertama, metode rancangan tunggal (single plan) dan kedua, metode rancangan berat sebelah atau metode rancangan parsial (partial plan). <br />
Apabila menggunakan metode single plan maka ketentuannya adalah sebagai berikut: <br />
1) jika ada produk dalam proses awal, maka produk tersebut dimasukkan kembali ke rekening barang dalam proses sebesar standarnya; <br />
2) biaya pada periode tersebut dimasukkan ke rekening barang dalam proses sebesar standarnya, sehingga selisih biaya harus dihitung dan dianalisis terlebih dahulu; <br />
3) adanya produk selesai dipindahkan dari rekening barang dalam proses ke rekening persediaan produk selesai sebesar standarnya, serta <br />
4) adanya produk dalam proses akhir periode dipindahkan dari rekening barang dalam proses ke rekening persediaan produk dalam proses sebesar standarnya. <br />
Sedangkan apabila digunakan metode partial plan maka ketentuannya adalah sebagai berikut <br />
1) jika ada produk dalam proses awal, maka produk tersebut dimasukkan kembali ke rekening barang dalam proses sebesar standarnya; <br />
2) biaya pada periode tersebut dimasukkan ke rekening barang dalam proses sebesar biaya sesungguhnya; <br />
3) adanya produk selesai dipindahkan dari rekening barang dalam proses ke rekening persediaan produk selesai sebesar standarnya; <br />
4) adanya produk dalam proses akhir periode dipindahkan dari rekening barang dalam proses ke rekening persediaan produk dalam proses sebesar standarnya; serta <br />
5) selisih biaya harus dihitung dan dianalisis pada akhir periode dari perbedaan sebelah debet dengan sebelah kredit rekening barang dalam proses. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Perbedaan Harga Pokok Penuh dan Harga Pokok Variabel <br />
Penentuan harga pokok variabel bermanfaat untuk pengendalian manajemen dalam jangka pendek, khusuanya untuk perencanaan, pembuatan keputusan, dan pengendalian. Metode harga pokok penuh memasukan semua elemen biaya produksi, baik tetap maupun variabel, ke dalam harga pokok produk. Metode harga pokok variabel hanya memasukan elemen biaya produksi variabel ke dalam harga pokok produk. Terdapat perbedaan antara metode harga pokok penuh dan harga pokok variabel. Parbedaan tersebut dapat ditinjau dari segi elemen harga pokok, besarnya harga pokok persediaan, susunan laporan laba-rugi, besarnya laba-rugi. <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Penerapan Metode Penentuan Harga Pokok dan Kelemahan Harga Pokok Variabel <br />
Kegiatan Belajar 4 ini lebih menegaskan bahwa perbedaan laba antara metode harga pokok penuh dan metode harga pokok variabe1 dipengaruhi oleh perbedaan volume produksi dengan volume penjualan atau perbedaan parsediaan akhir dengan persediaan awal. Perbedaan tersebut besarnya ditentukan oleh biaya produksi tetap satuan. Harga pokok persediaan pada metode harga pokok penuh selalu lebih tinggi dibandingkan dengan pada metode harga pokok variabel. Metode harga pokok variabel mengandung beberapa kelemahan yaitu untuk pelaporan pihak luar, pemisahan biaya tetap dan variabel, dan penyimpangan asas pemanfaatan fasilitas<br />
<br />
<i>Sumber : www.ut.ac.id</i>ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-23404849691407280442009-11-19T18:19:00.000-08:002009-11-19T18:19:19.766-08:00EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisDeskripsi Matakuliah :<br />
<b>EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis<br />
Sri Handaru Yuliati </b><br />
<br />
<i>Harga Buku : Rp. 64.500,- (disertai multimedia)<br />
3 SKS - Modul 1-9 / Edisi 1 <br />
ISBN : 9796895692 <br />
DDC22 : 658.152 <br />
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2002 <br />
</i><br />
Mata kuliah ini adalah mata kuliah yang membekali saudara dengan keahlian menganalisis kelayakan suatu rencana usaha atau proyek berdasarkan aspek-aspek pemasaran, teknikal, keuangan, ekonomi, sosial, dampak lingkungan, manajemen dan hukum. <br />
<br />
pembelian_online: <br />
http://ebook.ut.ac.id/product_info.php?cPath=21_33&products_id=152 <br />
<br />
<b>Tinjauan Mata Kuliah<br />
</b>Mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis (EKMA4311) adalah mata kuliah yang membekali Anda dengan keahlian menganalisis kelayakan suatu rencana usaha atau proyek berdasarkan aspek-aspek pemasaran, teknikal, keuangan, ekonomi, sosial, dampak lingkungan, manajemen, dan hukum. Kemampuan dasar yang setidaknya Anda miliki sebelum mempelajari mata kuliah ini hendaknya Anda peroleh dari mata kuliah: Manajemen Keuangan (EKMA4213), Manajemen Sumber Daya Manusia (EKMA4214), Manajemen Operasi (EKMA4215), dan Manajemen Pemasaran (EKMA4216). <br />
Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan Anda mampu menganalisis rencana suatu usaha atau proyek berdasarkan aspek-aspek kelayakan suatu bisnis. Selanjutnya, lebih rinci sesuai dengan urutan Modul 1 hingga Modul 9 Anda diharapkan mampu untuk berikut ini. <br />
• Modul 1, menjelaskan latar belakang, ruang lingkup dan manfaat dilakukannya studi kelayakan. <br />
• Modul 2, menjelaskan teknik-teknik untuk melakukan analisis dan penilaian aspek pasar. <br />
• Modul 3, menjelaskan konsep-konsep dan menggunakan teknik-teknik yang dipelajari untuk melakukan analisis dan penilaian aspek teknikal. <br />
• Modul 4, menjelaskan cara menyusun dan menilai proyeksi-proyeksi keuangan proyek, menggunakan metode penilaian investasi untuk menilai kelayakan keuangan proyek, dan melakukan analisis risiko proyek. <br />
• Modul 5, analisis dan penilaian aspek ekonomi nasional dan manfaat sosial dari rencana investasi usaha. <br />
• Modul 6, menjelaskan konsep dan perlunya dilakukan serta langkah-langkah penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). <br />
• Modul 7, menjelaskan pentingnya dilakukan penilaian aspek manajemen dan menjelaskan apa saja yang harus dianalisis dalam analisis aspek manajemen dalam studi kelayakan. <br />
• Modul 8, menjelaskan pentingnya dilakukan penilaian aspek hukum dan menjelaskan apa saja yang harus dianalisis dalam analisis aspek hukum dalam studi kelayakan. <br />
• Modul 9, menjelaskan berbagai sumber pembiayaan rencana investasi atau proyek dan mampu menyusun suatu laporan studi kelayakan yang sistematis. <br />
Rangkuman Mata Kuliah<br />
<br />
<b>MODUL 1<br />
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Pengertian Studi Kelayakan Perusahaan <br />
Studi kelayakan merupakan penilaian yang menyeluruh untuk keberhasilan suatu proyek. Keberhasilan proyek memiliki pengertian yang berbeda antara pihak yang berorientasi laba dan pihak yang berorientasi nonlaba semata. Studi kelayakan ditujukan untuk mencapai keberhasilan dalam industrialisasi. Industrialisasi memiliki manfaat yang dapat diambil oleh suatu negara. Sebaliknya, industrialisasi bisa gagal karena kesalahan yang dilakukan oleh negara yang bersangkutan. Studi kelayakan proyek harus dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam industrialisasi suatu negara. Jadi, tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar dalam kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Kaitan Studi Kelayakan Perusahaan dengan Manajemen dan Ketidakpastian <br />
Studi kelayakan perusahaan sangat penting artinya bagi manajemen. Hal ini disebabkan oleh fungsi-fungsi yang terdapat di dalamnya, yaitu sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengadaan staf, pengarahan dan pengawasan. Kelima fungsi tersebut selalu ada dalam proses manajemen yang dijalankan oleh manajer untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasinya. <br />
Studi kelayakan adalah merupakan salah satu bentuk peramalan yang menghadapi ketidakpastian. Sekalipun sudah memperhitungkan berbagai risiko, namun perusahaan tetap harus waspada dan tidak menganggap studi kelayakan sebagai sesuatu yang mutlak akan <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Penilaian bagi Usaha Pencari Laba dan Bukan Pencari Laba <br />
Pada prinsipnya melakukan studi kelayakan dimaksudkan untuk menghindari dilaksanakannya proyek-proyek baik yang bertujuan mencari laba maupun bukan pencari laba yang tidak memberikan keuntungan dan manfaat. Hal tersebut perlu dipertimbangkan mengingat keterbatasan sumber-sumber yang digunakan bagi pelaksanaan proyek. <br />
Usaha pencari laba dan usaha bukan pencari laba memiliki perbedaan tekanan dalam penilaian proyeknya masing-masing. Usaha pencari laba biasanya ditangani swasta, memiliki tekanan pada besarnya keuntungan yang diperoleh oleh proyek yang bersangkutan di masa yang akan datang. Sebaliknya, usaha bukan pencari laba memiliki penilaian pada besarnya manfaat yang akan diperoleh masyarakat di masa yang akan datang. <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Manfaat Studi Kelayakan bagi Pihak-pihak yang Berkepentingan <br />
Penilaian proyek oleh lembaga atau perseorangan, yaitu pihak-pihak yang berkepentingan ternyata memiliki tujuan dan alasan yang berbeda-beda. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal ini bisa dikelompokkan dalam investor, kreditor, dan pemerintah. <br />
Pada prinsipnya tujuan ketiga pihak tersebut di dalam menilai proyek adalah untuk membantu pengambilan keputusan agar tidak terjadi kesalahan di dalam pengambilan keputusan mereka. Keputusan yang harus mereka ambil adalah menyangkut masalah penanaman dana yang berupa modal sendiri, pinjaman atau utang, atau mengadakan keputusan joint ventures. <br />
Kegiatan Belajar 5<br />
Kriteria Keputusan <br />
Dalam penilaian proyek sehubungan dengan pengambilan keputusan apakah suatu proyek akan dilaksanakan atau tidak, terdapat beberapa kriteria keputusan. Pada dasarnya kriteria keputusan tersebut terdiri atas dua pendekatan, yaitu pendekatan faktor-faktor dalam proyek secara individual dan pendekatan nilai proyek secara keseluruhan. Dalam praktiknya, kriteria profitabilitas komersial lebih dikenal dibandingkan kriteria-kriteria lain karena prosedur perhitungannya yang mudah dan jelas serta sudah dikenal oleh masyarakat. Walaupun kriteria profitabilitas ekonomi nasional kurang begitu dikenal, tetapi dalam kaitannya dengan penilaian sumbangan proyek terhadap perekonomian nasional, kriteria ini lebih mewakili dibandingkan dengan kriteria profitabilitas komersial karena memasukkan faktor-faktor lain yang sering tidak diperhitungkan dalam perhitungan profitabilitas komersial. Untuk proyek-proyek besar terutama yang dilakukan oleh pemerintah umumnya kriteria penilaiannya tidak lagi didasarkan semata-mata atas profitabilitas komersial melainkan dengan menggunakan kriteria yang lebih luas, yaitu profitabilitas ekonomi nasional. <br />
<br />
<b>MODUL 2<br />
PENILAIAN ASPEK PASAR DAN PEMASARAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Mencari dan Memilih Gagasan Proyek <br />
1. Pengembangan gagasan proyek yang favorable sangat diperlukan bagi keberhasilan proyek yang akan dilaksanakan dan merupakan langkah awal di dalam setiap melaksanakan studi kelayakan proyek. <br />
2. Jenis produk yang akan ditawarkan oleh proyek nantinya dapat ditujukan untuk tiga kepentingan: <br />
1. produk untuk memenuhi kebutuhan yang belum ada; <br />
2. produk untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sudah ada; <br />
3. produk yang dapat menggantikan produk yang sudah ada karena adanya beberapa kelebihan. <br />
3. Untuk menemukan gagasan dapat dilakukan dengan mencari kebutuhan, kemudian untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan tersebut atau dengan cara mendapatkan gagasan produk dan menciptakan permintaan atas produk yang dibuat tersebut. <br />
4. Di dalam mencari kebutuhan untuk melihat adanya kesempatan usaha dapat ditempuh dengan cara: <br />
• studi yang sudah ada; <br />
• analisis kebutuhan input-output industri; <br />
• analisis pertumbuhan penduduk dan demografi penduduk; <br />
• studi rencana pengembangan wilayah; <br />
• analisis perubahan sosial; <br />
• studi dampak undang-undang baru. <br />
5. Untuk mendapatkan gagasan produk demi melihat adanya peluang usaha dapat dilakukan melalui: <br />
• meneliti material lokal dan sumber daya lainnya; <br />
• mempelajari substitusi impor; <br />
• studi lokal skill dan implikasi teknologi baru; <br />
• menggunakan daftar industri; <br />
• penerbitan berbagai penemuan baru. <br />
6. Ada empat persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gagasan produk yang sehat, yaitu: <br />
• pasar saat ini; <br />
• pertumbuhan pasar potensial; <br />
• competitive cost; <br />
• risiko yang rendah. <br />
7. nformasi yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan pasar yang sudah ada adalah: <br />
• besar kecilnya pasar; <br />
• hubungan produk dengan kebutuhan; <br />
• hubungan kualitas dengan harga; <br />
• tersedianya sistem pemasaran; <br />
• kemungkinan ekspor. <br />
8. Informasi tentang pasar potensial sangat menentukan bagi keberhasilan proyek, informasi tersebut mencakup: <br />
• pertumbuhan pasar potensial; <br />
• pertumbuhan permintaan; <br />
• pertumbuhan pendapatan konsumen; <br />
• munculnya produk baru; <br />
• kecenderungan sosial, politik dan ekonomis. <br />
9. Studi kelayakan pendahuluan diperlukan untuk menghemat biaya, karena dengan demikian akan dapat dieliminasi gagasan-gagasan proyek yang hanya memiliki kemungkinan kecil untuk dilaksanakan dan kemudian dilakukan studi lebih lanjut terhadap gagasan yang mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dilaksanakan. <br />
10. Hal-hal yang harus dicantumkan dalam studi kelayakan pendahuluan suatu proyek meliputi: <br />
• gambaran produk; <br />
• gambaran pasar (market description); <br />
• persyaratan teknologi; <br />
• faktor-faktor produksi utama; <br />
• estimasi biaya operasi dan investasi; <br />
• estimasi keuntungan dan aliran kas; <br />
• data lain sebagai pelengkap yang diperlukan. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Pengertian Analisis Pasar dan Pemasaran (dalam Studi Kelayakan Perusahaan) <br />
Pelaksanaan analisis pasar penting karena suatu proyek tidak akan berhasil di kemudian hari tanpa adanya permintaan produk tersebut. Analisis pasar berfungsi untuk mencari gagasan proyek dan menilai kelayakan proyek dari aspek pasarnya. <br />
Analisis pasar mencakup analisis kualitatif dan kuantitatif yang pada umumnya meliputi deskripsi pasar; analisis permintaan masa lalu, sekarang dan akan datang; analisis penawaran barang masa lalu, sekarang dan masa datang; perkiraan pangsa pasar; kondisi persaingan dan program atau strategi pemasaran yang akan dilakukan. <br />
Tahap-tahap yang perlu dilakukan, antara lain menentukan tujuan studi, mengadakan studi informal dan studi formal yang mencakup pengumpulan data sekunder dan atau data primer, meneliti karakteristik permintaan saat ini, memperkirakan permintaan masa mendatang, merencanakan strategi pemasaran, dan menilai kelayakan proyek dari aspek pasarnya. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Menghitung Pasar Sekarang dan Pasar yang akan Datang <br />
Salah satu hal yang paling penting dalam melakukan analisis pasar dan pemasaran adalah mengukur dan meramalkan permintaan pasar. Pasar terdiri atas sekelompok konsumen potensial dan konsumen riil dari suatu penawaran. <br />
Prosedur yang bisa diikuti dalam mengadakan pengukuran dan peramalan pasar adalah pertama, mengadakan analisis ekonomi secara global, kedua, melakukan analisis industri, ketiga, mengukur dan meramalkan permintaan proyek, dan terakhir, mengadakan pengawasan peramalan. <br />
Pengukuran permintaan sekarang dilakukan untuk memprediksi permintaan yang akan datang yang terdiri atas pengukuran pasar potensial dan pangsa pasar. <br />
Peramalan permintaan dilakukan dengan teknik-teknik peramalan kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif mencakup judgment forecast, dan beberapa teknik survei lain, sedangkan teknik peramalan kuantitatif lebih dikenal dengan metode statistik yang terdiri atas analisis runtut waktu dan analisis regresi-korelasi. <br />
Setelah mengadakan peramalan dengan menggunakan teknik-teknik peramalan tertentu, perusahaan perlu mengadakan pengawasan peramalan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui telah sesuai tidaknya teknik peramalan yang digunakan. Jika belum sesuai dapat digantikan dengan teknik lain atau disesuaikan dengan kondisi yang ada. <br />
Tahap akhir adalah diadakannya analisis pesaing terutama dalam kaitannya dengan peramalan penjualan proyek dan penyusunan strategi pemasaran. <br />
Kegiatan Belajar 4<br />
Strategi Pemasaran <br />
Usaha-usaha memasarkan produk proyek diperlukan agar proyeksi penjualan yang telah ditentukan (target penjualan) di dalam laporan studi kelayakan dapat tercapai. Usaha pemasaran tersebut diwujudkan dalam strategi pemasaran untuk selanjutnya disusun suatu program pemasaran. Strategi pemasaran meliputi pengambilan keputusan atas rencana pengeluaran atau biaya pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi biaya pemasaran. Untuk melaksanakan strategi pemasaran maka perlu disusun suatu program pemasaran yang mencakup kebijakan produk, harga, saluran distribusi dan promosi. <br />
Kebijakan produk meliputi kualitas produk, pembungkusan, pemberian merek, dan pelayanan. Sedangkan kebijakan harga mencakup penentuan harga pada berbagai tahap dalam distribusi, potongan, pembayaran kredit, yang berkaitan dengan penentuan harga untuk proyek baru. <br />
Kebijakan saluran distribusi merupakan berbagai usaha yang dilakukan perusahaan dalam rangka penyediaan produk untuk memudahkan konsumen menjangkau dan mendapatkan produk yang diinginkan. Kebijakan promosi merupakan usaha perusahaan untuk memberi informasi tentang produknya kepada konsumen dan mempengaruhi mereka agar membeli produk. <br />
<br />
<b>MODUL 3<br />
PENILAIAN ASPEK TEKNIKAL <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Analisis Kebutuhan Teknikal Proyek <br />
Analisis teknikal selain mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan teknikal proyek juga menilai kelayakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut pada berbagai alternatif lokasi. <br />
Analisis teknikal perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi kegagalan proyek baik kegagalan jangka pendek, yaitu menyangkut masalah keuangan maupun kegagalan jangka panjang, yaitu menyangkut investasi tersebut secara keseluruhan. <br />
Tidak ada ukuran baku dalam menilai kelayakan teknikal, tetapi membandingkan dan menggunakan pengalaman proyek lain yang sejenis merupakan hal yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan teknikal. <br />
Untuk membuat analisis teknikal yang baik diperlukan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Informasi tersebut berupa informasi produk, informasi pasar, informasi bahan baku. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Tahapan Analisis Kelayakan Teknikal <br />
Dalam analisis teknikal, terdapat proses eliminasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan alternatif teknikal yang tidak sesuai dengan kondisi-kondisi intern maupun ekstern. Kondisi intern dalam hal ini adalah kondisi perusahaan yang bersangkutan dan kondisi ekstern adalah kondisi di luar perusahaan, misalnya peraturan pemerintah dan undang-undang. <br />
Persyaratan-persyaratan teknikal dalam setiap tahap dalam proses eliminasi perlu dipenuhi sehingga alternatif-alternatif yang tidak sesuai dengan persyaratan yang diharapkan atau direncanakan, sebaiknya dihilangkan sebagai elemen di dalam proyek. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pengambilan keputusan yang salah mengenai proyek sedini mungkin. Pengambilan keputusan yang salah bisa mengakibatkan kegagalan proyek di dalam pelaksanaannya. <br />
Persyaratan pertama yang perlu dipenuhi adalah berkenaan dengan pemilihan teknologi yang akan digunakan di dalam proyek. Persyaratan kedua melihat kemungkinan proyek menyimpang dari peraturan pemerintah atau undang-undang yang berlaku atau tidak. Persyaratan selanjutnya adalah menyangkut biaya produksi dan biaya alternatif teknikal lain dan perlu tidaknya dilakukan penelitian dan tes teknikal melalui laboratorium atau yang sejenis dan perlu tidaknya melakukan studi teknikal lebih lanjut. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Penilaian terhadap Elemen-elemen Teknikal Proyek <br />
Terdapat banyak elemen teknikal yang perlu dinilai dalam analisis teknikal suatu studi kelayakan perusahaan. Penilaian tersebut perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk memperkenalkan biaya produksi proyek. Elemen pertama adalah persediaan bahan baku, barang dalam proses maupun barang jadi. Selain itu, skedul produksi dan proses produksi perlu pula dilakukan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan proses produksi ini penting karena akan berpengaruh terhadap perencanaan mesin dan peralatan, kebutuhan ruangan dan peletakannya, peralatan pengangkutan bahan dan kebutuhan tenaga kerja. Semua elemen tersebut akan mempengaruhi luas dan bentuk bangunan proyek dan letak lokasi yang akan dipilih meskipun masih ada faktor lain yang mempengaruhi pemilihan lokasi. Misalnya, letak sumber bahan baku, letak pasar, letak sumber tenaga kerja, peraturan pemerintah setempat, sumber air, bahan bakar, dan tenaga pembangkit listrik serta, faktor lainnya. <br />
Penilaian elemen-elemen tersebut di atas dilakukan dengan menilai berbagai alternatif. Alternatif yang memiliki nilai ekonomis tertinggi dalam arti memiliki biaya terendah dengan alternatif yang dipilih. <br />
<br />
<b>MODUL 4<br />
PENILAIAN ASPEK KEUANGAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Membuat Laporan Keuangan dan Menghitung Aliran Kas <br />
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan adalah (1) pemilik perusahaan, (2) pemimpin perusahaan, (3) kreditor dan calon kreditor, (4) para investor, dan (5) pemerintah, yang masing-masing pihak mempunyai kepentingan dan sudut pandang yang berbeda. <br />
Suatu rencana penjualan harus didasarkan atas proyeksi pemasaran atau secara khusus, analisis aspek pemasaran. Banyak metode proyeksi (forecasting) untuk meramalkan penjualan di masa-masa mendatang. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Konsep Nilai Waktu Uang dan Metode-metode Penilaian Investasi <br />
Terdapat beberapa metode penilaian investasi yang dapat dipergunakan. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu, dalam penggunaannya, semua metode tersebut saling melengkapi. <br />
Secara teoretis, metode yang paling baik adalah net present value karena selain mudah, metode ini juga mempunyai asumsi yang lebih realistis dibandingkan dengan metode yang lain. <br />
Apabila investasi sebagian dibiayai dengan utang atau modal asing maka dalam memperkirakan aliran kas masuk bersih harus disesuaikan dengan bunga setelah pajak. Hal ini untuk menghindari perhitungan ganda (double counting). <br />
Bagi para investor, kas yang benar-benar ada atau akan diterima lebih relevan daripada laba seperti yang dilaporkan oleh bagian akuntansi. Oleh karena dengan kas, kewajiban finansial dapat terpenuhi. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Analisis Sensitivitas <br />
Analisis sensitivitas adalah teknik yang digunakan untuk menentukan dampak perubahan dari variabel-variabel tertentu, seperti harga produk, biaya bahan baku, dan biaya operasional keseluruhan. Analisis ini mencakup penentuan kemungkinan-kemungkinan perubahan dari variabel tersebut dan perhitungan pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap profitabilitas proyek. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi variabel yang paling berpengaruh terhadap hasil (outcome). Analisis ini berguna untuk menentukan konsekuensi dari perubahan variabel yang diukur dalam persentase. Berbagai metode digunakan untuk menganalisis sensitivitas, antara lain metode impas (break even analysis) model sederhana Maxim and Cook (1972) dan model aliran kas diskontoan (discounted cash flow model). <br />
<br />
<b>MODUL 5<br />
PENILAIAN ASPEK EKONOMI NASIONAL DAN MANFAAT SOSIAL </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Ruang Lingkup Analisis Ekonomi dan Analisis Keuangan <br />
Analisis ekonomi (economic analysis) adalah analisis yang memperhatikan manfaat dan pengorbanan yang ditanggung semua pihak dalam perekonomian. Sebaliknya, analisis keuangan (financial analysis) hanya memperhatikan manfaat dan pengorbanan yang diterima oleh perusahaan saja. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena adanya ketidaksempurnaan pasar, adanya proyek dan subsidi dan berlakunya konsep consumers surplus dan procedurs surplus. Di dalam analisis ekonomi termasuk pula analisis biaya dan manfaat sosial yang memperhatikan masalah eksternalitas, pendistribusian penghasilan, peningkatan saving yang menunjang investasi, dan pembagian merit wants. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penilaian Manfaat Proyek bagi Ekonomi Nasional <br />
Pada kegiatan belajar ini Anda telah mempelajari sejauh mana suatu proyek bernilai atau bermanfaat bagi perekonomian nasional. <br />
Rasionalisasi diadakannya analisis dan penilaian aspek kemanfaatan proyek bagi ekonomi nasional tersebut adalah untuk memilih proyek yang memanfaatkan sumber-sumber ekonomi nasional terbesar dan menghindari proyek-proyek yang secara nasional tidak bermanfaat. <br />
Dengan mendasarkan pada analisis biaya dan manfaat (cost and benefit analysis), profitabilitas ekonomi nasional bisa dihitung. Analisis biaya manfaat proyek lebih menitikberatkan pada usaha memasukkan seluruh faktor yang ada pada proyek, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada beberapa faktor yang dianggap penting saja. <br />
Aspek-aspek yang perlu dianalisis dalam analisis kemanfaatan ekonomi nasional ialah kemanfaatan proyek ditinjau dari Rencana Pembangunan Nasional. Nilai Tambah, distribusi Nilai Tambah, profitabilitas ekonomi nasional, kemanfaatan sosial, dan analisis biaya-manfaat. <br />
Dalam melakukan analisis biaya-manfaat, perlu diadakan penyesuaian-penyesuaian harga pasar, atau lebih dikenal dengan istilah shadow prices, agar benar-benar mencerminkan nilai sosial dari proyek yang dinilai. <br />
<br />
<b>MODUL 6<br />
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Eksternalitas dan Hakikat AMDAL <br />
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan maka untuk setiap laporan studi kelayakan harus dilengkapi dengan AMDAL. Bahkan boleh dikatakan AMDAL merupakan studi kelayakan pendahuluan suatu rencana kegiatan yang memiliki dampak penting pada lingkungan hidup. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Pelaksanaan AMDAL <br />
Pihak yang berkepentingan langsung dengan AMDAL adalah pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya pihak-pihak yang terlibat langsung dalam AMDAL adalah pengusaha, konsultan, instansi penanggung jawab, dan komisi penilai. AMDAL dimulai saat perencanaan usaha dimulai. <br />
Jenis usaha yang wajib AMDAL adalah kegiatan-kegiatan berskala besar, kompleks dan berbatasan langsung atau bisa mempengaruhi fungsi kawasan sensitif sehingga berdampak penting. <br />
Dokumen AMDAL terdiri atas KA-AMDAL, ANDAL, PKL, dan RPL. Keempatnya merupakan rangkaian hasil studi yang dilaksanakan secara berurutan. <br />
<br />
<b>MODUL 7<br />
ANALISIS ASPEK MANAJEMEN <br />
</b>Kegiatan Belajar 1<br />
Analisis Aspek Manajemen dalam Studi Kelayakan Bisnis <br />
Analisis dan penilaian aspek manajemen tidak kalah pentingnya dengan aspek-aspek lainnya karena meskipun proyek dinilai sehat, tanpa manajemen yang efektif proyek tersebut tidak akan berhasil di masa yang akan datang. <br />
Terdapat beberapa kemungkinan penyebab kegagalan manajemen, yaitu kegagalan memahami fungsi manajemen puncak, kegagalan memberikan tugas, wewenang tanggung jawab yang jelas kepada bawahan, kegagalan mendapatkan tenaga pemimpin yang berbakat, tidak ada pendelegasian, kurangnya kesadaran akan pentingnya profit dan biaya, kurangnya kesadaran penggunaan alat-alat akuntansi sebagai alat informasi manajemen, kurangnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia dan kurangnya kesadaran akan pentingnya fungsi pemasaran. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Manajemen Pembangunan Proyek <br />
Manajemen pembangunan proyek merupakan proses untuk merencanakan penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang kita rencanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada waktunya. Pelaksanaan pembangunan proyek tersebut bisa pihak yang mempunyai ide proyek itu, bisa juga diserahkan pada beberapa pihak lain. Siapa pun yang akan melaksanakan proyek tersebut, sponsor proyek perlu mengetahui kapan proyek itu akan mulai bisa beroperasi secara komersial. Beberapa teknik yang bisa dipergunakan untuk menyusun jadwal penyelesaian pembangunan tersebut adalah bagan Gantt, PERT, dan CPM. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Manajemen Masa Komersial dan Penilaian Aspek Manajemen Manajemen dalam operasi membicarakan mengenai rencana pengelolaan proyek dalam operasi komersial nantinya. Hal-hal yang direncanakan dalam pengelolaan operasi proyek ialah: <br />
• apa bentuk badan usaha yang sebaiknya dipergunakan; <br />
• jenis-jenis pekerjaan apa saja yang diperlukan agar usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar; <br />
• apa persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk bisa menjalankan pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan baik; <br />
• bagaimana struktur organisasi yang akan dipergunakan; <br />
• bagaimana memperoleh tenaga untuk memenuhi kebutuhan tersebut. <br />
Penilaian aspek manajemen proyek oleh calon kreditor pada umumnya meliputi identitas sponsor proyek, keikutsertaan dalam proyek dan motivasinya, kualitas individu, hasil yang dicapai di masa lalu, kelayakan berkredit, dan kepantasan manajemen. <br />
<br />
<b>MODUL 8<br />
ANALISIS ASPEK HUKUM </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Analisis Aspek Hukum <br />
Analisis dan penilaian aspek yuridis meliputi seluruh aspek yang ada dalam suatu proyek. Dilihat dari segi yuridis, pelaksanaan proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan prestasi dan kontraprestasi. Prestasi adalah pemenuhan kewajiban oleh suatu pihak dan kontraprestasi merupakan pemenuhan kewajiban oleh pihak lain. <br />
Ada beberapa hal yang perlu dianalisis, yaitu yang berkaitan dengan pelaksana proyek, proyek yang akan dilaksanakan, tempat kedudukan proyek yang akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan proyek, dan cara pelaksanaan proyek. <br />
Pelaksanaan proyek adalah individu (individu-individu) yang terlibat dalam pelaksanaan proyek atau lebih tepatnya adalah Sponsor Proyek. <br />
Proyek yang akan dilaksanakan perlu diteliti sesuai tidaknya dengan yang tercantum dalam Anggaran Dasar masing-masing. <br />
Tempat kedudukan proyek berkaitan dengan status tanah yang diperoleh sebagai tempat kedudukan proyek. <br />
Waktu pelaksanaan proyek dapat diteliti dari izin yang diperoleh masih berlaku atau sudah tidak berlaku. <br />
Cara pelaksanaan proyek dapat diketahui dari cara sponsor proyek mendapatkan tambahan modal, baik dari perorangan maupun dari Lembaga Keuangan Bank maupun NonBank. Khusus untuk cara perolehan dana dari Lembaga Keuangan baik Bank maupun NonBank, pihak lembaga keuangan perlu meletakkan dasar pengamanan yuridis. Pengamanan tersebut bersifat pencegahan dan penanggulangan. Cara pencegahan bisa dilakukan melalui persyaratan-persyaratan yang diajukan dalam rangka perolehan pinjaman. Sedangkan cara penanggulangan bisa dilakukan dengan pengenaan jaminan dan asuransi barang yang dijaminkan dengan klausula bank yang bersangkutan. <br />
<br />
<b>MODUL 9<br />
PENILAIAN USULAN PEMBIAYAAN PROYEK DAN PENYUSUNAN LAPORAN STUDI KELAYAKAN </b><br />
Kegiatan Belajar 1<br />
Sumber-sumber Dana Investasi <br />
Dalam Kegiatan Belajar 1 ini dibicarakan tentang, bagaimana menghitung kebutuhan dana yang diperlukan untuk investasi. Baik investasi untuk aktiva tetap, juga investasi pada aktiva lancar (modal kerja). Perhitungan modal yang dibicarakan di sini adalah dengan menggunakan cara menghitung periode keterikatan dana dalam modal kerja. Meskipun demikian, kita melihat ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan kalau kita menggunakan cara tersebut dan ingin menafsirkan hasilnya. <br />
Bagaimana cara kita membelanjai kebutuhan dana merupakan masalah yang menimbulkan banyak perdebatan dalam praktik, karena metode-metode dalam pembelanjaan ini bukan merupakan metode yang menggunakan pedoman yang normatif. Karena itu, "pedoman" yang banyak dipergunakan adalah yang memperhatikan faktor likuiditas dan rentabilitas. Tentu saja masalah ini baru timbul kalau kita bisa memilih sumber dana yang akan dipergunakan. Dalam praktik, mungkin kebebasan ini tidaklah seleluasa itu. Dengan demikian, kita perlu memperhatikan faktor keterbatasan ini. <br />
Kegiatan Belajar 2<br />
Penilaian Kelayakan bagi Investor dan Kreditor <br />
Penilaian proyek oleh lembaga atau perseorangan, yaitu pihak-pihak yang berkepentingan ternyata memiliki tujuan dan alasan yang berbeda-beda. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal ini bisa dikelompokkan dalam investor, kreditor, dan pemerintah. <br />
Pada prinsipnya tujuan ketiga pihak tersebut di dalam menilai proyek adalah untuk membantu pengambilan keputusan agar tidak terjadi kesalahan di dalam pengambilan keputusan mereka. Keputusan yang harus mereka ambil adalah menyangkut masalah penanaman dana yang berupa modal sendiri, pinjaman atau utang, atau mengadakan keputusan joint-ventures. <br />
Kegiatan Belajar 3<br />
Penyusunan Laporan Studi Kelayakan <br />
Laporan studi kelayakan harus memenuhi persyaratan, seperti: <br />
• komunikatif; <br />
• didokumentasikan agar dapat dipergunakan sebagai alat pengawasan; <br />
• bersifat objektif dalam mengemukakan informasi; <br />
• realistis dengan didasari data dan analisis yang dapat dipertanggungjawabkan. <br />
Dengan syarat-syarat tersebut laporan harus mampu menarik minat calon investor dan kreditor untuk menyediakan dana serta pemerintah agar bersedia membantu dengan memberikan berbagai kemudahan-kemudahan. Laporan studi kelayakan harus mampu menunjukkan jaminan adanya keuntungan yang cukup dan prospek yang baik. <br />
Meskipun belum ada bentuk yang standar mengenai laporan studi kelayakan proyek, namun beberapa contoh dalam modul ini kiranya dapat membantu Anda, hal-hal apa saja yang seharusnya disajikan dalam laporan studi kelayakan proyek. <br />
<br />
<i>Sumber :www.ut.ac.id</i>ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4841542886540223654.post-86035709763770962852009-11-18T17:53:00.000-08:002009-11-18T17:53:42.115-08:00Seminar Nasional UT 2008SEMINAR NASIONAL "KONTRIBUSI PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH (PJJ) DALAM PENCAPAIAN <i>MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs</i>)". Seminar ini diselenggarakan oleh Universitas Terbuka (UT) bersama dengan Asosiasi Profesi Pendidikan Jarak Jauh Indonesia (APPJJI) dan Ikatan Alumni Universitas Terbuka (IKA-UT) tanggal 10 Maret 2008. Tujuan seminar adalah untuk memperoleh masukan tentang peranan pendidikan dan khususnya PJJ dalam pencapaian MDGs.<br />
Topik Utama : Peranan Pendidikan dalam mencapai MDGs.<br />
Topik Sesi Paralel :a.) Paredigma dan konsep PJJ dalam pencapaian MDGs. b.) Inovasi PJJ dalam mendukung MDGs. c.)Manajemen PJJ.<br />
Peserta : Peserta Seminar terdiri dari akademisi dan praktisi pendidikan jarak jauh dari seluruh Indonesia, anggota APPJJI, Alumni UT, pemerhati PJJ, dosen, mahasiswa, dan tamu undangan lainnya.ALUMNI UT JAKARTAhttp://www.blogger.com/profile/12822439646957327223noreply@blogger.com0